Ibupedia

Lakukan Ini Saat Anak Tidak Mau Mendengarkan Orang Tua

Lakukan Ini Saat Anak Tidak Mau Mendengarkan Orang Tua
Lakukan Ini Saat Anak Tidak Mau Mendengarkan Orang Tua

Diacuhkan oleh si kecil pasti membuat Ibu jadi uring-uringan. Sebenarnya, kenapa sih anak tidak mau mendengarkan orang tua?  Dilansir dari Motherly, ini dia penyebab anak tidak mau mendengarkan orang tua.

6 Alasan Anak Tidak Mau Mendengarkan Orang Tua

  1. Anak sedang fokus

    Bisa jadi, anak Ibu terlalu sibuk dengan aktivitas yang sedang dilakukannya, seperti bermain lego yang membutuhkan konsentrasi tinggi. Sehingga, anak tidak mendengar panggilan Ibu. Gunakan positive parenting strategy, yaitu dengan menghampiri anak, lakukan kontak mata, dan pastikan suara atau permintaan Ibu bisa terdengar jelas. 

  2. Anak tidak mau mendengarkan

    Masalah ini bisa menjadi pelik lho, Ibu, karena anak memiliki keinginannya sendiri, misalnya sedang asyik main dan tidak ingin diganggu. Ibu bisa mencoba mencuri perhatiannya dan memberikan instruksi yang mudah dipahami.

  3. Anak tidak memahami Ibu

    Ini terjadi umumnya pada balita, karena otak mereka bekerja dengan cara yang berbeda. Mereka tidak mengerti apa yang Ibu katakan, dan terkesan sedang diabaikan. Ibu bisa menyiasatinya dengan menggunakan kalimat instruksi yang lebih pendek dan efektif. Misalnya, “Pakai sepatumu,” untuk menggantikan kalimat “Pakai sepatumu supaya kita bisa segera pergi jalan-jalan,”.

  4. Anak hendak menegaskan keinginannya sendiri 

    Anak adalah manusia yang memiliki kehendaknya sendiri. Seringkali, ketika anak berkata “tidak”, Ia hanya ingin menegaskan sebuah penolakan dan tidak ingin melakukan apa yang diminta. Ibu bisa mengatasi hal ini dengan menawarkan beberapa pilihan kepada si kecil.

    Misalnya, Ibu ingin anak sikat gigi sebelum tidur. Alih-alih memerintahkan anak untuk “Ayo sikat gigi!”, ada baiknya mengganti kalimat instruksi tersebut dengan menawarkan opsi, seperti “Kamu mau sikat gigi kapan? Sekarang atau 5 menit lagi?” Hal ini bisa memancing anak untuk bisa diajak kerja sama. 

  5. Anak tidak ingin diinterupsi

    Saat anak sedang asyik bermain dengan mainannya, si kecil bisa merasa terganggu ketika ada yang memanggil atau memintanya melakukan sesuatu. Ibu bisa menunggu sampai anak menyelesaikan apa yang dikerjakannya, atau berikan time warning. 

  6. Anak merasa lelah

    Anak memiliki kontrol impuls yang lebih lemah, sehingga ketika merasa lelah, anak akan cenderung tidak fokus dan lebih mudah kehilangan kesabaran. Ibu bisa mengakali dengan membantunya melakukan beberapa pekerjaan bersama-sama agar energi anak tidak terkuras. Berikan empati dan maklumi jika anak tidak dapat langsung mendengarkan dan memenuhi perintah orang tua saat sedang lelah.

7 Cara Praktis agar Anak Mendengarkan Orang Tua

Lantas, bagaimana cara efektif untuk mengatasi anak tidak mau mendengarkan orang tua? Amy McCready, Pendiri Positive Parenting Solutions mengungkapkan 7 langkah yang bisa Ibu terapkan untuk mengatasi anak yang tidak ingin mendengarkan kata-kata Ibu. Simak yuk.

  1. Sejajarkan diri dengan mereka

    Ketika Ibu membutuhkan perhatian si kecil, pastikan adanya kontak mata untuk ‘merebut’ perhatiannya. Jangan sampai kita tidak melakukan kontak mata sama sekali, atau hanya sambil lalu.

    Rendahkan diri agar posisi tubuh sejajar dengan anak, tatap matanya dalam-dalam, pastikan si kecil melihat Ibu dan lakukan komunikasi secara terbuka. Kuncinya adalah kedekatan, perlakukan anak dengan penuh apresiasi dan berbicaralah dengan lemah lembut.

    Jangan pernah gunakan intonasi yang tinggi, terlebih kata-kata yang kasar dan bernada keras. Pasalnya, kekerasan verbal dan segala bentuk perilaku penuh ancaman hanya akan semakin membuat anak tidak mau mendengarkan orang tua.

  2. Berhenti gunakan kata “jangan”

    Hal ini mungkin terkesan sepele, tapi kata larangan yang Ibu ucapkan bisa memiliki implikasi negatif terhadap si kecil. Kalimat seperti, “Jangan ganggu kakakmu!” akan membuat anak bingung, karena ada dua kontradiksi dalam kalimat tersebut.

    Pertama, “Apa yang tidak boleh aku lakukan?”, dan kedua “Apa yang harus dilakukan?”. Pola pikir ini membingungkan bagi si kecil dan hasil akhir yang terjadi biasanya anak akan diam seribu bahasa, lalu mengabaikan kalimat Ibu. Alternatifnya, Ibu bisa mencoba cara berikut.

    Daripada mengatakan, “Jangan membuat kamar berantakan!”, bisa menggunakan kalimat “Tolong rapikan kamarmu ya,”. Atau, ganti kalimat “Jangan lari-lari di koridor!” dengan “Tolong jalannya pelan-pelan saja, ya,”. Ibu akan bisa merasakan perbedaan yang signifikan setelah mempraktikannya.

  3. Bilang “ya” untuk setiap permintaan si kecil

    Strategi ini akan efektif ketika Ibu sering menjawab “tidak” pada setiap permintaan si kecil. Misalnya, si kecil minta dibelikan mainan dan Ibu selalu menolak, maka wajarlah jika si kecil akhirnya jenuh dan merasa bahwa Ibu selalu menolak keinginannya.

    Coba ganti kata “tidak” dengan “ya”, secara persuasif. Ubah kalimat, “Kamu tidak boleh makan es krim sekarang,” dengan kalimat “Memang sih es krim itu enak, kamu boleh kok makan es krim tapi hari Sabtu atau Minggu saja ya?”.

    Ajak anak untuk bernegosiasi dan tawarkan alternatif pilihan, sehingga si kecil tidak merasakan penolakan berkepanjangan, dan bisa meningkatkan percaya diri serta komunikasi dengan Ibu.

  4. Gunakan kalimat pendek

    Ibu, usahakan untuk tidak menggunakan kalimat panjang yang berbelit ketika ingin berkomunikasi dengan si kecil ya. Gunakan kalimat yang singkat, padat, dan tepat guna, agar si kecil juga bisa paham dan langsung melakukan apa yang diminta.

    Misalnya, alih-alih mengatakan, “Tolong jangan berisik, suaramu bisa mengganggu adik yang sedang tidur,” ganti dengan kalimat “Kecilkan suaramu ya, Nak” atau “Yuk main mainan yang tidak bersuara,”. 

  5. Ucapkan terima kasih 

    Si kecil juga manusia yang butuh apresiasi. Sering-seringlah mengucapkan “terima kasih” ya Ibu, setelah meminta anak melakukan sesuatu. Misalnya, katakan terima kasih setiap mereka menuruti permintaan untuk meletakkan piring kotor di tempat cucian, atau menggantung pakaian pada tempatnya.

    Meski terlihat sederhana, ucapan terima kasih ini berfungsi untuk membuat si kecil merasa dihargai dan termotivasi untuk selalu mendengarkan dan menuruti perkataan Ibu. Sebaliknya, jika Ibu gemar menyuruh dan mengkritik pekerjaan si kecil tanpa adanya apresiasi, maka bisa jadi nantinya anak tidak mau mendengarkan orang tua.

  6. Pastikan anak memahami perkataan ibu

    Cara sederhana untuk memastikan si kecil telah mendengar dan mengerti apa yang Ibu katakan, adalah dengan memintanya untuk mengulang kembali. Setelah Ibu melakukan kontak mata, gunakan kalimat yang singkat dan menjelaskan apa yang Ibu ingin si kecil lakukan.

    Minta si kecil dengan tenang untuk mengulangi kembali kalimat yang baru saja diucapkan. Dengan melakukan strategi ini, Ibu akan merasakan adanya peningkatan komunikasi dan kerja sama dengan si kecil di rumah.

  7. Lakukan observasi secara perlahan

    Ibu bisa melakukan observasi terhadap lingkungan di sekeliling si kecil. Kenapa bisa ada sampah yang belum dibuang, atau apa yang dilakukan si kecil sehingga kamarnya jadi berantakan? Jangan langsung memarahi anak, namun gunakan pendekatan personal.

    Katakan, “Apakah kamu berencana untuk membereskan kamar hari ini?”. Dengan menggunakan kalimat yang asumtif dan tetap berhati-hati, si kecil akan merasa memiliki kebebasan dan diberi ruang untuk berperan. 

Kesimpulannya, saat anak tidak mau mendengarkan orang tua, maka hal itu bisa menjadi suatu peringatan. Bisa jadi ada yang salah dengan ucapan atau perilaku kita yang tidak sengaja menyakiti hati si kecil.

Karenanya, penting bagi Ibu untuk selalu berempati dan memberi kesempatan bagi si kecil untuk menyuarakan perasaan atau keinginannya dalam berbagai situasi.

(Yusrina)