Ibupedia

Mengubah Ucapan Negatif Ternyata Bisa Memengaruhi Perasaan, Lho!

Mengubah Ucapan Negatif Ternyata Bisa Memengaruhi Perasaan, Lho!
Mengubah Ucapan Negatif Ternyata Bisa Memengaruhi Perasaan, Lho!

Percaya nggak Bu, bahwa ternyata pilihan kata sehari-hari tanpa disadari bisa membuat seseorang merasa disudutkan dan jelas membuat tak nyaman, lho! Yes, kini saatnya Ibu coba untuk mengubah ucapan negatif tersebut menjadi kata yang lebih positif, nih!

Apalagi, sedikit banyak ucapan negatif seringnya malah bikin orang merasa dilabeli dan bikin Ibu tampak minim simpati. Terutama jika hal ini dilakukan pada anak maupun suami.

Dahulu, Ibumin lumayan sering menolak permintaan anak saat di tempat umum. Alasannya seringkali Ibumin buat-buat, akibat si kecil merengak terus menerus minta mainan.

Tapi, tanpa sadar hal ini malah menimbulkan kalimat negatif yang menyakiti dirinya. Bukannya berhenti menangis, malah makin rewel dan tantrum. Yuk, mulai sekarang sama-sama belajar mengubah ucapan negatif sehari-hari menjadi lebih positif lagi!

Mengapa ucapan bisa memengaruhi ‘rasa’?


Disadari atau tidak, kata-kata atau ucapan negatif seseorang bisa menjadi ‘senjata’ yang paling mematikan ketimbang senjata apapun. Nggak heran banyak sekali orang yang mengibarakatkan sebuah kata menjadi istilah, seperti “mulutmu, harimaumu”.

Karena memang, ucapan negatif seseorang sangat memengaruhi lingkungan sekitar. Termasuk lingkungan keluarga.

Jika dikutip dari Psych Central tiap pilihan kata dapat menyebabkan area tertentu di otak aktif, dan dapat memengaruhi pengalaman subjektif seseorang terhadap rasa sakit. Orang menggunakan kumpulan kata untuk menganggap peristiwa netral sebagai positif atau negatif.

Sehingga, terkadang kata atau kalimat yang muncul bisa sangat menyakitkan, tapi bisa juga menyembuhkan. Apalagi terkadang, ucapan negatif yang ditujukan pada seseorang belum tentu menggambarkan orang tersebut secara nyata.

Biasanya hanya karena emosi yang meledak-ledak atau alih-alih sebagai ancaman agar orang tersebut diam. Apalagi, ucapan negatif ini bisa berdampak pada anak, dan bukan tidak mungkin bisa jadi modal untuk anak menjadi pelaku bullying suatu hari nanti.

Contoh pilihan kata yang mampu mengubah ‘rasa’


Saking mengerikannya, ucapan seseorang ketika emosi meledak-ledak, ada baiknya mulai sekarang yuk pelan-pelan kita coba untuk mengubah ucapan negatif tersebut. Sebab, sedikit banyak pilihan kata yang kita lakukan, bisa mengubah ‘rasa’ seseorang menjadi lebih positif.

1. Saat Ayah jadi jembatan istri dan mertua

Daripada: “Ibuku tuh nggak suka sama orang lambat, jadi baiknya kamu lebih sat-set, ya!”

Sebenarnya saat ini, Ayah ingin menyampaikan agar Ibu bisa melakukan hal yang sesuai dengan kehendak mertua. Namun, alih-alih menuruti ucapan Ayah, sadar nggak sih kalau hal ini bisa membuat hati Ibu jadi terluka?

Nah, ketimbang menyakiti orang yang disayang, ada baiknya yuk coba untuk mengubah ucapan negatif tersebut dengan ucapan yang lebih positif.

Alangkah lebih baik ucapkan: “Bu, istriku orangnya hati-hati banget. Memang pembawaannya kalem, tapi apa-apa selalu beres, kok.”

Dalam hal ini, Ayah telah mengubah ucapan negatif, dan mencari celah untuk membela Ibu dihadapan mertuanya. Gimana? Lebih enak didengar, bukan?

2. Saat si kecil menolak menyapa orang baru

Daripada: “Duh, maaf ya. Anak saya tuh memang pemalu. Harus dipaksa dulu baru mau salim.”

Ucapan seperti ini lebih menunjukkan bahwa Ibu khawatir orang lain berpendapat negatif terhadap pola asuh yang Ibu terapkan. Ibu juga nampak cemas jika di kecil dicap sombong atau pemalu.

Padahal, mengubah ucapan negatif seperti ini sangat mudah dilakukan kok Bu. Tujuannya sebagai salah satu cara bagi orang tua, untuk melindungi anak dan memberinya kesempatan agar bisa beradaptasi di lingkungan baru, supaya si kecil merasa lebih nyaman.

Jadi, lebih baik coba mengubah ucapan negatif tersebut menjadi ucapan yang lebih positif lagi, yuk!

Alangkah lebih baik ucapkan: “Anak saya butuh waktu untuk kenalan dengan orang baru. Nggak apa-apa, ya?”.

3. Saat orang tua menolak permintaan anak

Daripada: “Ayah lagi nggak ada uang buat beli-beli. Kamu tahu nggak sih kalau nyari uang itu susaaah?.”

Kebayang nggak Bu, betapa hancurnya perasaan si kecil jika hal ini diucapkan padanya. Apalagi jika si kecil meminta secara baik-baik, tanpa menangis atau rewel.

Ibumin sarankan, mulai sekarang yuk coba mengubah ucapan negatif seperti ini, menjadi lebih positif. Sebab, ketika kita tidak berusaha mengubah ucapan negatif tersebut, khawatir anak akan tumbuh menjadi sosok yang kurang bersyukur, pelit atau merasa sulit.

Alangkah lebih baik ucapkan: “Uangnya ada kok kak, tapi kita ada keperluan lain. Uangnya mesti ditabung buat sekolah kakak, buat liburan juga. Jadi, nggak apa-apa ya kalau kali ini nggak beli dulu?”

Dengan mengubah ucapan negatif tersebut, harapannya dapat membuat si kecil belajar bahwa nggak semua hal boleh/bisa dibeli meskipun orang tua punya uang. Karena kehidupan akan selalu memiliki prioritas.

Apa saja manfaat mengubah ucapan negatif ke positif?


Tentu saja, segala yang diubah dari negatif ke positif tetap ada manfaatnya ya Bu. Utamanya bagi si kecil, karena mengutip dari Parenting First Cry mengubah ucapan negatif pada anak bisa sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembangnya, seperti:

  • Menstimulasi kata-kata penyemangat setiap hari, yang akan membantu pertumbuhan mental mereka dan meningkatkan kekuatan moral mereka.
  • Mengubah ucapan negatif ke ucapan positif, bisa membuat anak merasa lebih baik dan menjadi lebih percaya diri. Anak-anak akan mengembangkan rasa percaya diri seiring bertambahnya usia mereka, dan ini merupakan hal yang bagus untuk kesehatan mentalnya
  • Mengubah ucapan negatif, dapat membantu menciptakan lingkungan rumah yang menyenangkan dan memberi semangat. Ungkapan-ungkapan ini juga mengajarkan anak-anak untuk mencintai, memotivasi, dan berempati terhadap semua orang
  • Dengan mengubah ucapan negatif, secara otomatis akan mengubah persepsi diri anak menjadi lebih baik. Jelas, dampaknya jadi bisa membantu mereka mengembangkan rasa percaya diri yang juga menjadi lebih baik
  • Kepercayaan diri yang meningkat, sangat memungkinkan si kecil pulih lebih cepat dari kegagalan dan memupuk ketekunan serta kemauan untuk sukses
  • Anak-anak yang mempelajari kata-kata positif dan tumbuh dalam lingkungan yang positif, biasanya tumbuh menjadi anak yang lebih sukses dalam kehidupan akademis, profesional dan pribadi.
Follow Ibupedia Instagram