Sampai Kapan Orang Tua Boleh Mandi Bareng Anak?
Mandi bareng anak seringkali jadi pilihan terutama bagi orang tua yang butuh waktu cepat agar bisa melakukan banyak hal. Ibu mungkin jadi orang yang cukup sering mandi bareng anak. Kebanyakan alasannya pasti karena pekerjaan rumah yang menumpuk, sehingga mandi bareng anak dianggap bisa memangkas waktu, ibaratnya sekali dayung dua tiga pulau terlampaui; anak beres mandi, Ibu pun juga beres mandi. Setelahnya Ibu jadi bisa melakukan pekerjaan lain yang sudah menanti.
Mandi bareng ini sebenarnya juga sudah jadi semacam kebiasaan di Indonesia. Anak tak hanya sering mandi bareng orang tuanya, tapi mereka pun juga sering mandi bareng saudara atau teman-temannya. Kalau di kampung, yang notabene kebanyakan ukuran kamar mandinya besar, anak-anak sering mandi bersama sambil bermain air. Atau mungkin yang masih suka mandi di sungai, anak-anak juga sering mandi bersama teman-teman, bahkan keluarganya yang sudah dewasa.
Manfaat Mandi Bareng Anak
Sebenarnya sampai kapan ya orang tua boleh mandi bareng anak? Atau sampai usia berapa anak boleh mandi bersama orang tuanya? Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, mari kita bahas dulu berbagai manfaat mandi bareng anak. Ya, meski ada batasan umurnya, mandi bareng anak juga punya beragam manfaat.
1. Sebagai kesempatan bonding antara orang tua dan anak
Mandi bareng anak bisa jadi ajang untuk memperkuat ikatan antara orang tua dan si kecil. Saat di kamar mandi, orang tua dan anak akan saling berinteraksi. Keduanya juga berkesempatan untuk melakukan skin-to-skin lebih sering. Jika di rumah Ibu terdapat bath up, ajak anak untuk mandi di dalam bath up sambil sesekali memeluk anak. Beberapa Ibu bahkan sangat suka menyusui sambil berendam di air hangat sembari memangku dan memeluk anaknya. Kombinasi skin-to-skin dan air hangat dapat membantu memperlancar keluarnya ASI.
2. Mengajarkan anak tentang anggota tubuhnya
Selain itu, kamar mandi juga bisa jadi “ruang kelas” dadakan lho. Ini karena saat mandi bersama, Ibu atau Ayah juga bisa mengajarkan ke anak tentang pendidikan seks usia dini. Pendidikan seks untuk anak usia dini ini meliputi pengenalan anggota tubuh, termasuk organ-organ intim, dan mana saja bagian tubuh yang tidak boleh disentuh orang lain. Ibu juga bisa sekalian mengajarkan norma-norma agama yang diyakini keluarga kepada anak, misalnya mana saja yang termasuk aurat dan mana yang tidak, tergantung jenis kelaminnya. Mandi bareng anak juga bisa memberi pemahaman kepada mereka bahwa saat dewasa tubuh kita pasti berubah, misalnya kalau perempuan akan memiliki buah dada, dan lain sebagainya.
3. Mengajarkan langsung tentang kebersihan
Mandi adalah salah satu cara kita untuk menjaga kebersihan. Dengan mandi bersama, orang tua bisa langsung mengajarkan kepada anak tentang cara-cara menjaga kebersihan, mulai dari mandi yang benar, sampai cara membersihkan alat kelamin setiap mandi atau setiap habis buang air. Jangan lupa untuk biasakan meminta izin kepada anak setiap akan memegang anggota tubuhnya, terutama jika anak sudah mulai bisa diajak bicara. Ini juga merupakan bagian dari pendidikan seks usia dini, lo, Bu.
4. Membuat waktu jadi lebih efisien
Seperti yang sudah dibahas tadi, mandi bareng anak juga akan lebih menghemat waktu. Apalagi jika orang tua punya kewajiban lain yang harus diselesaikan. Dibanding harus memandikan anak dulu baru mandi sendiri, akan lebih efektif dan efisien jika Ibu atau Ayah mandi bareng anak. Ibu-ibu yang mungkin mengurus anak sendiri dan tidak punya “back up” di rumah, biasanya juga sering berujung mandi bareng anak, supaya punya kesempatan untuk mandi juga.
Hal yang Perlu Diperhatikan Sebelum Mandi Bareng Anak
Sebelum memutuskan mandi bersama anak, Ibu atau Ayah sebaiknya perhatikan hal-hal di bawah ini, seperti dilansir dari laman What To Expect:
1. Tunggu sampai anak cukup umur
Kapan bayi mulai boleh mandi bersama orang tuanya? Yang jelas, bayi baru lahir sebaiknya tidak diajak untuk mandi bareng orang dewasa, apalagi bayi yang tali pusarnya belum lepas atau pusarnya masih basah. Sebaiknya mandi bareng anak dilakukan ketika anak sudah bisa ditaruh baby bather. Baby bather ini biasanya bisa diatur sandarannya, mau setengah duduk atau bisa juga diatur menjadi posisi tiduran. Tapi walau ditaruh baby bather, tetap awasi anak saat gilirannya Ibu atau Ayah mandi ya.
2. Pastikan suhu air tidak terlalu panas atau dingin
Memastikan suhu air untuk mandi tidak terlalu panas atau dingin juga penting dilakukan. Bila perlu, sediakan dua bak mandi, satu untuk orang tua dan satu lagi untuk anak. Ini bisa dilakukan jika kamu ingin mandi dengan air yang sedikit lebih dingin dibanding suhu air anak. Namun jika Ibu menggunakan shower, tingkat kepanasan air bisa diatur dan diubah sesuai keinginan.
3. Persiapkan perlengkapan mandi terlebih dahulu
Supaya tidak kelabakan, kamu juga perlu mempersiapkan semua perlengkapan mandi di kamar mandi, mulai dari handuk, waslap, busa atau spons mandi, sabun dan sampo, dan lain-lain. Jika ada yang kelupaan, skip saja bila memungkinkan. Tapi kalau sifatnya urgent, mintalah bantuan orang lain di rumah untuk mengambilkan barang tersebut untuk Ibu atau Ayah. Pokoknya, jangan pernah meninggalkan anak sendirian di kamar mandi ya, Bu. Kalau Ibu atau Ayah harus mengambilnya sendiri, bawa si kecil bersama kalian.
4. Jangan masuk ke bathtub sambil menggendong anak
Salah satu hal yang perlu diwaspadai saat mandi bareng anak adalah lantai yang licin. Jika Ibu mandi menggunakan bathtub, jangan pernah masuk ke dalam bathtub sambil menggendong anak. Taruh anak terlebih dahulu di baby bather-nya, atau minta bantuan pasangan untuk memegang anak lebih dulu sebelum kamu masuk ke dalam bathtub.
5. Jangan terlalu lama berada di kamar mandi
Terlalu lama berada di kamar mandi bisa membuat anak menggigil atau kedinginan. Jika anak sudah selesai mandi sedangkan Ibu baru mau mandi, selimuti dia dengan handuk kering. Untuk anak yang sudah lebih besar, Ibu bisa juga mengguyurkan air hangat ke badannya selama Ibu mandi, agar ia tetap basah dan tidak kedinginan.
6. Berhati-hatilah saat keluar dari kamar mandi
Keluar kamar mandi juga perlu dilakukan dengan hati-hati. Apalagi lantai kamar mandi pasti jadi lebih basah dari sebelumnya. Sekali lagi, jangan keluar dari bathtub sambil menggendong bayi. Mintalah bantuan orang lain untuk membawa si kecil terlebih dahulu, sebelum kamu keluar dari sana. Atau taruh bayi di baby bath-nya dulu lalu kamu bisa keluar. Jika Ibu atau Ayah tidak menggunakan bathtub, tuntun anak yang lebih besar perlahan untuk keluar dari kamar mandi.
7. Kurangi frekuensi mandi bareng saat anak mencapai tahap “conscious mind”
Tahap conscious mind terjadi ketika anak menginjak usia 3 tahun. Di tahap ini anak mulai mengenal aturan yang ada di lingkungannya. Ia akan mulai belajar menyampaikan sesuatu yang tidak ia sukai dan mulai lebih sering mengekspresikan diri. Saat berada di periode ini, sebaiknya frekuensi mandi bareng sudah mulai dikurangi. Nanti ketika usianya sudah mencapai 5 tahun, kebiasaan mandi bareng sudah bisa benar-benar dihentikan.
8. Meminta izin saat menyentuh tubuh anak
Meminta izin sebelum menyentuh bagian tubuh anak merupakan salah satu cara mengajarkan pendidikan seks pada anak. Saat mandi bareng anak, terapkan hal ini terutama saat akan membersihkan area genital anak. Anak perlu diajarkan mana tubuh yang sifatnya privasi dan mana yang tidak. Dengan melakukan ini sama saja kita mengajarkan anak untuk meminta izin terlebih dahulu sebelum menyentuh tubuh orang lain.
Mandi Bareng Anak Sampai Kapan?
Mandi bareng anak memang banyak memberikan manfaat, namun aktivitas itu sebaiknya mulai dihentikan saat anak menginjak usia 5 tahun. Dr. Richard Beyer, psikolog berlisensi di Arcadia, California, dikutip dari laman Fatherly, mengatakan bahwa aturan umum orang tua mandi bareng anak adalah ketika usia anak mencapai usia sekolah yakni 5 tahun.
Hal ini bukannya tanpa alasan, berdasarkan kacamata sains pada usia tersebut organ reproduksi manusia mulai berkembang, sehingga respon seksual mulai bisa dirasakan, terutama dengan lawan jenis. Maka penting bagi orang tua untuk mengajarkan anak toilet training dan membersihkan kemaluannya sendiri saat mandi sebelum umur 5 tahun.
Selain itu, di usia 5 tahun, anak tentunya sudah mulai lancar berbicara. Pergaulannya juga semakin luas. Dikhawatirkan mereka akan bercerita ke teman-teman atau ke orang lain tentang rutinitasnya mandi bersama orang tua. Pada usia 3-5 tahun, anak juga sebaiknya mulai diajarkan mengenai privasi, seperti menutup pintu saat mandi atau buang air di kamar mandi, melepas baju hanya boleh di kamar atau di kamar mandi, berganti pakaian di kamar dengan pintu tertutup, dan lain sebagainya.
Anak perlu ditanamkan rasa malu agar ia paham bahwa ada bagian-bagian tubuh yang tidak boleh dilihat orang lain selain orang tua dan dokter atau petugas medis. Tidak cuma mandi dengan orang tua saja yang perlu dihentikan, di usia 5 tahun anak-anak juga sebaiknya mulai dilarang mandi dengan teman-teman atau saudara-saudaranya yang berbeda jenis kelamin dengannya.
Bahkan jika mereka saudara kandung, sebaiknya tetap dilarang, ya, Bu. Kalau sekiranya mereka bertanya “Kenapa dulu boleh mandi bareng, sekarang nggak boleh?”, Ayah Ibu perlu menyiapkan jawaban yang edukatif. Misalnya, “Iya, dulu biar kamu bisa belajar mengenal anggota tubuh, bedanya cowok sama cewek apa, sekarang kan sudah pintar, jadi tidak perlu lagi. Lagipula anggota tubuh tidak boleh buat main-main, kamu juga nggak boleh pegang-pegang anggota tubuh orang lain, ya”.
Tidak Perlu Menunggu Anak Umur 5 Tahun Jika…
Nah, apakah mandi bareng anak benar-benar harus berhenti setelah mereka umur 5 tahun? Sebenarnya jika sebelum anak berumur 5 tahun hal-hal di bawah ini sudah terjadi, aktivitas tersebut boleh saja mulai dihentikan. Intinya, tidak perlu menunggu mereka umur 5 tahun jika…
1. Ibu atau Ayah sudah merasa tidak nyaman
Mungkin akan ada satu waktu dimana Ibu atau Ayah mulai merasa tidak nyaman saat harus telanjang di depan anak. Biasanya ini terjadi ketika anak sudah mulai besar, terutama jika si anak berbeda jenis kelamin dengan orang tua. Dilansir dari laman Popsugar, jika sebelum anak umur 5 tahun, kamu sudah merasakan ini, kebiasaan mandi bareng anak boleh mulai dihentikan. Bantu anak untuk percaya diri mandi sendiri. Atau jika ia masih butuh bantuan, tetap mandikan ia seperti biasa, namun orang tua tidak perlu ikut mandi. Bisa juga memandikan anak hanya yang sama jenis kelaminnya, misalnya Ibu mandi bareng anak perempuan, dan Ayah mandi bareng anak laki-laki.
2. Anak ingin diberikan privasi
Semakin besar, anak akan semakin ingin melakukan semua sendiri, termasuk mandi. Jika sebelum usia 5 tahun (biasanya sekitar 3-4 tahun), anak sudah ingin mandi sendiri, itu artinya ia sudah mulai ingin diberikan privasi. Yang perlu orang tua lakukan adalah percaya pada kemampuan anak. Biarkan ia mencoba mandi sendiri, selain untuk memberinya privasi, mandi sendiri juga bisa sebagai kesempatan untuk melatih kemandiriannya.
3. Anak kerap tidak fokus dan terus memperhatikan perbedaan tubuhnya dan orang tua
Rasa ingin tahu yang tinggi mungkin saja akan membuat anak terus memperhatikan perbedaan antara tubuhnya dengan tubuh orang tuanya. Bila anak kerap tidak fokus saat mandi, cobalah untuk memberinya pemahaman bahwa ia sebaiknya sudah mulai mandi sendiri. Ajarkan anak mandi tahap demi tahap, mulai membilas tubuh dengan air, memakai sabun dan sampo, hingga membilas busa di tubuh hingga bersih.
Ibu dan Ayah, itulah sederet informasi penting mengenai batasan usia anak boleh mandi dengan orang tuanya. Ingat, usia 5 tahun adalah batas maksimal anak boleh mandi dengan orang lain. Di atas usia itu, mereka sudah seharusnya mandi sendiri dengan pintu kamar mandi ditutup, layaknya orang dewasa. Mereka juga sebaiknya tidak mandi bareng lagi dengan teman ataupun saudaranya ya, terutama yang berbeda jenis kelamin.
Penulis: Darin Rania
Editor: Dwi Ratih