Penting Nggak, Sih? Ini Fakta Seputar Pro-Kontra Wisuda Anak TK-SMA
Sempat ramai belum lama ini, tentang orang tua yang protes adanya wisuda anak TK sampai SMA di Instagram Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim. Para orang tua ini curhat kalau wisuda anak TK (bahkan PAUD) hingga SMA ini malah memberatkan anggaran orang tua.
Eh, tapi ternyata ada dua kubu bertentangan yang beranggapan kalau wisuda anak TK nggak masalah diadakan. Wah, Ibumin jadi bingung nih.
Sebenarnya wisuda anak TK sampai SMA ini penting nggak sih? Yuk, kita bedah semua pro kontra wisuda anak TK hingga tingkat yang lebih tinggi dalam ulasan berikut.
Alasan mereka yang pro dengan wisuda anak TK-SMA
1. Menambah motivasi belajar
Selebrasi kelulusan dalam bentuk wisuda diyakini sebagai bentuk motivasi untuk anak. Harapannya, sih setelah anak punya momen wisuda, dapat penghargaan, mereka jadi semangat sekolah di tingkat selanjutnya.
Tujuan akhirnya bukan supaya dapat aneka reward setelah belajar, ya. Tapi lebih kepada harapan kalau anak semangat terus mencari ilmu.
2. Bentuk apresiasi usaha murid
Wisuda anak TK sampai SMA dianggap juga sebagai bagian dari bentuk apresiasi usaha murid selama belajar. Sebelum selebrasi wisuda marak di tingkat pendidikan paling rendah, bentuk apresiasi hanya diperuntukkan bagi siswa paling berprestasi di sekolah.
Misalnya, karena meraih peringkat tertentu, berhasil masuk ke sekolah tertentu di jenjang berikutnya, atau memenangkan turnamen dan olimpiade. Sedangkan dalam acara wisuda, semua anak baik yang akademiknya baik atau dalam taraf rata-rata akan mendapat kehormatan dipanggil namanya, disebutkan orang tuanya dan maju ke panggung untuk menerima hasil belajarnya.
3. Merayakan proses pertumbuhan dan perkembangan anak
Dari laman Today’s Parent, seorang Ibu mengemukakan pendapatnya bahwa, kenapa tidak kita sebagai orang tua merayakan wisuda anak TK sebagai bentuk dari merayakan proses tumbuh kembang anak.
Seperti halnya di poin 2, semua murid pada akhirnya akan mendapat trofi atau penghargaan sejenisnya, meski mereka tahu siapa yang paling baik nilainya di kelas. Ini juga bagus, untuk menumbuhkan rasa percaya diri anak ya, Bu.
4. Kebanggaan orang tua
Sudah pasti anak adalah kebanggaan orang tua. Orang tua yang setuju dengan adanya wisuda anak TK-SMA jadi lebih bangga karena merasa anaknya diakui orang lain. Kalau wisuda ditiadakan, anak yang terlihat hanya anak-anak dengan prestasi menonjol.
5. Tidak semua anak bisa mencapai tingkat kuliah
Orang tua yang pro dengan wisuda anak TK-SMA menganggap kalau setiap tingkat sekolah itu ada usaha maksimal anak. Tentu perlu diapresiasi.
Apalagi, belum tentu semua anak bisa menggapai masa perkuliahan dan diwisuda ketika lulus. Anak-anak yang tamatan sekolah lebih rendah pun, masih bisa merasakan selebrasi wisuda ini.
Salah satu Ibu sempat memberikan komentarnya pada postingan Instagram Ibupedia tentang wisuda anak TK-SMA ini. Ibu @gitawahyunimunita berkomentar:
“Aku termasuk sama yang pro sih. Kenangan itu berharga bgt, gak ternilai, ibarat duit bisa di cari. Dan gak semua dari mereka kelak beruntung bakal memakai toga beneran saat lulus kuliah jadi sarjana, jadi apa salahnya mereka punya kenangan memakai toga saat masih kecil.”
6. Abadikan momen dengan teman & guru
Momennya itu lho, yang nggak bisa dilupain. Anak tentu merasa dekat dengan teman dan gurunya. Nggak heran kalau ajang wisuda anak TK-SMA dijadikan ajang pengabadian momen bersama.
Ibu @dwisandraa berkomentar:
“Klo beginian mending konsul ke pihak sekolah. Saran jgn ditiadakan sih,mending lebih dibimbing ke acara perpisahan macem pentas seni. Ini tu cukup penting lho, krna blm tntu nantinya bakal ktmu lg sama tmn2 bahkan guru yg mungkin emang sedeket itu. Walaupun bukan seluruh,tp sebagian(mungkin) sangat2 butuh untuk kenang2an. Krna klo bener2 ditiadakan kan untuk bbrp org yg merasa keberatan, jd lbh baik cari jln keluar. Just my opinion yaa”
Alasan mereka yang kontra dengan wisuda anak TK-SMA
Nah, sekarang cari tahu alasan orang tua yang kontra dengan acara wisuda anak TK-SMA, yuk!
1. Menambah beban finansial
Nggak semua orang tua bisa menyediakan dana lain diluar dana utama sekolah seperti buku, seragam dan SPP bulanan. Karena acara selebrasi seperti ini membutuhkan biaya tambahan berupa sewa/beli baju toga, sewa pakaian, make up, beli buket dan bahkan uang sewa gedung wisuda.
Terutama, jika wisudanya dilakukan di luar fasilitas sekolah. Ibu @ayna_syahfitri memberikan komentarnya dengan berapi-api:
“SETUJU BGT SIH KLO INI DIHAPUSKAN PAAKKKKK !!! SAMPE ADA KENALAN YG CARI PINJAMAN BUAT BAYAR BIAYA WISUDA ANAK NYA, PADAHAL MASIH TK.”
2. Risiko diskriminasi sosial
Memang sih, ikut tidaknya dalam acara wisuda TK biasanya dibicarakan dulu dengan orang tua dan masih berkesempatan memilih ikut atau tidak. Sayangnya, ini justru jadi meningkatkan risiko diskrimanisi sosial.
Mereka yang tidak ikut wisuda jadi dipandang sebelah mata karena tidak mengikuti rangkaian acara. Anak-anak ini juga jadinya merasa ‘kecil’ dibandingkan teman-temannya yang mengikuti acara ini.
3. Tidak terlalu krusial, terutama untuk jenjang PAUD dan TK
Karena jenjang pendidikan yang masih sangat awal, wisuda anak TK dan PAUD juga dianggap tidak terlalu krusial dan penting. Masa sekolah yang singkat dan masih mengutamakan bermain mendukung anggapan ini juga.
4. Anggapan wisuda hanya demi prestige lembaga pendidikan
Kalau hal ini sempat hangat diperbincangkan. Terkait lembaga pendidikan hanya cari nama atau malah cari cuan tambahan dari terseleggaranya wisuda anak TK-SMA.
Bagaimana tidak? Dengan adanya biaya yang bengkak, orang tua berpikir ini celah yang tepat untuk mengambil keuntungan tambahan. Parents sempat berpikir begitu juga, tidak?
5. Jenjang sekolah anak masih panjang, lebih baik fokus pada pengembangan diri anak
Dokter anak Ardi Santoso sempat ikut memberi komentar terkait wisuda anak TK sampai SMA. Dirinya mengatakan bahwa, tanpa bermaksud mengurangi maksud selebrasinya, dengan meniadakan wisuda anak TK-SMA kita mengajarkan pada anak bahwa jangan dulu lengah.
Masih ada jenjang pendidikan tingkat lanjutan yang waktunya juga masih panjang. Ini juga akan membantu memupuk mental anak untuk tidak mudah lengah.
Lebih baik fokus pada pengembangan kemampuan anak dan kurikulum pendidikan. Ada benarnya juga, sih, ya.
6. Bikin wisuda kuliah jadi kurang greget
Ini juga jadi alasan orang tua memilih untuk kontra dengan adanya wisuda anak TK-SMA. Momen wisuda saat kuliah yang biasanya paling dinantikan, akan jadi terkesan biasa saja karena anak-anak ini sudah merasakan wisuda di tingkat pendidikan yang lebih rendah.
Meski Menteri Pendidikan dan Kebudayaan belum memberikan respon resmi, untuk protes penghapusan wisuda anak di bawah jenjang perguruan tinggi, Walikota Surabaya, Eri Cahyadi, sudah mengambil langkah berupa larangan mengadakan wisuda anak TK-SMA di Surabaya. Parents sendiri lebih memilih untuk tetap diadakan wisuda anak TK-SMA atau lebih baik dihapuskan saja?
Editor: Aprilia