Move On Dari Friendship Breakup, Sakitnya Seperti Putus Cinta!
Sahabat, menjadi salah satu sosok yang hampir selalu ada tiap kita butuhkan. Bahkan, kedekatan kita dengan sahabat membuat hubungan layaknya seperti keluarga.
Cek-cok atau bertengkar dengan sahabat, merupakan hal biasa. Tapi, kalau sampai memutuskan untuk melakukan friendship breakup, rasanya kok agak lain ya Bu.
Friendship breakup bisa terjadi akibat kesalahpahaman, atau bisa juga akibat hubungan yang semakin jauh karena kesibukan sehari-hari. Kalau friendship breakup terjadi, rasanya cukup menyakitkan, sama halnya seperti putus cinta dengan kekasih.
Buibu pernah merasakannya juga? Yuk, kita bedah terlebih dahulu mengenai apa itu friendship breakup.
Mengenal istilah friendship breakup lebih mendalam
Putus hubungan dengan sahabat, memang merupakan hal yang menyakitkan. Kondisi ini dikenal dengan istilah friendship breakup, karena rasa sakitnya yang mirip dengan perasaan putus cinta dengan kekasih.
Jika melansir dari Pysch Central merenungkan perasaan ketika mengalami friendship breakup memang nggak mudah. Bahkan, friendship breakup tak jarang dapat memengaruhi mood dan aktivitas sehari-hari.
Hal ini karena, putusnya hubungan persahabatan sangat memengaruhi kesehatan mental dan emosi seseorang. Jadi, ketika persahabatan berakhir, jelas hal ini bikin Ibu jadi harus merasakan perubahan besar.
Terlebih jika friendship breakup terjadi akibat perselisihan, atau saat Ibu mengalami situasi tertentu yang dilakukan sahabat dan dianggap begitu menyakitkan. Selain itu, melansir dari Very Well Mind alasan lain mengapa persahabatan bisa putus adalah, miskomunikasi, perubahan keadaan, peningkatan jarak, toxic friendship dan alasan kesehatan mental lainnya.
Terlalu memikirkan kondisi yang terjadi, kadang bisa bikin seseorang jadi gagal fokus dan merasakan sakit hati berkepanjangan. Akibatnya, Ibu jadi susah move on deh!
Karena itu, jika hal ini terjadi cobalah untuk berhenti berpikir berlebihan tentang friendship breakup. Agar bisa kembali fokus dan menatap masa depan dengan perspektif baru.
Move on dari friendship breakup, yuk lakukan ini!
Ketika Ibu terpaksa merasakan friendship breakup, itu artinya Ibu nggak boleh berlarut-larut dalam kesedihan, alias harus segera move on. Ibumin paham, pasti akan sulit dilakukan, tapi yakinkan diri bahwa Ibu pasti bisa.
Mengutip dari Self berikut adalah hal yang bisa Ibu lakukn untuk mengatasi friendship breakup.
1. Ingatkan dirimu bahwa berduka atas kehilangan seorang teman, adalah hal yang wajar terjadi
Penolakan itu menyakitkan, dan wajar jika kita mengalami gejolak emosi, mulai dari kemarahan, kesedihan, hingga kebingungan, ketika sahabat sendiri memutuskan bahwa mereka tidak lagi menginginkan kita dalam hidupnya. Daripada mengabaikan perasaan yang sangat valid ini, langkah pertama dan bisa dibilang paling penting dalam mengatasi friendship breakup adalah, mengenali dan mengatasi emosi menyakitkan tersebut dengan segera.
Meski mungkin semua perpisahan berhak mendapatkan waktu refleksi. Namun, segeralah bangkit dan memahami bahwa berduka atas kehilangan seorang teman, adalah hal yang wajar terjadi, sekalipun rasanya sangat menyakitkan.
2. Hindari menyalahkan diri sendiri
Menyalahkan diri sendiri, akan membuat kita lebih sulit move on. Sebaliknya, dengan berpikir mengenai kebaikan pada diri sendiri, Ibu akan lebih siap untuk menghadapi sikap menyalahkan diri sendiri, mengkritik diri sendiri, dan pikiran negatif lainnya, yang mungkin muncul saat Ibu tengah memproses perpisahan ini.
3. Hindari mengenang memori indah bersama sahabat
Sebagian besar dari kita merasa bersalah atas friendship breakup yang terjadi, karena meromantisasi masa lalu. Sehingga, ketika putus hubungan dengan seorang teman, daya tarik nostalgia itu mungkin memaksa kita untuk ‘kepo’ atau melihat sosial media mantan sahabat, bahkan sekadar melihat foto-foto lama saat masih bersama.
Terpaku pada masa lalu dan pikiran mengenai, apakah ia baik-baik saja tanpa Ibu, hanya akan memperpanjang rasa sakit yang Ibu rasakan. Jadi, sebisa mungkin hindari hal ini dalam waktu dekat agar bisa segara move on ya, Bu!
4. Balas dendam? Jelas nggak perlu!
Rasa sakit yang Ibu rasakan, bikin emosi jadi meledak-ledak. Bahkan ketika sekadar mendengar nama mantan sahabat sekalipun.
Perasaan ingin balas dendam atas perbuatan yang mantan sahabat lakukan, ingin sekali dilakukan. Tapi, sebaiknya hindari tindakan ini ya Bu.
Meski balas dendam mungkin akan bikin hati puas, sayangnya hal ini hanya bisa membuat Ibu merasa sakit berkepanjangan. Ada baiknya, ajak seseorang yang Ibu percaya untuk mendengarkan cerita. Alih-alih meluapkan emosi atas rasa sakit yang Ibu rasakan.
5. Jangan ragu minta maaf, jika Ibu berbuat salah
Jika Ibu berbuat salah kepada mereka, hal utama yang perlu dilakukan adalah meminta maaf. Kemudian beri mereka ruang untuk pulih dari rasa sakit yang dirasakan.
Tapi yang penting jangan sampai memaksa. Meminta maaf berulang kali atau berusaha memenangkan hati mereka kembali mungkin merupakan niat baik, namun juga bisa terlihat egois dan tidak mempertimbangkan batasan mereka.
6. Lakukan rutinitas baru, terutama jika rutinitas lama mengingatkan Ibu pada sahabat
Friendship breakup memang sedikit banyak, bisa meninggalkan kekosongan besar dalam hidup. Terutama jika Ibu kerap melakukan berbagai kegiatan bersama.
Secara teknis, Ibu bisa tetap melakukan kegiatan tersebut dengan teman lain. Namun, ketika persahabatan berakhir, itu juga bisa menjadi peluang bagus untuk menciptakan kenangan dan kebiasaan baru yang membantu Ibu jadi makin bertumbuh.
Dengan kata lain, keluarlah dari zona nyaman dan bentuklah circle pertemanan baru jika memungkinkan. Untuk menggantikan memori yang dianggap menyakitkan bersama mantan sahabat.
7. Punya sahabat baru, jadikan masa lalu sebagai pembelajaran
Kalau kamu memutuskan untuk membuat circle pertemanan baru, cobalah untuk menjadikan masa lalu sebagai sebuah pembelajaran. Hal apa saja yang sebaiknya perlu diantisipasi, untuk menghindari kemungkinan friendship breakup terulang.
Tenang, nggak ada salahnya berjaga-jaga. Supaya Ibu nggak lagi merasakan sakit yang teramat dalam, dan bikin susah move on!