Pasangan Selingkuh: Pertahankan Atau Tinggalkan?
Kisah tentang pasangan selingkuh belakangan ramai dibicarakan oleh masyarakat di Indonesia.
Terlepas dari apapun alasan perselingkuhan itu terjadi, mungkin banyak yang bertanya-tanya. Jika pasangan selingkuh, cerai atau bertahan? Terlebih bagi pasangan suami istri yang sudah memiliki anak.
Menghadapi pasangan selingkuh tentu bukan hal yang mudah dilakukan. Lantas, apa yang harus dilakukan untuk menghadapi pasangan selingkuh?
Berikut ini telah dirangkum hasil wawancara tim Ibupedia bersama seorang psikolog dari Rumah Sakit Pondok Indah, Roslina Verauli, M.Psi., Psi. Yuk, simak baik-baik ya!
Memahami definisi selingkuh
Pada dasarnya sampai saat ini belum ada pernyataan tegas mengenai batasan perselingkuhan. Hal ini dikarenakan masing-masing orang memiliki batasan tersendiri tentang apa itu yang dimaksud dengan selingkuh.
Misalnya, kisah pasangan selingkuh yang sempat viral yaitu mantan presiden Amerika Serikat, Bill Clinton, dengan seorang wanita bernama Monica Lewinsky. Saat itu, Bill Clinton tidak mengatakan ia berselingkuh sebab belum terjadi hubungan seksual antara dirinya dan Monica Lewinsky.
Padahal, sentuhan-sentuhan yang dilakukan sudah termasuk dalam aktivitas seksual.
Perlu diketahui bahwa secara praktik terdapat beberapa macam perselingkuhan, salah satu yang sering terjadi pada pihak wanita adalah pasangan selingkuh secara emosional.
Hal ini terjadi ketika seseorang memikirkan orang lain (yang bukan pasangannya) di dalam sebagian besar waktu yang dimiliki.
Termasuk memikirkan kenyamanan, ketenangan, yang mungkin didapat dari orang tersebut, tetapi tidak didapatkan dari pasangannya saat ini.
Sementara itu, pihak laki-laki biasanya melakukan perselingkuhan secara seksual. Sering kali bahkan pasangan selingkuh secara seksual hanya untuk hubungan satu malam atau one night stand.
Namun, yang biasanya menimbulkan masalah adalah ketika pasangan selingkuh melibatkan perasaan emosional saat melakukan hubungan seksual. Inilah yang kemudian menimbulkan keterikatan dengan orang lain, yang bukan pasangannya.
Menciptakan kesepakatan sebelum terjadi perselingkuhan
Untuk mencegah pasangan selingkuh, sebenarnya setiap pasangan bisa menciptakan batasan-batasan tersendiri. Terlebih jika masing-masing suami dan istri sudah memiliki teman lawan jenis sejak sebelum menikah.
Kesepakatan tentang batasan-batasan bahkan bisa dibuat dengan lugas. Pasalnya, jika kesepakatan dibuat dengan pengecualian tertentu maka kemungkinan terjadinya pasangan selingkuh justru lebih terbuka.
Pada beberapa kasus perselingkuhan terjadi justru dengan orang terdekat. Biasanya hal ini ditandai dengan keinginan atau hasrat untuk tampil 'berbeda' secara khusus untuk orang lain yang bukan pasangan.
Nah, di sinilah pentingnya membuat kesepakatan agar tanda-tanda pasangan selingkuh bisa dicegah sedini mungkin.
Faktor penyebab pasangan selingkuh
Sebagian besar korban perselingkuhan lebih sering menyalahkan diri sendiri ketika menghadapi pasangan selingkuh. Anggapan tentang wanita kurang bisa merawat diri, terlalu sibuk, atau anggapan-anggapan lain yang menjadikan dirinya sebagai penyebab pasangan selingkuh.
Padahal, pada banyak kasus perselingkuhan penyebabnya justru berasal dari pelaku itu sendiri.
Umumnya, pelaku memiliki penghayatan yang kurang tepat tentang makna cinta, sehingga menjadi pribadi yang mudah jatuh cinta, mudah tebar pesona, dan mudah tertarik secara emosional atau seksual dengan orang lain yang bukan pasangan.
Adanya banyak masalah dalam pernikahan, juga bisa menjadi penyebab hubungan suami dan istri menjadi renggang. Kondisi inilah yang memudahkan orang ketiga masuk di tengah-tengah pernikahan tersebut.
Tips menghadapi pasangan selingkuh
Apa yang harus dilakukan untuk menghadapi pasangan selingkuh? Ketika pasangan selingkuh cerai atau bertahan? Perlu diketahui, menyelesaikan masalah perselingkuhan tidak bisa dilakukan dengan tergesa-gesa.
Pasalnya, perceraian bukanlah satu-satunya jalan yang bisa ditempuh dalam menghadapi pasangan selingkuh. Disarankan agar kedua pasangan bersama-sama menyelesaikan masalah tersebut dengan kepala dingin.
Apakah ini adalah kali pertama pasangan selingkuh? Jika iya, mungkin bisa dilakukan perbaikan karena bisa jadi ada kesalahpahaman tentang makna cinta, pernikahan, atau justru trust issue yang dibawa sejak sebelum pernikahan.
Namun, jika pasangan selingkuh untuk kesekian kali, maka kembali pertanyakan pada diri sendiri. Jika pernah bertahan, kenapa saat ini tidak lagi mampu untuk bertahan?
Ayah dan Ibu juga perlu melakukan koreksi atas hubungan pernikahan yang selama ini dijalani. Apakah komunikasi antar pasangan sudah berjalan dengan baik? Sayangnya, hal ini justru jarang dilakukan ketika menghadapi pasangan selingkuh.
Oleh karena itu, ada baiknya jika terjadi perselingkuhan jangan langsung menyelesaikan saat itu juga dengan emosi yang meledak-ledak.
Jangan lakukan ini saat menghadapi pasangan selingkuh
Saat menghadapi pasangan selingkuh, yang perlu diingat adalah perselingkuhan tersebut terjadi bukan karena kamu. Perselingkuhan adalah pilihan yang bisa diambil atau tidak oleh pasangan. Jadi, tidak ada kaitannya dengan dirimu sendiri.
Selain itu, jangan pernah mencari tahu tentang orang ketiga yang ada dalam hubungan pernikahanmu. Semakin mencari tahu informasi tentang orang ketiga justru akan membuat kamu merasa rendah diri.
Memicu pemikiran bahwa kamu tidak lebih baik daripada dia. Ingat, perselingkuhan yang mereka lakukan tidak ada kaitannya dengan dirimu. Hal yang perlu kamu lakukan adalah membicarakan masalah tersebut dengan pasangan agar segera menemukan jalan keluar.
Menghadapi pasangan selingkuh memang bukan perkara mudah. Namun, jika memang harus menghadapi ini sebaiknya hadapi dengan hati dan pikiran yang jernih. Saat pasangan selingkuh cerai atau bertahan adalah keputusan yang harus dibuat secara matang dan tidak tergesa-gesa.
Editor: Dwi Ratih