Rahasia Berbagi Peran dengan Suami Saat Istri Bekerja
Di zaman yang serba modern seperti saat ini, bekerja dan mencari nafkah tak lagi menjadi tugas suami seorang. Melainkan istri juga bisa bekerja untuk membantu suami memenuhi kebutuhan nafkah keluarga.
Meskipun di dalam agama Islam, mencari nafkah merupakan tugas utama seorang suami. Namun, besarnya kebutuhan rumah tangga membuat istri terpaksa ikut turun tangan untuk membantu perekonomian keluarga.
Sebenarnya tidak ada salahnya ya Bu, jika seorang istri bekerja. Namun tantangan istri bekerja tentu harus siap dihadapi, terutama jika sudah memiliki anak.
Salah satu tantangan istri bekerja adalah kemungkinan kurangnya waktu dengan anak dan keluarga, kelelahan bekerja hingga tak punya waktu untuk diri sendiri hingga harus siap multitasking antara urusan pekerjaan dan rumah tangga. Lelah itu pasti, tapi risiko istri bekerja seperti ini memang harus siap dihadapi.
Untuk itu dibutuhkan peran suami agar bisa berbagi peran berdua. Misalnya saat istri bekerja suami mengurus anak, sehingga beban masing-masing terasa lebih ringan dilalui bersama. Lalu apa saja sih tantangan istri bekerja lainnya? Simak dalam artikel berikut ini yuk.
Tantangan dalam rumah tangga saat istri bekerja
Segala sesuatu yang kita kerjakan tentu memiliki risiko ya Bu. Termasuk jika seorang istri bekerja, sehingga persoalan mengurus rumah dan keluarga harus dibicarakan kembali.
Jika melansir Very Well Mind ketika salah satu pasangan (dalam hal ini istri) bekerja, penting untuk masing-masing punya peran dalam memelihara hubungan pernikahan. Sebab ketika keduanya bekerja, otomatis waktu untuk bersama keluarga memang semakin sedikit.
Terutama bila komunikasi antar keduanya tidak lancar. Untuk mengatasi hal ini, berbagi peran antara suami dan istri sangat penting demi memilihara keutuhan rumah tangga. Sebelumnya simak terlebih dahulu apa saja tantangan istri bekerja yang perlu suami ketahui:
Tantangannya:
- Sulit membagi waktu dengan anak
Istri bekerja biasanya memiliki waktu yang sedikit untuk keluarga dan anak-anak. Jadwal meeting yang padat, pekerjaan yang banyak serta harus pulang malam akibat lembur menjadi tantangan pekerjaan yang sulit dihindari.
Karenanya seorang istri mungkin akan menghadapi kesulitan dalam memberikan waktu yang cukup untuk anak-anak mereka. Seolah ‘dihantui’ selalu dengan pekerjaan membuat mereka menjadi sulit membagi waktu dengan anak.
- Anak bisa merasa kesepian
Kehadiran orang tua merupakan hal yang terpenting bagi seorang anak. Lantas bagaimana jika istri bekerja? Maka risiko bila si kecil merasa kesepian tak bisa dihindari.
Apalagi jika kedua orang tuanya bekerja dan hanya punya sedikit waktu untuk bermain atau sekadar mendengarkan cerita-cerita mereka di sekolah. Ujung-ujungnya istri bekerja dianggap kurang banyak waktu untuk memperhatikan perkembangan si kecil.
- Kurangnya quality time bersama pasangan
Kesibukan istri bekerja atau sekolah kembali, terkadang juga bisa membuat waktu dengan suami berkurang lho. Hal ini tentu sangat berisiko pada hubungan pernikahan nantinya.
Terlebih jika komunikasi antar suami istri tidak lancar, jarang menelpon, jarang mengirimkan pesan teks dan jarang memberikan kabar. Melansir Elite Daily padahal quality time dengan pasangan penting dilakukan demi menjaga keharmonisan hubungan.
Kalau masing-masing sudah merasa sangat sibuk hingga lupa memberikan kabar, ada baiknya untuk segera perbaiki hal ini sebelum terlambat. Suami dan istri juga perlu meluangkan waktu untuk menjaga hubungan sebagai pasangan.
- Sulit mengatur emosi
Banyaknya tugas dari kantor, belum lagi harus mengurus si kecil di rumah sepulang kerja nggak dipungkiri juga bisa membuat emosi seorang istri bekerja menjadi tidak stabil. Hal ini didukung dengan kelelahan fisik sehingga istri menjadi mudah marah ketika rasa lelah datang.
Hal ini nyatanya bisa mempengaruhi psikologi anak, serta membuat mereka merasa kurang diperhatikan oleh Ibunya lho. Penting untuk melatih kesabaran Ibu agar keluarga tak lagi jadi korban.
Kelebihannya:
- Meningkatkan kemampuan diri
Ibu, pernah dengar istilah, “sudah capek-capek sekolah tinggi tapi ujung-ujungnya malah jadi Ibu rumah tangga”? Nah, saat istri bekerja hal ini tentu tidak berlaku lagi. Sebab, bekerja membuat kemampuan dirinya tetap terasah bahkan meningkat. Apalagi jika istri kembali bersekolah dan mengasah kembali ilmu pengetahuannya.
- Bisa membantu keuangan keluarga
Seorang istri bekerja otomatis bisa memiliki pemasukan tambahan untuk keluarganya. Tak hanya bisa memenuhi keperluannya sendiri, tetapi yang biasanya menjadi utama adalah untuk membantu finansial keluarga. Nah, kalau masalah ekonomi keluarga sudah bisa diatasi ketika istri bekerja maka keluarga akan menjadi lebih sejahtera.
- Punya lingkungan pergaulan yang luas
Melansir Life Hacks jika seorang istri bekerja maka ia punya kesempatan mengenal dan memiliki lingkungan pergaulan baru yang lebih luas. Rasanya hati terasa lebih bahagia karena punya banyak teman.
Peran suami saat istri bekerja
Meski punya efek positif dan negatif, istri bekerja atau sekolah lagi tentu harus mendapatkan dukungan yang positif dari suami. Salah satunya dalam hal mengurus anak.
Mengurus rumah sudah menjadi tugas seorang istri sekaligus Ibu. Namun bukan berarti suami hanya bisa diam saja melihat istrinya mengerjakan semuanya. Untuk itu berikut adalah beberapa peran suami yang bisa dilakukan saat istri bekerja:
- Terlibat mengurus si kecil
Pembagian tugas mengurus si kecil penting dilakukan ketika istri dan suami sama-sama bekerja ya Bu. Apalagi jika tidak memiliki asisten rumah tangga.
Ibu bisa komunikasikan hal ini dengan suami saat waktunya tepat, dalam artian saat ia sedang tidak lelah bekerja. Bicarakan dengan kepala dingin agar istri bekerja juga bisa mendapat dukungan tanpa merasa bersalah jika si kecil tidak terurus.
- Komunikasikan apa keluhan Ibu
Melansir Baby Center ketika istri bekerja, sementara suami mengurus anak maka istri juga perlu komunikasikan segala keluhan pada suami. Misalnya dalam hal mengajak anak bermain, mengganti popok, memberi makan dan waktu screen timenya.
Agar lebih jelas, Ibu perlu memberikan jadwal dan catatan apa saja yang kiranya boleh dan tidak boleh dilakukan selama istri bekerja dan suami mengurus anak. Hal ini berguna untuk saling menyamakan visi dan misi dalam mengurus anak serta menghindari pertengkaran.
- Biarkan suami mengurus anak tanpa kritikan
Kritik merupakan hal yang wajar apabila ada satu hal yang kurang berkenan bagi kita. Tapi, ketika suami mengurus anak biarkan dan percayakan ia mengurus si kecil dengan caranya sendiri.
Agar ia merasa menjadi sosok yang dipercaya dan diandalkan bagi istri dan juga anak-anaknya. Kalaupun ada hal yang tidak berkenan, ada baiknya jangan langsung di kritik ya Bu apalagi jika di kritik di depan anak.
- Pandai membagi waktu
Jika istri bekerja di rumah dan begitupun dengan suami, maka penting untuk membuat jadwal dan membagi waktu kapan anak harus bersama Ibunya dan kapan anak harus bersama Ayahnya. Misalnya saja mulai jam 8 pagi hingga 12 siang anak bersama Ibunya. Kemudian di atas jam 12 siang hingga 4 sore bersama Ayahnya, agar Ibu juga bisa punya waktu untuk bekerja.
Bagi istri bekerja, membagi waktu antara keluarga dan pekerjaan memang sedikit susah di awal. Untuk itu perlu dukungan suami agat segalanya berjalan sesuai rencana dan si kecil tetap dapat perhatian penuh dari Ibu dan Ayahnya. Yuk, bisa yuk! Semangat selalu ya Bu.
Editor: Dwi Ratih