Nggak Cuma Bayar SPP! Ini 7 List Biaya Sekolah Anak Yang Parents Perlu Tahu!
Parents setuju nggak nih, kalau tiap tahun biaya sekolah anak kian membengkak? Ibaratnya, biaya sekolah anak zaman dulu dengan zaman sekarang, sepertinya sih bisa kebeli 1 buah mobil deh!
Tapi, nggak dipungkiri ekonomi terus berkembang, sehingga biaya sekolah anak juga ikut naik tiap tahunnya. Namun, yang perlu Parents ketahui, ternyata biaya sekolah anak nggak cuma sekadar memikirkan SPP tiap bulan saja, lho!
Terdapat biaya lain yang kadang juga luput dari perhitungan biaya sekolah anak. Akibatnya, bikin Parents jadi kaget saat merekap biaya sekolah anak.
Sehingga berpikir “Waduh, perasaan baru kemarin keluar uang. Hari ini mesti keluar uang lagi buat beli perintilan sekolah”. Nah, dari pada pusing mikirin biaya sekolah anak yang berkesan boros, yuk simak biaya sekolah anak lainnya yang perlu Parents perhatikan.
Biaya sekolah anak dan alternatif solusinya
1. Biaya sekolah anak: uang jajan
Berapakah uang jajan si kecil/harinya? Sudahkah memasukan uang jajan anak ke dalam list biaya sekolah anak? Yes! Betul banget Bu, uang jajan ternyata juga masuk ke dalam list biaya sekolah anak yang jarang disadari orang tua, lho!
Kalau Ibumin biasanya tetap memberikan ‘jatah’ uang jajan anak, dan masuk ke dalam anggaran biaya sekolah anak. Namun, uang jajan ini biasanya Ibu kelola dan dijadikan tambahan anggaran untuk tabungan anak.
Jadi, sebelum memberikan uang jajan, Ibumin biasanya akan menanyakan pada si kecil apakah hari ini uang jajannya mau diambil atau ditabung? Sebagai alternatifnya, Ibumin akan membawakan bekal sehat favoritnya untuk mencegah anak jajan sembarangan yang bisa memengaruhi kesehatan nantinya.
2. Biaya sekolah anak: perlengkapan sekolah
Tiap memasuki tahun ajaran baru, perlengkapan sekolah juga menjadi salah satu biaya sekolah anak yang seringkali luput dari perhatian orang tua. Selain membeli peralatan sekolah seperti buku tulis, dan alat tulis, terkadang Ibu juga perlu membelikan tas sekolah baru, bukan?
Hal ini juga sering dilakukan tanpa memandang apakah si kecil benar-benar membutuhkannya, atau sekadar inisiatif orang tua sebagai ‘hadiah kecil’ untuk anak, dalam menyambut tahun ajaran baru. Mengutip dari Scary Mommy berdasarkan sebuah survey yang dilakukan oleh Credit Karma, menemukan bahwa 42% rela membeli perlengkapan sekolah tiap tahun ajaran baru meskipun uang yang digunakan perlu berhutang terlebih dahulu.
Selain dapat menimbulkan masalah keuangan baru, sebab yang terburuk, budaya membeli perlengkapan sekolah baru tiap tahun ajaran baru ini, justru membuat anak berpikir bahwa mereka membutuhkan barang baru setiap kali mereka memulai kelas baru. Alih-alih membelikan perlengkapan sekolah baru, tiap satu tahun sekali, Ibumin akan menyetok beragam perlengkapan sekolah lebih banyak: pensil, buku tulis atau pulpen, supaya harganya juga lebih murah.
Sementara untuk tas, Ibumin akan membelikan tas yang sekalian bagus dan berkualitas. Supaya awet, nggak mudah rusak dan otomatis bisa digunakan dalam jangka waktu lama.
3. Biaya sekolah anak: kado ulang tahun teman
Buat si kecil yang masih duduk di bangku sekolah TK, pasti sudah nggak asing dengan perayaan ulang tahun temannya di sekolah. Kadang bingung juga ya Bu, sepertinya baru bulan lalu ada yang merayakan ulang tahun di kelas.
Eh, nggak taunya bulan ini ada siswa lain yang berulang tahun. Otomatis bikin Ibu mesti mengeluarkan budget yang masuk ke dalam biaya sekolah anak juga, nih!
Solusi dari Ibumin, coba cicil stock kado di rumah, saat pergi ke suatu tempat dan kiranya barang tersebut dijual dengan harga lebih murah atau diskon. Tapi, semisal sedang nggak ada budget lebih untuk membeli kado, sebaiknya nggak perlu dipaksakan ya, Bu.
4. Biaya sekolah anak: iuran hadiah guru
Di akhir semester atau kenaikan kelas, biasanya orang tua perwakilan kelas juga akan mengadakan iuran hadiah kecil untuk para guru. Biasanya sih, iuran ini bisa diambil dari uang kas kelas yang biasa dibayarkan tiap bulan.
Namun, terkadang barang yang diinginkan nggak pas dengan budget yang ada. Sehingga, mau tidak mau orang tua perlu menambahkan iuran di luar dari kas kelas.
Nggak apa-apa kok kalau mau ikut berpartisipasi. Tapi, jangan ragu untuk berani speak up jika dirasa iuran tersebut di luar dari budget sekolah ya Bu.
5. Biaya sekolah anak: kegiatan ekstrakulikuler berbayar (les mata pelajaran/kegiatan lainnya)
Cobalah untuk lebih selektif dalam memilih ekstrakulikuler yang benar-benar disukai dan dibutuhkan si kecil. Terutama bukan asal ikut-ikutan teman.
Karena mengutip dari Choose FI sedikit banyak, salah satu hal pertama yang perlu dipertimbangkan adalah masalah biayanya. Faktor lain yang perlu dipertimbangkan adalah, berapa banyak waktu yang dibutuhkan dan memungkinkan Ibu mengeluarkan biaya tambahan (uang jajan tambahan atau biaya transportasi).
Dengan mempertimbangkan biaya dan anggaran, semua ekstrakulikuler yang hendak dipilih, setidaknya sudah sesuai dengan budget dari biaya sekolah anak yang sudah disiapkan oleh Parents.
6. Biaya sekolah anak: budget study tour
Di bulan Juli kemarin, banyak orang tua yang mengeluh mengenai biaya study tour yang cukup membuat biaya sekolah anak terlihat jadi membengkak. Padahal sebenarnya, biaya study tour anak bisa dicicil sejak jauh-jauh hari agar tak terasa ‘berat’, lho!
Karena setidaknya, dalam satu tahun sekolah, anak-anak biasa melakukan kegiatan study tour maksimal hingga 2 kali. Sehingga, biaya study tour sebaiknya bisa mulai dicicil sejak si kecil masuk sekolah.
7. Biaya sekolah: ongkos jajan Ibu dan transport antar-jemput anak
Yes! Hal ini juga perlu diperhitungkan ke dalam budget biaya sekolah anak lho, Bu. Apalagi kalau Ibu menggunakan jasa bus sekolah berbayar, atau bahkan menjemput dan mengantar anak menggunakan kendaraan pribadi.
Biasanya sih kalau Ibumin cari solusi dengan, memisahkan budget khusus untuk ongkos transportasi. Terutama jika ditambah dengan ongkos jajan Ibu selama menunggu anak sekolah, Ibumin biasanya menahan diri untuk tidak jajan dan berusaha mengenyangkan perut terlebih dahulu sebelum menjemput si kecil di sekolah.
Nah, dari ke 7 biaya sekolah di atas, manakah yang sudah Parents antisipasi atau bahkan sudah dipisahkan budgetnya sendiri?