Ibupedia

Perhatikan 10 Rambu-Rambu Saat Bertengkar Dengan Pasangan

Perhatikan 10 Rambu-Rambu Saat Bertengkar Dengan Pasangan
Perhatikan 10 Rambu-Rambu Saat Bertengkar Dengan Pasangan

Sebagai pasangan suami-istri perbedaan pendapat dan sedikit kesalahpahaman terkadang dapat memicu pertengkaran. Nggak perlu khawatir, sebab pertengkaran dalam rumah tangga itu merupakan ‘bumbu’ penyedap yang memang harus dialami oleh tiap pasangan kok Bu.

Ibarat masakan, kalau tidak diberi garam dan bumbu penyedap maka rasa makanan tersebut jadi terasa kurang enak ya Bu. Nah, sama halnya dengan pernikahan, kalau datar-datar saja dan nggak dilengkapi perbedaan pendapat antar pasangan sepertinya kurang seru ya?.

Berbeda pendapat dan bertengkar dengan pasangan merupakan hal yang wajar terjadi dalam pernikahan. Meski begitu, ternyata nggak semua pasangan tahu bagaimana cara bertengkar yang tepat sehingga tidak berlarut-larut dan menimbulkan dendam antar pasangan lho!.

Padahal ada banyak cara bertengkar pasangan yang bisa kamu terapkan agar pertengkaran tersebut bisa dihadapi dengan cara yang sehat. Yuk simak apa saja rambu-rambu saat bertengkar dengan pasangan yang lebih sehat dan sebaiknya nggak boleh dilanggar berikut ini.

Cara bertengkar dengan pasangan yang lebih sehat


1. Hindari bertengkar di depan umum

Melansir Your Tango bertengkar dengan pasangan di depan umum hanya akan membuat kamu merasa malu. Nggak hanya itu, orang yang melihat kamu bertengkar pun mungkin akan merasa tidak nyaman dengan ‘pemandangan’ tersebut.

Siapapun pasti nggak ingin melihat seseorang bertengkar di depan umum, bukan? Jadi, yuk selesaikan masalahmu setelah sampai di rumah dan sebisa mungkin hindari bertengkar di depan umum ya Bu.

2. Jangan gengsi minta maaf kalau salah

Minta maaf mungkin menjadi suatu hal yang cukup membuat ‘gengsi’ bagi sebagian orang. Salah atau tidak, rasanya berat sekali untuk mengaku salah dan minta maaf.

Kalau kamu termasuk tipe orang yang seperti ini, mulailah belajar untuk tidak menuruti ego dalam diri yang hanya akan merugikan diri sendiri ya Bu. Sebab, kamu dan pasangan bukan lagi seperti orang lain terlebih jika sudah punya anak.

Nggak perlu gengsi buat minta maaf kalau kamu salah. Jadikan cara bertengkar dengan pasangan yang satu ini sebagai alternatif agar kamu dan pasangan bisa belajar menurunkan ego masing-masing ya Bu.

3. Jaga volume dan intonasi suara

Sebab, makin tinggi suara maka pertengkaran akan semakin terasa panas. Nah, jika sudah panas nggak menutup kemungkinan kamu dan pasangan jadi sama-sama sulit berdamai.

Terlebih jika salah satu diantara kalian sudah sangat emosi dan melontarkan kalimat-kalimat yang membuat sakit hati. Lagi pula, menjaga volume dan intonasi suara juga berguna agar si kecil tidak mendengar jika orang tuanya sedang bertengkar dan membuatnya menjadi trauma di kemudian hari.

4. Hindari kata-kata menuduh atau menghakimi

Misalnya saja seperti “kamu tuh selalu…” atau “kamu tuh nggak pernah…” sebab kata-kata seperti ini sama saja kamu menuduh dan menghakimi pasangan padahal belum tentu pasangan melakukan hal tersebut. Terkadang meski ada peran dan bantuan dari pasangan kita, saat emosi hal tersebut memang seolah tertutupi.

Sehingga kita menganggap pasangan belum melakukan hal yang kita inginkan dengan sempurna. Seperti, membersihkan rumah yang belum terlalu sempurna, lupa mencuci piring setelah selesai makan dan lain sebagainya. Coba pikirkan lagi, apa alasan pasangan tidak melakukan hal tersebut dan jangan terlalu menghakimi ya Bu.

5. Jangan biarkan masalah tidak selesai

Usahakan menyelesaikan masalah hari itu juga dan jangan biarkan masalah di diamkan hingga berlarut-larut ya Bu. Semakin masalah ditumpuk maka akan semakin runyam emosi yang bergejolak dalam diri kita.

Kalau kamu terbiasa melakukan silent treatment dengan pasangan ketika bertengkar, ada baiknya jangan terlalu lama ambil jeda tersebut ya Bu. Ketika emosi sudah stabil coba bicarakan hal yang mengganjal dalam diri kamu dengan pasangan.

6. Hindari curhat ke media sosial dan orang lain 

Saat emosi sedang meledak-ledak, ada baiknya hindari curhat ke media sosial dan orang lain ya Bu. Percaya deh, hal ini nggak akan membuat masalah terselesaikan.

Justru hanya membuat kamu semakin emosi dan sulit dikendalikan. Sebaiknya ambil jeda sebentar, inhale-exhale, jauhkan handphone dari jangkauan kamu dan alihkan dengan hal lain seperti nonton Netflix atau mendengarkan musik.

7. Tahan diri untuk tidak mengatakan kata cerai atau pisah dengan gampang

Jika melansir Very Well Mind menurut dokter sekaligus psikolog pernikahan Dr. Karen Sherman, kebanyakan pasangan mengatakan tidak mengatakan cerai secara jujur ketika bertengkar. Kata cerai atau pisah hanya dimaksudkan sebagai ancaman dari salah satu pasangan akibat emosi yang meledak-ledak.

Meski begitu, salah aturan dan cara bertengkar dengan pasangan yang sehat adalah tidak mengatakan cerai atau pisah dengan gampang. Sebab, sekali kamu mengatakan hal tersebut sebagai ancaman maka bukan tidak mungkin saat pertengkaran berikutnya kata tersebut terlontar kembali.

8. Jangan sampai melakukan kekerasan verbal atau fisik

Semarah-marahnya kamu ataupun pasangan, usahakan agar tidak melakukan kekerasan verbal maupun fisik ya. Sebab hal ini masuk ke dalam golongan kekerasan dalam rumah tangga yang sekali dilakukan maka seterusnya akan ‘ketagihan’ untuk dilakukan kembali.

Apalagi jika hal ini dilakukan tidak sengaja di depan si kecil. Bukan tidak mungkin ia akan mengalami trauma nantinya. Nggak hanya itu, kekerasan verbal maupun fisik ini bukanlah cara bertengkar dengan pasangan yang sehat ya Bu. Jadi lebih baik hal tersebut segera dihindari.

9. Mau mendengarkan penjelasan pasangan

Ingat! Mendengarkan disini dimaksudkan agar saling memahami dan bukan bermaksud untuk adu mulut yang hanya akan menambah level emosi kamu ya Bu. Nggak ada gunanya beradu mulut dan berdebat apalagi dengan volume yang tinggi hingga lingkungan sekitar mendengar. 

Bukannya menyelesaikan masalah, hal tersebut justru dapat menimbulkan masalah baru.

10. Mau mengalah dan hindari silent treatment

Meski silent treatment mungkin cukup efektif bagi beberapa pasangan, namun sebaiknya hal ini tetap dihindari ya Bu. Sebab, menurut Journal Violence and Victim silent treatment dapat dikategorikan sebagai salah satu jenis kekerasan emosional pada pasangan.

Ketika pasangan melakukan hal ini biasanya ia tidak akan mengakui keberadaan kita, membuat kita merasa tidak berdaya dan dikucilkan. Agar bertengkar dengan pasangan tetap sehat, jangan lakukan hal ini ya Bu.

Kamu bisa memberi jeda pada diri sendiri dan pasangan sekitar 10 menit ketika dirasa emosi akan meledak-ledak. Setelah tenang, hampiri pasangan dan ajak selesaikan masalah kembali dengan kepala dingin.

Jangan ragu meminta maaf atau sekadar memberi pelukan ya! Terkadang sentuhan fisik seperti ini dapat membuat pasangan kita menjadi lebih tenang lho. Yuk lebih bijak lagi ketika bertengkar dengan pasangan.

Editor: Dwi Ratih