Ibupedia

Kerap Dimanjakan Sejak Kecil, Yuk Kenalan Dengan Generasi Strawberry

Kerap Dimanjakan Sejak Kecil, Yuk Kenalan Dengan Generasi Strawberry
Kerap Dimanjakan Sejak Kecil, Yuk Kenalan Dengan Generasi Strawberry

Pernahkah Ibu mendengar istilah generasi strawberry? Yup! Generasi strawberry adalah istilah yang pertama kali digunakan oleh masyarakat Taiwan untuk anak-anak yang dianggap "lemah". Istilah ini kemudian digunakan kembali oleh Prof. Rhenald Kasali melalui bukunya yang bertajuk, Strawberry Generation: Mengubah Generasi Rapuh Menjadi Tangguh di tahun 2017. 

Melalui bukunya, Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia tersebut berupaya mengingatkan orang tua agar tidak terlalu memanjakan anak sejak kecil. Sebab, menerapkan generasi strawberry pada anak dapat memberikan dampak negatif bagi perkembangannya kelak.

Lantas, apa itu generasi strawberry? Siapa saja yang tergolong menjadi bagian dari generasi strawberry? Serta bagaimana pola asuh yang tepat untuk generasi tersebut? Yuk, berkenalan lebih dekat dengan generasi strawberry!

Pengertian generasi strawberry

Berdasarkan artikel ilmiah berjudul Kajian Psychological pada filosofi hidup Suku Banjar “Waja Sampai Kaputing” pada Strawberry Generation yang terbit dalam Jurnal Satwika Vol. 6 tahun 2022, generasi strawberry artinya, merujuk pada anak-anak yang memiliki banyak ide kreatif namun rapuh dan mudah menyerah.

Istilah ini semakin populer digunakan meski keberadaannya tidak menggantikan penyebutan generasi berdasarkan tahun lahir, seperti generasi milenial, alpha, maupun Z. Pertanyaannya, generasi strawberry kelahiran tahun berapa? 

Pada dasarnya, istilah generasi ini digunakan sebagai analogi untuk menggambarkan watak atau karakteristik tertentu pada suatu generasi. Namun, akhir-akhir ini generasi strawberry merujuk pada anak-anak yang lahir di sekitar tahun 2000-an.

Karakteristik anak generasi strawberry

Ibu, setelah memahami pengertian generasi strawberry penting pula untuk mempelajari karakteristik dari anak-anak yang tergolong dalam generasi tersebut. Melihat dari analogi yang digunakan, secara sederhana bisa dilihat bahwa generasi strawberry adalah anak-anak yang terlihat "menarik" di luar, tetapi sebenarnya lembek atau kurang gigih.

Terdapat sisi positif dan negatif dari karakteristik anak-anak generasi strawberry. Sisi positifnya, generasi strawberry adalah mereka yang berani menyuarakan pendapat, kreatif, mudah beradaptasi, suka tantangan, dan tidak hanya bekerja demi uang semata. 

Akan tetapi, jika dilihat dari sisi negatifnya anak-anak generasi ini cenderung ingin sukses secara instan. Di samping itu, mereka juga mudah menyerah, tersinggung, dan kurang bertanggung jawab. Akibatnya, anak-anak ini lebih tidak siap dalam menerima kritik serta bersaing di dalam kehidupan sehari-harinya.

Pemicu munculnya generasi strawberry

Munculnya generasi strawberry tentu bukan tanpa sebab. Mengutip dari artikel ilmiah bertajuk Strawberry Generation: Dilematis Keterampilan Mendidik Generasi Masa Kini, ada beberapa hal yang bisa menyebabkan lahirnya generasi strawberry. Pertama, pola asuh yang dilakukan oleh orang tua terhadap anak-anak mereka. 

Biasanya, anak-anak yang terlalu dimanjakan sejak kecil tumbuh menjadi individu yang egois, cenderung malas, dan arogan saat dewasa. Kedua, kebiasaan orang tua maupun anak-anak dalam mendiagnosa kondisi diri sendiri tanpa pemeriksaan ahli. 

Kondisi ini memicu terbentuknya mental yang lebih mudah putus asa, dan tidak termotivasi di dalam persaingan. Ketiga, pemicu generasi strawberry adalah faktor penggunaan internet dan media sosial. 

Tanpa pengawasan dan arahan yang tepat, anak-anak generasi ini cenderung terbentuk menginkan segala sesuatu secara instan. Mereka tidak lagi membaca buku, tetapi langsung mencari jawaban dari mesin pencari. 

Mereka juga menjadikan standar hidup orang lain, seperti selebgram, Youtubers, atau Tiktokers sebagai standar kehidupannya. Dengan begitu, ketika kehidupannya tidak seperti apa yang dilihat di internet dan media sosial, anak generasi strawberry akan mengeluh dan menyerah.

Pola asuh yang dianjurkan

Nah, untuk mencegah terbentuknya anak-anak generasi strawberry, Ibu dan Ayah perlu menerapkan beberapa anjuran pola asuh yang sesuai dengan kondisi mereka. Upaya ini dilakukan agar, anak lebih tangguh dalam menghadapi berbagai situasi dan kondisi di kehidupannya kelak.

Ibu dan Ayah bisa membantu anak, agar tumbuh tangguh dengan cara memberi kesempatan anak untuk menyelesaikan masalahnya sendiri. Hal ini bisa memotivasi anak untuk tidak selalu bergantung pada orang lain, termasuk kedua orang tuanya. Selain itu, Ibu dan Ayah juga bisa memberi kepercayaan penuh kepada anak dalam membuat suatu keputusan. Biarkan anak-anak sekali waktu memegang kendali demi menumbuhkan rasa tanggung jawab dalam dirinya.

Lebih lanjut, beri pengertian dan ajarkan anak untuk bisa menerima dan menghadapi kegagalan. Pasalnya, saat tumbuh dewasa kelak ia tidak selalu akan menjadi pemenang. 

Ajarkan anak untuk bisa bangkit dari kegagalan dan belajar memperbaiki kesalahannya, agar bisa menjadi individu yang lebih baik lagi. Terakhir, selalu dampingi anak dalam menggunakan internet dan media sosial. Ini penting agar mereka bisa bersikap bijak dan realistis dalam menata ekspektasi.

Mendidik anak generasi strawberry artinya Ibu dan Ayah perlu memberi contoh sebagai individu yang tangguh. Dengan begitu, anak-anak bisa melihat dan meniru sehingga mereka tidak lagi mudah rapuh. Tentu saja, belum terlambat bagi Ibu dan Ayah untuk membantu anak generasi strawberry tumbuh tangguh. Semoga berhasil, ya!

Editor: Aprilia 

Follow Ibupedia Instagram