Punya Pasangan Boros? Simak Kiat Menghadapinya Berikut!
Punya pasangan yang boros dan suka menghambur-hamburkan uang?
Tak bisa dipungkiri, uang adalah salah satu faktor yang memengaruhi hubungan. Bahkan, jika merujuk pada situs Lokadata, uang atau faktor finansial masih menjadi salah satu penyebab utama perceraian di samping pertengkaran dan perselingkuhan.
Memiliki perbedaan pandangan dalam hal keuangan memang tak mudah. Terlebih jika hal tersebut disebabkan oleh kebiasaan atau didikan dari orang tua. Pasti akan sangat sulit berubah.
Lalu, apa yang harus dilakukan dalam menghadapi pasangan yang boros? Berikut penjelasannya.
Cari tahu akar permasalahannya
Kebiasaan boros tidak muncul tiba-tiba. Pasti ada akar permasalahannya. Mengetahui akar permasalahan sangat penting dalam menghadapi masalah apa pun, termasuk saat menghadapi pasangan boros.
Dengan mengetahui akar permasalahan, solusi yang kamu temukan nanti pasti akan mengatasi masalah secara tuntas. Ada banyak sekali penyebab kebiasaan boros. Kamu tidak harus bertanya langsung, “kenapa boros?”.
Biasanya, penyebab tersebut akan terlihat dari cerita seputar kesehariannya. Dengarkan dengan seksama. Usahakan untuk tidak bersikap judgmental atau malah merasa paling benar. Bagaimanapun juga, ini dilakukan demi kelangsungan kalian sebagai pasangan.
Ajak pasangan buat catatan keuangan
Banyak sekali orang boros yang merasa dirinya tidak boros sama sekali. Ini karena orang boros biasanya tidak punya catatan keuangan sendiri. Mengajak pasangan untuk membuat catatan keuangan bisa menjadi cara yang efisien untuk mengatasi keborosannya.
Kamu bisa mencontohkan caranya. Lebih gampang lagi, minta pasangan download aplikasi pencatat keuangan. Kebanyakan aplikasi pencatat keuangan yang ada sekarang sangat mudah digunakan. Jadi tak ada lagi alasan “susah” atau “terlalu membingungkan”.
Biasakan membuat anggaran
Selain karena tidak punya catatan keuangan, biasanya orang boros juga cenderung tidak suka membuat anggaran. Padahal, membuat anggaran adalah salah satu cara mengatur keuangan yang efisien.
Dalam menghabiskan uangnya, mereka cenderung bertindak sesuka hati. Tak jarang pula, mereka impulsif saat membelanjakan uang. Mereka lebih sering mementingkan perasaan ketimbang berpikir rasional saat berbelanja.
Sebagai solusi, kamu bisa ajak pasangan untuk membuat anggaran. Buat pos-pos pengeluaran, misalnya anggaran untuk bayar tagihan, biaya keperluan sehari-hari, hingga biaya pendidikan anak.
Jangan lupa juga untuk menganggarkan uang tabungan dan dana darurat. Langkah ini akan membuat pasangan menyadari bahwa ia masih punya banyak kebutuhan yang harus dipenuhi daripada menghabiskan uangnya untuk mengabulkan keinginan-keinginan sesaat.
Membuat tujuan keuangan
Coba tanyakan pada pasangan apa tujuan keuangan mereka. Tanyakan tujuan jangka pendek, menengah, dan panjang. Lanjutkan dengan diskusi mengenai tujuan keuangannya tersebut dan cari tahu alasannya.
Apabila kamu menemukan tujuan keuangan yang jelas, misalnya mengumpulkan biaya untuk kuliah anak. Ingatkan tujuan tersebut kepada pasangan. Namun, jika jawaban mereka hanya seputar kebutuhan-kebutuhan yang sifatnya tersier atau sederhananya, keinginan, sebaiknya harus segera diubah.
Minta pasangan agar kamu dilibatkan dalam menyusun tujuan keuangan. Ini bukan berarti kamu mengambil alih seluruh rencana keuangan pasangan ya. Namun lebih kepada mengajak pasangan untuk tidak mementingkan keinginannya sendiri.
Bagaimanapun juga, sebagai pasangan kalian pasti ingin tetap bersama dalam waktu lama, bukan? Jadi, jangan biarkan uang merusak harmoni hubungan kalian.
Membuat rekening khusus
Biasanya, orang menjadi boros karena merasa masih punya banyak uang. Padahal kondisi tersebut belum tentu berlangsung lama. Apakah pasanganmu juga demikian? Untuk menghadapi pasangan boros karena merasa punya banyak uang, coba buatkan satu rekening khusus.
Rekening tersebut dikhususkan untuk belanja namun jumlah saldo di dalamnya dibatasi. Dengan begitu, pasangan bisa langsung sadar jika ia sudah menghabiskan terlalu banyak uang.
Ada baiknya juga untuk menghindari layanan keuangan seperti kartu kredit dan paylater. Layanan keuangan tersebut berpotensi membuat pasangan semakin boros. Sebab, mereka selalu merasa punya banyak uang.
Jika memang terpaksa harus menggunakan kartu kredit, pilih limit yang paling rendah agar pengeluaran tetap terkontrol.
Lakukan evaluasi keuangan
Berikutnya, ajaklah pasangan untuk melakukan evaluasi keuangan. Tidak harus setiap hari, per dua minggu atau per bulan pun sudah cukup. Diskusikan dengan pasangan mengenai pengeluarannya selama satu bulan.
Meski cara ini sebenarnya tidak langsung membuat pasangan “tobat” dan berhenti boros, evaluasi bisa kamu jadikan pancingan. Dari evaluasi keuangan, pasangan bisa tahu ke mana saja larinya uang yang sudah susah payah ia hasilkan.
Selanjutnya, kamu bisa mendorong pasangan untuk lebih bijak dalam mengelola keuangannya.
Lebih baik lagi jika evaluasi tersebut diteruskan dengan membuat anggaran keuangan untuk bulan selanjutnya. Langkah ini akan membuat pasangan merasa bertanggung jawab penuh atas kondisi keuangannya sendiri dan tentunya kondisi keuangan keluarga.
Jangan ragu untuk minta bantuan ahli
Pasangan begitu boros dan sulit untuk dinasihati? Daripada terus-menerus makan hati, kamu bisa minta bantuan ahli. Ajak pasangan bertemu dengan pakar keuangan, terutama keuangan keluarga.
Para ahli pasti sudah pernah menjumpai masalah yang serupa. Dari pengalaman tersebut, ahli bisa memberikan nasihat keuangan yang tepat untuk kamu dan pasangan. Selain menemui ahli keuangan, kamu bisa coba datang ke layanan konseling pernikahan atau psikologi.
Siapa tahu, mungkin penyebab pasangan boros begitu keras kepala adalah karena memang kepribadiannya mendukung.
Menghadapi pasangan boros jelas bukan suatu hal yang mudah. Tidak jarang kamu akan merasa kesal atau bahkan makan hati, terutama jika pasangan benar-benar sulit dinasihati.
Kamu bisa mencoba tips di atas untuk mengatasi masalah keborosan tersebut Ingat, kuncinya adalah sabar dan tetap berkepala dingin saat menghadapi pasangan boros.
Editor: Dwi Ratih