Ibupedia

Mungkin Tidak Disadari, Inilah Kesalahan Memakai Celana Dalam

Mungkin Tidak Disadari, Inilah Kesalahan Memakai Celana Dalam
Mungkin Tidak Disadari, Inilah Kesalahan Memakai Celana Dalam

Memilih celana dalam, jangan asal yang ‘cantik’, tapi juga harus aman dan nyaman. Terutama perempuan, seringkali melirik pakaian dalam yang terlihat ‘manis’, misalnya celana dalam berbahan lace dengan warna yang menarik. Soal warna, sih, tidak ada masalah, tapi nyatanya, jenis bahan celana dalam yang Ibu pilih, bisa memengaruhi kesehatan, loh. Berikut adalah beberapa kesalahan memakai celana dalam, yang mungkin belum Ibu ketahui.

Perhatikan Cara yang Salah Memakai Celana Dalam

Ada beberapa kesalahan memakai celana dalam, seperti yang tertera pada situs healthshots, di antaranya;

1. Menggunakan celana dalam dari bahan sintesis


Disarankan, agar Ibu menggunakan celana dalam dengan bahan katun. Bahan sintesis (misalnya lace) memang bikin pakaian dalam jadi menarik, tapi jenis bahan ini tidak ‘breathable’ dan sangat mudah menyerap keringat. Keringat yang melekat pada celana dalam ini, bisa menjadi tempat berkembang biak bakteri, yang memicu iritasi kulit dan infeksi pada vagina. 

Jika Ibu merasa kurang cocok dengan celana dalam berbahan katun, setidaknya pilihlah celana dalam yang pada bagian vaginanya dilapisi kain katun.

2. Memakai celana dalam yang ketat

Menggunakan celana dalam longgar memang bikin kita merasa nggak nyaman, tapi jika terlalu ketat pun, bisa mengundang masalah. Celana dalam ketat memicu iritasi, menciptakan lipatan kulit pada vagina dan meningkatkan risiko infeksi vulvovaginal (peradangan pada vulva dan vagina akibat infeksi jamur) dan vulvodynia (nyeri di bagian vulva, dengan gejala seperti nyeri, rasa panas atau tertusuk). Hal ini, disebut juga bisa mengganggu kegiatan seks. 

Terutama saat berolahraga, seringkali kita menggunakan pakaian yang ketat. Pakaian ketat menyebabkan kelembapan ‘terperangkap’ dan memicu iritasi. Juga kaitannya dengan bentuk atau cutting celana dalam, jika terlalu ketat malah bikin penampilan terlihat ada panty lines

Tidak hanya untuk perempuan, celana dalam ketat pun bisa memengaruhi kesehatan pria. Penggunaan celana dalam terlalu ketat dikatakan bisa membuat produksi sperma berkurang, hal ini diperkirakan karena celana dalam ketat meningkatkan suhu di sekitar skrotum.

3. Terlalu sering menggunakan shapewear


Sesekali menggunakan shapewear, sih, tidak masalah. Tapi jika dipakai secara rutin dan dalam waktu yang lama, maka penggunaan shapewear bisa memberikan tekanan bagi tubuh. Salah satu dampaknya adalah penekanan pada kandung kemih (sehingga bikin ingin terus buang air kecil), menekan saraf, memicu sakit punggung dan tubuh bagian bawah. 

4. Malas mengganti celana dalam

Nyatanya, tidak semua orang mandi dengan rutin. Nah, dengan kebiasaan malas mandi ini, bisa jadi seseorang juga tidak mengganti pakaiannya, termasuk celana dalam. Untuk menjaga kebersihan dan kesehatan, celana dalam seharusnya diganti secara rutin, terutama jika Ibu sedang menstruasi. Cairan vagina yang melekat pada celana dalam bisa memicu infeksi.

5. Tidak mencuci celana dalam dengan benar

Ketika mencuci celana dalam, sebaiknya menggunakan air hangat, deterjen bebas pewangi serta menghindari menggunakan pelembut pakaian. Pewangi dan pelembut pakaian ini bisa memicu alergi dan menimbulkan gatal. Selain itu, pastikan celana dalam dijemur hingga benar-benar kering. 

6. Memakai celana dalam yang bernoda


Cairan vagina adalah hal yang normal, dengan catatan, jika warnanya bening hingga putih. Namun jika cairan vagina berbau, berwarna kehijauan apalagi berdarah, maka segera periksa ke dokter. Cairan vagina yang melekat di celana dalam biasanya meninggalkan noda dan sulit untuk dihilangkan. Nah, celana dalam ini sebaiknya nggak digunakan lagi.

7. Tidak mengganti celana dalam setelah berolahraga

Kesalahan memakai celana dalam lainnya adalah tidak menggantinya sehabis berolahraga. Seperti yang sudah dijabarkan di atas, celana dalam yang basah oleh keringat ini bisa memicu infeksi. Vaginal yeast infections atau yang disebut juga dengan vaginal candidiasis adalah infeksi jamur yang menyebabkan iritasi, keputihan serta gatal.

8. Sering menggunakan thongs

Biasanya digunakan untuk menghindari panty line saat Ibu menggunakan pakaian ketat. Tapi, penggunaan thongs ini memungkinkan bakteri untuk berpindah dari arah belakang ke depan (vagina), apalagi biasanya thongs terbuat dari bahan sintesis.

9. Mencuci celana dalam menggunakan mesin cuci


Dryer pada mesin cuci menjadikan celana dalam cepat rusak. Salah satunya, karena panas bisa merusak kain. Jadi, untuk mengeringkan celana dalam, sebaiknya digantung pada rak jemuran biasa.

Aturan Memakai Celana Dalam

Berikut adalah tips memilih dan memakai celana dalam, agar Ibu merasa nyaman dan bebas dari penyakit.

1. Menggunakan pakaian dalam dari katun, terutama saat tidur.

2. Penderita yeast atau vaginal infeksi yang biasanya merakan gatal atau iritasi terus menerus, disarankan tidak menggunakan celana dalam saat tidur, karena aerasi bisa membantu mempercepat penyembuhan.

3. Disarankan menggunakan celana dalam seamless. Karet celana dalam yang ketat bisa bikin iritasi dan jika digunakan terus menerus, bisa menyebabkan scarring (jaringan parut). 

4. Memilih jenis kain untuk pakaian dalam, mengutamakan sisi kesehatan dan kenyamanan, bukan estetika. Ketika memilih kain, haruslah yang punya sirkulasi udara yang baik, guna mencegah kelembapan dan panas terperangkap.

Manfaat ini, bisa didapat dari kain berbahan baku alami, misalnya katun (ada pun kekurangannya, jenis kain ini tidak elastis), linen (seratnya lebih kuat dibandingkan dengan katun, tetapi lebih berat), sutra (selain cantik, sutra tentunya amat lembut dan nyaman di kulit, kain sutra juga mudah kering sehingga cocok untuk dibawa berpergian), wool atau serat bambu (tidak menyebabkan alergi). Kelemahannya, kain alami cenderung lebih mahal. 

Sedangkan contoh jenis kain sintesis misalnya lace, nylon, spandex (biasanya dipakai untuk pakaian olahraga karena lentur), polyster, satin dan mesh (adalah campuran antara polyster dan nylon, juga sering digunakan untuk pakaian olahraga, jenis kain ini punya sirkulasi udara yang cukup baik). Kain sintesis disarankan hanya dipakai dalam durasi yang singkat. 

Bu, sebaiknya tidak membeli celana dalam secara online, ya. Berbelanja online, artinya Ibu nggak tahu kualitas dari produk tersebut, karena penjelasan yang tertera bisa saja tidak tepat atau tidak lengkap. Atau, belilah pakaian dalam di toko resmi yang sudah Ibu ketahui kualitasnya.

Nah, sekarang sudah tahu, kan, kalau celana dalam tidak boleh asal pakai. Jika Ibu mengalami nyeri atau gatal-gatal di area vagina, mengalami infeksi jamur berulang atau infeksi saluran kemih yang tidak sembuh setelah dua hari, maka segeralah memeriksakan diri ke dokter, ya.

Editor: Atalya

Follow Ibupedia Instagram