Ibupedia

Orang Tua Selingkuh? Awas, Mental Anak Jadi Taruhannya

Orang Tua Selingkuh? Awas, Mental Anak Jadi Taruhannya
Orang Tua Selingkuh? Awas, Mental Anak Jadi Taruhannya

Kasus perselingkuhan dalam kehidupan pernikahan rasanya kian sering terdengar. Apa pun pemicunya, satu hal yang paling disayangkan dari ketidaksetiaan suami/istri terhadap pasangannya adalah dampak psikologisnya pada anak. Ya, orang tua selingkuh adalah pukulan psikis yang sangat berat bagi anak.

Luka psikologis yang dirasakan anak akibat ayah atau ibunya berselingkuh ini akan memengaruhi kondisi mental anak, bahkan sampai dirinya dewasa kelak. Bagaimana hal ini bisa terjadi?

Perselingkuhan Orang Tua dan Beban Mental Anak

Dampak selingkuh tidak cuma berhenti pada retaknya ikatan perkawinan. Lebih jauh, perselingkuhan juga akan mencederai kesehatan mental anak dan membuatnya mengalami beban psikologis jangka panjang.

Penelitian yang dihimpun oleh Frank Pittman, profesor psikiatri dari Emory University di Atlanta, mengungkap dampak orang tua selingkuh pada anak-anak yang belum mampu mengekspresikan emosinya. Biasanya mereka akan menunjukkan gejala kecemasan seperti menyendiri, tantrum, mengisap jempol, ngompol, sampai mimpi buruk. Sebaliknya, efek buruk orang tua selingkuh pada anak yang usianya lebih dewasa biasanya berupa timbulnya perasaan marah, dikhianati, dan bahkan malu. 

Trauma akibat orang tua selingkuh memang bukan sesuatu yang sepele. Jika tak ditangani dengan betul, luka psikologis ini bahkan bisa terus membekas hingga di kemudian hari.

Dampak Selingkuh Terhadap Psikologis Anak

Ketika perselingkuhan terjadi, keharmonisan keluarga pelan-pelan terkikis. Hubungan yang semula hangat pun lama-lama akan terasa hambar. Nah, hal ini secara tidak langsung juga akan berdampak pada kesehatan mental anak.

Menyaksikan salah satu atau bahkan kedua orang tuanya berselingkuh adalah bencana besar bagi anak. Sayangnya, dampak selingkuh ini sering kali luput dari perhatian orang tua. Padahal kondisi psikologis anak berpengaruh besar terhadap tumbuh kembang dan kemampuan mereka, lho.

Lantas, kira-kira dampak psikis apa saja sih yang akan dirasakan anak ketika orang tuanya berselingkuh?

  1. Anak Merasa Malu

    Malu adalah efek psikologis yang pasti dialami setiap anak yang orang tuanya berselingkuh. Ya, kenyataan bahwa orang tuanya tak setia memang akan menyebabkan turunnya rasa percaya diri si anak. Perasaan malu yang mereka rasakan secara tidak langsung akan membuat mereka menjadi lebih pendiam dan menarik diri dari lingkungannya.

  2. Marah

    Dampak selingkuh orang tua juga termasuk timbulnya rasa marah pada diri anak. Emosi negatif ini biasanya muncul karena anak tidak terima ayah atau ibunya disakiti. Perasaan marah ini bahkan bisa berujung dendam dan berlangsung sampai anak dewasa lho, Bu.

  3. Sulit Percaya Orang Lain

    Anak yang orang tuanya menjalin affair dengan orang ketiga juga cenderung akan sulit memercayai orang lain. Kondisi psikologis ini dipicu oleh kejadian nyata yang selama ini ia lihat langsung.

    Anak akan cenderung beranggapan bahwa siapa pun bisa berbohong dan menyakiti mereka, termasuk orang-orang yang dicintai atau mencintainya. Dampak selingkuh ini akan berefek pada sulitnya anak menjalin hubungan dengan orang-orang yang ia temui kelak.

  4. Menurunnya Prestasi Belajar

    Menurunnya prestasi di sekolah atau kampus merupakan dampak selingkuh yang cukup banyak dirasakan anak. Beban mental ini diakibatkan oleh kacaunya motivasi belajar karena beberapa faktor, salah satunya adalah pertengkaran orang tua. 

  5. Berubahnya Persepsi Anak tentang Cinta

    Dampak selingkuh orang tua pada anak yang satu ini mungkin kurang banyak disadari. Ya, penghianatan dan ketidaksetiaan yang dilihat anak dari ayah ibunya secara tak langsung akan mengubah persepsi mereka tentang cinta.

    Anak akan sulit percaya tentang cinta yang tulus. Ia juga akan menganggap bahwa tidak ada seorang pun yang benar-benar menyayanginya di dunia ini. Sudah banyak contoh kasus orang takut berkomitmen akibat trauma masa lalu yang “dihadirkan” orang tuanya.  

  6. Sakit Hati

    Sakit hati adalah dampak psikologis yang sudah pasti dialami setiap anak korban perselingkuhan. Perasaan negatif ini tidak hanya dipicu karena mengetahui ayah ibunya punya hubungan spesial dengan orang lain, tapi juga ketika orang tua berpisah.

    Bukan tidak mungkin hal ini akan memunculkan rasa benci di hati anak, Bu. Kebencian ini akan membuat anak sulit mendengar apa yang dikatakan orang tuanya. Akibatnya, ia jadi pribadi yang sulit dikontrol dan memilih tumbuh besar dengan caranya sendiri.

  7. Anak Cenderung Berselingkuh Ketika Dewasa

    Pada kebanyakan kasus, perselingkuhan orang tua juga akan menjadi contoh bagi anak-anaknya. Masih dari penelitian yang sama, diketahui bahwa anak yang orang tuanya berselingkuh, kemungkinan besar juga akan menjadi pelaku perselingkuhan saat dirinya dewasa. 

    Ya, perselingkuhan seperti pola berulang. Anak belajar dari apa yang dilihatnya. Apa yang ia saksikan sejak kecil akan menentukan perilakunya kelak saat dewasa.

  8. Anak Merasa Bingung

    Dampak selingkuh orang tua pada kesehatan mental anak juga meliputi rasa bingung. Retaknya hubungan ayah dan ibunya akan membuat anak bertanya-tanya; mengapa ini terjadi? Apa yang salah? Siapa yang paling bersalah? Apakah aku juga jadi penyebab Ayah/Ibu selingkuh?

    Pikiran-pikiran semacam ini akan terus mengganggu anak—berminggu-minggu, berbulan-bulan, bertahun-tahun, atau bahkan selamanya. Anak pun jadi kehilangan pegangan. Tidak tahu harus mencari rasa aman kepada siapa.

  9. Merasa Kesepian

    Kesepian adalah dampak selingkuh yang juga akan dirasakan anak. Anak korban perselingkuhan biasanya akan menarik diri dari pergaulan karena merasa malu. Selain itu, ia juga cenderung berpikir orang tuanya tidak lagi menyayanginya. 

    Akibatnya, ia merasa kesepian lalu mencari kebahagiaan dan kesenangan di luar, di lingkungan yang mungkin tak ada seorang pun mengenalinya. Sebaiknya Ibu dan Ayah tetap waspada ya. Karena kita tidak pernah tahu sekejam apa dunia yang akan dihadapi anak.

  10. Anak Bersikap Kasar

    Anak yang tumbuh besar di tengah keluarga yang berselingkuh dan kerap bertengkar cenderung akan menjadi pribadi yang bersikap kasar pada orang-orang sekitarnya. Ini diakibatkan oleh emosi negatif dalam dirinya yang tidak terlampiaskan dengan baik.

  11. Depresi

    Tumpukan emosi negatif yang dirasakan anak korban perselingkuhan seperti dendam, marah, kecewa, malu, minder, sulit percaya, sedih, cemas, dan lainnya lama-lama akan memicu stres dan depresi pada diri mereka sendiri.

    Ketidakmampuan anak untuk menyalurkan emosinya secara tepat memang sangat rentan memicu depresi. Jika lingkar pertemanan anak kurang sehat, mereka bahkan bisa terjerumus ke hal-hal yang sifatnya negatif, misalnya memakai narkoba.

Dampak selingkuh orang tua terhadap tumbuh kembang dan psikologis anak memang nyata. Sayangnya, masih banyak orang tua yang “mengecilkan” rasa sakit yang dialami si anak hanya karena itu tak tampak. 

Kerikil dalam kehidupan pernikahan adalah hal yang wajar. Namun, bila memang Ibu atau Ayah merasa tidak ada lagi alasan untuk mempertahankan keutuhan rumah tangga, jangan lupa untuk selalu menomorsatukan kondisi mental anak, ya.

Ingatlah selalu bahwa anak membutuhkan kasih sayang dan perhatian penuh dari kedua orang tuanya. Apa pun keadaannya, tetap berikan cinta dan dukungan kepada anak. Jangan sampai ia merasa bahwa dirinya sendirian, kesepian, dan ditinggalkan.

Penulis: Kristal
 Editor: Dwi Ratih

Follow Ibupedia Instagram