Lakukan 12 Hal Ini Usai Bertengkar dengan Pasangan
Pertengkaran adalah hal normal yang biasa terjadi di antara pasangan. Seperti hal lainnya, ada sisi positif dan negatif dari pertengkaran dengan pasangan. Pertengkaran akan membantu pasangan saling memahami lebih jauh dan terlatih untuk menghadapi masalah berdua.
Bumbu pertengkaran ini juga akan membuat pasangan saling menghargai pilihan, pendapat, kekurangan dan kelebihan satu sama lain. Sehingga secara tidak langsung pertengkaran memiliki dampak positif membuat hubungan lebih langgeng.
Di sisi lain, jika pertengkaran tidak digunakan sebagai refleksi sebuah hubungan, justru akan menjadi sumber masalah baru dan mengarah pada keretakan hubungan atau perceraian.
Untuk itu, penting bagi setiap pasangan menemukan pola yang sesuai dalam usahanya untuk berbaikan setelah terjadi pertengkaran. Hal-hal apa yang sebaiknya dilakukan setelah bertengkar dengan pasangan dapat disimak pada penjabaran berikut ini:
Ambil Waktu Untuk Menyendiri
Setelah kobaran api yang menyala sambil saling melempar argumen, masing-masing pasti ingin menjauh dari pasangannya. Alasan pertama biasanya dikarenakan sesudah berdebat, seseorang enggan berdekatan dengan lawan debatnya.
Tentu masih terbawa emosi. Sehingga keputusan untuk saling menyendiri selama beberapa waktu adalah hal yang baik untuk dicoba. Mendinginkan situasi dengan cara saling menyendiri bisa juga jadi pencegah agar pertengkaran tidak berlarut-larut.
Di samping itu, sebaiknya kita tidak terlalu tersinggung jika pasangan ingin sejenak tidak melihat atau tidak menemui kita. Jika kita juga merasa perlu menyendiri, katakan dengan jelas pada pasangan, agar sama-sama tidak memiliki asumsi negatif.
Menulis Surat Cinta
Bila telah mereda, tidak ada salahnya menulis surat untuk pasangan. Laman Fatherly menyarankan menulis surat sebagai bagian dari momen meredakan emosi usai bertengkar dengan pasangan. Menulis dipercaya sebagai cara meditatif yang baik untuk mencurahkan isi hati.
Tulislah perasaan usai bertengkar dengan pasangan dan keinginan kita tentang solusi dari masalah yang diperdebatkan. Bila ingin menunggu hingga tak ada lagi amarah yang berkobar untuk menulis sesuatu untuk pasangan, ini justru akan membantu pasangan memahami perasaan kita lebih dalam. Kadang tulisan lebih banyak mengungkap setiap bentuk perasaan ketimbang obrolan.
Jangan Menghindar Ketika Pasangan Memulai Diskusi
Yang terjadi saat salah satu pihak ingin mulai bicara dari hati ke hati, pasangan yang satu lagi justru jutek nggak karu-karuan karena amarah yang belum reda. Sikap demikian justru akan membangun pertengkaran season kedua.
Jika pasangan mulai membuka obrolan dengan berpendapat ini dan itu, dengarkan saja dulu. Benar-benar dengarkan dan jangan sekadar akan dikeluarkan lagi dari telinga. Kerelaan hati untuk mendengarkan akan membantu kita tidak hanya meresapi kalimat dari pasangan, tapi juga mengintrospeksi diri. Cara ini juga membantu agar pikiran lebih terbuka dan lebih mudah menemukan solusi.
Ngobrol untuk Cari Solusi, Bukan Memulai Pertengkaran Baru
Setelah mendengarkan pasangan dengan segenap kerelaan hati, mulailah juga untuk mengemukakan perasaan kita. Ngobrol perlu diatur dengan tenang agar bisa menemukan solusi, bukan memulai pertengkaran baru. Seringkali diskusi setelah bertengkar dengan pasangan malah jadi saling tuding lagi.
Cobalah kemukakan alasan yang membuat kita sangat marah. Kemudian, dengan menggunakan teknik komunikasi I-Message, cobalah bicara tentang apa yang kita rasa dan ingin pasangan kita lakukan. Dengan I-Message, penerimaan pasangan terhadap pernyataan kita akan lebih mudah diterima.
Maaf Saja Tak Cukup Jika Pasangan Masih Sakit Hati
Kalimat “maaf saja tak cukup” ternyata benar adanya, bukan sekadar kiasan parodi. Karena maaf saja belum bisa mewakili situasi di mana kita sudah mengerti benar masalah dengan pasangan akarnya apa dan bagaimana penyelesaiannya.
Seringkali pasangan yang mengatakan “aku minta maaf” hanya berhenti pada pernyataan itu, dengan harapan akan langsung dimaafkan dan masalah selesai. Kemasannya harus diubah.
Katakan, “Aku bisa ngerti pendapat kamu. Aku pun punya pendapat berbeda. Apa yang aku yakini dan kamu yakini mungkin tidak sejalan, jadi aku harap itu nggak bikin kita jadi berantem terus. Aku minta maaf karena sudah teriak dan bentak kamu. Aku ingin kita saling mengerti kekurangan masing-masing dan mencari solusi yang tidak merugikan siapa pun.”
Agak ribet kedengerannya, tapi worth to try, lho. Maaf sudah diajukan, masalah sudah terungkap, dan solusi bersama bisa dirundingkan.
Hindari Menggunakan Lelucon untuk Mencairkan Suasana
Nggak semua orang bisa langsung ‘klik’ sama lelucon yang dilontarkan kepadanya. Untuk mencairkan suasana usai bertengkar dengan pasangan, lelucon bukan hal pertama yang disarankan, kecuali memang kondisi sudah benar-benar dingin dan masing-masing sudah memperlihatkan aura bahagia.
Kalau masih sensitif, lelucon apa pun bisa jadi garing. Kalau sudah tidak lagi sensitif dan sekiranya leluconnya biasa berhasil, tentu tidak masalah untuk dicoba. Ingat, lelucon itu butuh tik-tok dari kedua belah pihak. Kalau cuma dari satu pihak, ya jadi nggak lucu deh.
Maafkan Pasangan, Maafkan Diri Sendiri
Di momen usai bertengkar dengan pasangan, selain amarah, ada juga rasa sedih yang biasanya muncul. Kadang kecewa juga ikut campur. Tidak apa memiliki banyak emosi di waktu bersamaan. Bila sudah berhasil menenangkan diri, memaafkan pasangan lebih dulu, lalu memaafkan diri sendiri bisa kita lakukan agar lebih mudah berbaikan setelah bertengkar dengan pasangan.
Memaafkan pasangan tidak harus dengan langsung mengatakannya saat marah. Tenangkan diri dulu, cobalah untuk mencari sisi positifnya, lalu maafkan kesalahannya. Memaafkan orang lain, meski ia banyak menyakiti, akan lebih mudah bagi hati dalam menyembuhkan diri.
Jika sudah memaafkan pasangan, maafkanlah diri kita sendiri, untuk perkataan kasar pada pasangan, untuk hal tidak sempurna yang kita miliki, untuk kesalahan yang mungkin kita perbuat pada pasangan. Apa tujuannya? Agar saat kita mulai bicara dengan pasangan dari hati ke hati, perasaan sudah lega.
Main Bareng Anak
Tahukah Ibu, bahwa bermain bersama anak akan meredakan stress usai bertengkar dengan pasangan? Selain karena anak-anak memang membawa keceriaan, terlibat dalam aktivitas anak yang adalah buah cinta kita dengan pasangan akan membantu mengobati rasa marah terhadap pasangan. Kemarahan akan mudah mereda dan waktu yang digunakan untuk bermain dengan anak bisa juga dinikmati sebagai waktu untuk memisahkan diri sementara dari pasangan.
Bila memilih untuk mengajak anak-anak beraktivitas di luar rumah, belilah sesuatu untuk bisa dinikmati bersama. Makanan selalu bisa jadi ice breaker yang nikmat. Happy tummy, happy soul.
Setelah itu, bisa baikan deh di depan anak-anak. Selain baik bagi hubungan kita dan pasangan, baik juga lho untuk anak-anak, karena mereka memiliki role model yang mampu mengatasi masalah dengan bijaksana.
Beberes Rumah, Olahraga, Pergunakan Me Time
Setelah bertengkar dengan pasangan, kita mungkin masih dikuasai amarah. Di balik amarah, ada adrenalin yang sedang tinggi-tingginya.
Nah, tenaga yang berlebih ini akan bermanfaat kalau disalurkan untuk bersih-bersih rumah, olahraga ringan, atau memanfaatkan me time dengan melakukan hal yang disuka. Biasanya juga nih, akan jadi lebih detil bersih-bersihnya dan semangat olahraganya. Sudah pernah mencoba?
Beri Jeda untuk Berhubungan Seksual
Setelah baikan ingin langsung berhubungan seksual? Tahan dulu ya. Setelah bertengkar dengan pasangan, sebaiknya nikmati dulu momen peralihan emosi yang sedang terjadi. Ini berfungsi untuk membangun ikatan kita dengan pasangan sebagai sepasang kekasih yang saling mencintai.
Beri jeda sekitar satu hari untuk kemudian berhubungan seksual. Karena ternyata, jika langsung berhubungan seksual setelah baikan, justru akan lebih mudah mengulang pertengkaran di waktu berikutnya. Selain itu, hubungan seksual juga akan dijadikan alasan untuk berbaikan, bukannya menyelesaikan masalah yang sedang terjadi.
Jangan Posting di Media Sosial
Hal yang satu ini juga tidak kalah penting ya. Saat bertengkar dengan pasangan sebaiknya tidak perlu diumbar ke media sosial. Selain karena tidak baik mengumbar aib, hal ini juga akan menyinggung harga diri pasangan. Kepercayaannya bisa jadi runtuh karena hal yang seharusnya bisa disimpan berdua, malah jadi bahan konsumsi publik di dunia maya.
Gunakan Bahasa Cinta untuk Baikan
Mendekati momen baikan lagi, kita bisa menggunakan bahasa cinta yang paling disukai pasangan. Contohnya bisa pelukan, ciuman, belaian, genggaman tangan atau bahasa cinta lain yang biasa dilakukan. Mengaplikasikan bahasa cinta setelah bertengkar dengan pasangan juga akan membuat kita kembali merasakan getar-getar cinta seperti saat pertama pacaran.
Penulis: Dwi Ratih