Kualitas Udara di Jakarta Jadi yang Terburuk, Ini 7 Cara Tepat Melindungi Keluarga dari Polusi
Kualitas udara di Jakarta tercatat masih jadi yang terburuk ketujuh dunia pada 30 Juni 2022. Berdasarkan indeks AQI US kualitas udara di Jakarta sebesar 153, tepatnya masih berada di zona oranye. Angka tersebut menunjukkan bahwa kualitas udara di Jakarta masuk kategori tidak sehat. Konsentrasi udara di Jakarta saat ini 11,8 kali lebih besar dari nilai panduan kualitas udara yang ditetapkan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO).
Indikator udara sehat atau bersih berada di zona hijau dengan indeks 0-50. Sementara itu, indeks udara paling kotor atau memiliki tingkat polutan tertinggi berada di zona merah dengan indeks 151-200. Singapura menjadi satu-satunya negara di Asia Tenggara yang masuk dalam zona hijau atau negara dengan kualitas bersih dengan indeks 43.
Lantas, apa yang dilakukan jika kualitas udara di Jakarta tidak sehat dan berbahaya bagi kesehatan? Berikut ada sejumlah cara efektif yang bisa dilakukan. Yuk, simak selengkapnya di sini.
1. Meningkatkan fungsi ventilasi udara
Dikutip dari Webmd, kualitas udara di dalam rumah sama pentingnya dengan udara di luar rumah. Terlebih hampir sebagian besar waktu dihabiskan di rumah untuk beristirahat. Oleh karena itu, penting bagi Ibu memastikan sirkulasi udara berjalan dengan baik. Salah satunya adalah dengan cara meningkatkan fungsi ventilasi udara yang ada. Misalnya, membuka seluruh pintu dan jendela rumah di pagi hari agar proses pertukaran udara berlangsung maksimal.
2. Perbanyak tanaman hijau di rumah
Kualitas udara di Jakarta yang buruk bisa mempengaruhi kesehatan saluran napas masyarakat yang tinggal di sekitarnya. Untuk menyiasati kondisi udara yang demikian, Ibu bisa memperbanyak tanaman hijau di dalam maupun di luar rumah. Ibu bisa menanam pohon di halaman rumah atau meletakkan pot-pot berisi tanaman hijau di dalam rumah. Jenis tanaman indoor, seperti aglaonema atau tanaman chinese evergreen, lidah mertua, maupun sirih gading sangat cocok karena berperan penting dalam menyaring polutan.
3. Rutin mengganti filter AC
Suhu udara panas di Jakarta membuat sebagian besar masyarakatnya menggunakan pendingin udara atau AC di rumah. Apakah Ibu termasuk salah satunya? Jika iya, pastikan Ibu sudah rutin mengganti filter AC. Filter berfungsi menyaring debu dan kotoran halus yang bisa mencemari udara yang dikeluarkan dari AC. Di samping itu, mengganti filter AC dengan rutin bisa memastikan kinerja mesin tetap optimal dalam jangka panjang. Artinya, mesin AC lebih awet dan terhindar dari kerusakan.
4. Gunakan penyedot asap di dapur
Selanjutnya, Ibu juga perlu menggunakan penyedot asap di dapur. Alat ini berperan penting untuk mengurangi polusi udara yang muncul di tengah aktivitas memasak. Termasuk jika Ibu menggunakan kompor elektrik. Polusi udara seperti karbon dioksida tetap bisa dihasilkan dari aktivitas menggoreng, sehingga alat penyedot asap di dapur tetap dibutuhkan. Jadi, jangan lupa nyalakan dulu alat penyedot asap yang ada sebelum Ibu memulai aktivitas memasak, ya!
5. Bersihkan karpet dari debu dan kotoran
Kualitas udara di Jakarta yang tidak sehat akan lebih buruk jika perlengkapan rumah tangga maupun furnitur di dalam rumah berdebu. Terlebih jika Ibu menggunakan karpet di sejumlah ruangan dalam rumah. Pastikan untuk membersihkan karpet dari debu dan kotoran dengan vacuum cleaner secara rutin. Karpet yang bersih tidak hanya menghasilkan kualitas udara yang bersih, tetapi juga pemandangan yang indah di rumah karena tidak ada lagi debu dan kotoran yang mengganggu.
6. Gunakan air purifier
Ibu bisa menggunakan air purifier di dalam rumah untuk menyaring polusi atau kotoran yang bisa mencemari udara. Air purifier merupakan alat rumah tangga canggih yang dilengkapi dengan filter HEPA, yang bisa menyaring polutan, seperti debu, serbuk sari, dan bulu hewan peliharaan. Artinya, jika Ibu maupun anggota keluarga memiliki alergi tertentu maka alat ini sangat efektif digunakan. Jangan lupa, rutin ganti filter air purifier untuk menjaga kebersihan dan memastikan alat berfungsi secara optimal dalam jangka panjang.
7. Ganti gorden di rumah secara berkala
Terakhir dan tidak kalah penting, yaitu mengganti gorden di rumah secara berkala. Gorden termasuk vitrase (gorden tipis) yang digunakan rentan berdebu dan kotor, sehingga bisa mempengaruhi kualitas udara di dalam rumah. Oleh karena itu, Ibu perlu menggantinya secara berkala. Setidaknya ganti gorden setelah pemakaian selama tiga bulan. Cuci gorden yang kotor dengan air hangat agar debu dan kotoran yang menempel bisa terangkat sempurna.
Kualitas udara di Jakarta yang tidak sehat memang PR bagi Ibu dan masyarakat yang tinggal di sekitarnya. Pastikan untuk melakukan cara-cara tadi untuk memastikan kebersihan udara di dalam rumah. Jangan lupa, selalu gunakan masker saat keluar rumah karena debu dan polusi udara bisa menyebabkan infeksi saluran nafas.
Di samping itu, perbanyak konsumsi sayur dan buah untuk melindungi kesehatan tubuh dari dalam. Sayur dan buah diperkaya dengan vitamin yang bisa menjaga daya tahan tubuh agar tidak mudah terpapar virus penyakit. Semoga informasi tadi bermanfaat bagi Ibu dan seluruh anggota di rumah. Sehat selalu, ya Ibu!
Editor: Atalya