Ibupedia

Motherhood Imposter Syndrome, Bikin Ibu Merasa Tidak Percaya Diri

Motherhood Imposter Syndrome, Bikin Ibu Merasa Tidak Percaya Diri
Motherhood Imposter Syndrome, Bikin Ibu Merasa Tidak Percaya Diri

Menjalankan peran sebagai Ibu, terutama jika ini adalah kali pertama, seringkali menimbulkan rasa tidak percaya diri. Perasaan ini dalam teori psikologi dikenal dengan istilah Motherhood Imposter Syndrome. 

Sayangnya, masih banyak para Ibu yang belum mengetahui adanya sindrom ini. Beberapa bahkan bersikap denial, atau tidak mau mengakui bahwa tengah mengalami Motherhood Imposter Syndrome.

Jadi, bagaimana cara menyadari munculnya rasa tidak percaya diri yang satu ini? Apakah yang harus dilakukan untuk mengatasi Motherhood Imposter Syndrome? Simak ulasan lengkapnya berikut ini.

Pengertian Motherhood Imposter Syndrome

Secara sederhana, Motherhood Imposter Syndrome, merupakan kondisi psikis yang membuat seorang Ibu merasa tidak percaya diri dalam melakukan tugas dan tanggung jawabnya sebagai orang tua. Pengidap sindrom ini, juga meyakini bahwa segala sesuatu yang dilakukan selalu salah, sehingga muncul perasaan tidak layak menjadi seorang Ibu.

Dikutip dari Psychology Today, sebanyak 25%-30% Ibu berisiko mengalami Motherhood Imposter Syndrome. Angka tersebut diprediksi meningkat setiap tahunnya, seiring dengan meningkatnya penggunaan media sosial di kalangan Ibu. 

Banyaknya konten terkait parenting, justru memberikan tekanan tersendiri bagi setiap Ibu dan membuatnya merasa belum cukup baik dalam menjalankan perannya. Sehingga pada akhirnya mulai timbul rasa tidak percaya diri yang sulit dibantahkan.

Tanda dan gejala umum yang biasa muncul

Selain rasa tidak percaya diri, ada beberapa tanda dan gejala umum yang biasa muncul pada penderita Motherhood Imposter Syndrome. Beberapa diantaranya, yaitu;

  • Sering membicarakan diri sendiri secara negatif
  • Perfeksionis
  • Kesulitan meminta bantuan
  • Terus-terusan merasa gagal
  • Selalu membanding-bandingkan diri sendiri
  • Mengalami kecemasan secara konstan
  • Mengurung diri
  • Sulit tidur atau insomnia

Orang dengan Imposter Syndrome, sering tidak percaya diri pada kemampuan mereka untuk menjadi orang tua, terlepas dari keterampilan, upaya, dan pengalaman masa lalu mereka dalam mengasuh anak. Mereka selalu merasa bersalah, karena menjadi ibu yang tidak kompeten untuk anak-anak mereka.

Penyebab Motherhood Imposter Syndrome

Dikutip dari WebMD, sebagian besar pengidap Imposter Syndrome dibesarkan dalam keluarga yang menekankan pencapaian dan kesuksesan. Sindrom ini muncul akibat seringnya Ibu menerima pujian dan kritikan secara berlebihan. 

Selain itu, tekanan dari lingkungan sosial juga berkontribusi pada terbentuknya rasa tidak percaya diri. Karena Ibu akan selalu membandingkan pencapaian diri sendiri dengan orang lain.

Tak hanya berasal dari luar, penyebab Motherhood Imposter Syndrome juga bisa datang dari diri sendiri. Beberapa tipe kepribadian juga berpeluang mengakibatkan munculnya kondisi yang berujung bikin Ibu jadi tidak percaya diri. 

Melansir dari laman Very Well Mind, beberapa sifat atau karakteristik yang mungkin berperan, antara lain;

  • Efikasi diri yang mengacu pada rendahnya keyakinan pada kemampuan diri sendiri untuk mencapai sesuatu atau berhasil dalam situasi tertentu.
  • Perfeksionisme yang mengacu pada standar-standar tinggi yang diciptakan oleh diri sendiri, sehingga sulit untuk dilakukan atau dicapai.
  • Neurotisme yang mengacu pada tingkat kecemasan, ketidakamanan, ketegangan, dan rasa bersalah yang lebih tinggi.

Pengaruh Motherhood Imposter Syndrome

Motherhood imposter syndrome bisa memberikan dampak negatif pada kehidupan sehari-hari seorang Ibu. Memiliki rasa tidak percaya diri secara terus-menerus, dan berlebihan dapat memengaruhi hal-hal berikut ini.

1. Kehidupan sehari-hari

Seorang ibu yang berjuang dengan sindrom ini, mungkin bisa kehilangan kesenangan dalam hidup. Misalnya, dia mungkin menghindari kumpul-kumpul atau jalan-jalan, karena dia khawatir dengan penilaian orang lain. 

Dia pun mungkin mulai mengasingkan diri, karena keyakinan bahwa dia tidak layak untuk didukung atau dipahami. Hal ini dipicu oleh perasaan bahwa Ibu lain lebih mampu melakukan tindakan keibuan di bandingkan dengan dirinya.

2. Hubungan dengan suami

Sering kali rasa tidak percaya diri seorang Ibu, dapat berdampak negatif pada hubungannya dengan pasangan. Ibu mungkin terus-menerus mencari validasi dari Ayah, yang mengakibatkan frustrasi, ketidakstabilan, dan perasaan tidak berharga yang semakin parah. 

Jika dibiarkan begitu saja, kondisi tersebut dapat memicu ketidakharmonisan dalam berumah tangga. Wah, jangan sampai Ibu mengalami hal ini ya!

3. Hubungan dengan anak-anak

Cara seorang ibu memandang dan memperlakukan dirinya menjadi contoh bagi anak-anaknya. Ketika seorang ibu terus-menerus membandingkan dirinya dengan orang lain, dan secara terbuka mengungkapkan rasa frustrasinya, sikap membenci diri sendiri ini dapat berbahaya bagi anak-anaknya. 

Menyaksikan Ibu mereka, seorang wanita yang mereka cintai dan hormati merendahkan dirinya, dapat mempengaruhi anak-anak untuk memandang diri mereka sendiri dengan sudut pandang yang sama.

Tips mengatasi rasa tidak percaya diri

Langkah pertama untuk mengatasi Motherhood Imposter Syndrome adalah, mengenali tanda-tandanya. Setelah Ibu berhasil mengidentifikasi keraguan atau rasa tidak percaya diri, penting untuk mengakui perasaan tersebut. 

Cobalah menemukan tempat yang aman untuk berbagi, misalnya dengan seorang yang Ibu percayai atau terapis psikologi khusus. Ibu juga bisa mengatasi rasa tidak percaya diri, dengan membuat daftar tiga hal baik yang dilakukan setiap malam sebelum tidur. 

Melakukan hal itu, akan membantu Ibu membangun kepercayaan diri untuk mengenali kekuatan diri sendiri dan menciptakan pola pikir yang lebih sehat. Motherhood Imposter Syndrome, dapat membuat Ibu merasa seluruh beban dunia ada di pundak mereka. 

Sementara rasa tidak percaya diri menciptakan kesulitan dalam menjalani peran sebagai seorang Ibu. Meskipun butuh proses yang panjang, yakinlah bahwa Ibu bisa mengatasi bahkan mencegah sindrom tersebut. Semoga artikel ini bermanfaat, ya!

Editor: Aprilia 

Follow Ibupedia Instagram