Stress Jadi Penyebab Emotional Eating, Ketahui Cara Mengatasinya Yuk!
Banyak pikiran, stress dan merasa insecure terkadang bisa berdampak pada segala hal, termasuk soal kebiasaan makan sehari-hari. Beberapa orang biasanya melampiaskannya dengan makan sehingga berat badannya meningkat.
Tapi sebagian lagi mungkin juga merasa tidak nafsu makan sama sekali. Mereka justru membiarkan perutnya kosong dan kelaparan karena stress yang dialami tersebut.
Kalau Ibu pernah mengalami hal-hal tersebut bisa jadi Ibu mengalami emotional eating. Lalu apa itu emotional eating? Melansir Healthline atau makan emosional adalah ketika kita menganggap makanan sebagai cara untuk menenangkan emosi walau tidak merasa lapar sekalipun. Emotional eating biasanya dihubungkan dengan perasaan negatif, seperti saat sedang merasa kesepian, sedih, gelisah, takut, marah, bosan, atau stres.
Jika hal ini dilakukan secara terus-menerus, tidak menutup kemungkinan emotional eating dapat memengaruhi kesehatan fisik dan mental nantinya. Lalu bagaimana cara mengatasi emotional eating? Yuk simak dalam ulasan berikut ini.
Penyebab lain dari emotional eating
Pikiran negatif sangat berpengaruh terhadap emotional eating yang Ibu alami. Sehingga Ibu merasa sulit untuk mengontrol nafsu makan meskipun tidak merasa lapar saat emosi sedang tidak stabil.
Melansir Mayo Clinic pekerjaan sehari-hari ternyata juga bisa menjadi penyebab Ibu mengalami emotional eating lho! Rasa lelah dan kurangnya quality time dengan pasangan bisa menjadi pemicunya. Nggak hanya itu, penyebab lain dari emotional eating adalah sebagai berikut:
- Konflik hubungan bersama pasangan atau orang lain;
- Tekanan pekerjaan;
- Tidak punya waktu untuk diri sendiri;
- Kelelahan fisik dan mental;
- Sedang mengalami masalah keuangan;
- Sedang mengalami masalah kesehatan; dan
- Trauma masa kecil serta faktor kebiasaan yang tak sengaja ditanamkan orang tua.
Emotional eating menyebabkan sebanyak 40% orang cenderung makan lebih banyak saat stres, sementara sekitar 40% lainnya makan lebih sedikit, dan 20% sisanya tidak mengalami perubahan jumlah makanan saat mengalami stres.
Pola makan emosional ini dapat terbentuk secara tidak langsung sedari kecil. Misalnya saat orang tua menenangkan kita saat marah dengan mengiming-imingi makanan.
Ciri emotional eating
Emotional eating dengan lapar dalam kondisi normal jelas berbeda ya Bu. Agar lebih jelas, melansir WebMD menurut penelitian dari University of Texas Counseling Mental Health, emotional eating termasuk gangguan mental ringan yang perlu ditangani dengan baik. Sebab jika tidak ditangani dengan baik, emotional eating bisa berdampak pada kesehatan seseorang. Untuk itu berikut adalah beberapa ciri emotional eating yang perlu kamu ketahui:
- Rasa lapar yang datang secara tiba-tiba, walau beberapa jam sebelumnya baru makan. Akibat merasa stress dengan suatu keadaan;
- Tidak merasa lapar tapi ingin makan. Maka emotional eating dilakukan untuk mengisi kekosongan yang tidak berhubungan dengan perut kosong;
- Meski merasa kenyang, masih terus ingin makan untuk mengalihkan perhatian. Bahkan bersikeras ingin makan suatu jenis makanan sebanyak-banyaknya;
- Berat badan bertambah secara signifikan dalam jangka waktu yang singkat;
- Makan untuk membuat perasaan menjadi nyaman meski merasa kenyang; dan
- Menggunakan makanan sebagai hadiah bagi diri sendiri.
Cara mengatasi emotional eating
Meskipun sulit dilakukan jika sudah menjadi kebiasaan, namun emotional eating tetap bisa diatasi kok Bu. Mengatasi emotional eating memang perlu kesabaran dan tidak bisa dilakukan tanpa niat dan tekad yang kuat. Nah, untuk itu berikut adalah beberapa cara terbaik yang bisa dilakukan untuk mengatasi emotional eating:
1. Kenali diri sendiri dan tanyakan pada diri apa yang sebenarnya terjadi
Ibu harus tahu dulu apa yang menjadi penyebab Ibu lebih senang melampiaskan emosi pada makanan, mengapa makanan bisa membuat Ibu merasa nyaman dan lain sebagainya. Ketika hal tersebut sudah diketahui maka ini adalah saat yang tepat untuk mulai mengatasi emotional eating yang sedang Ibu alami.
2. Makan bukan karena sedih atau sedang merasa kecewa
Kalau perasaan sedih dan kecewa sedang muncul, sebaiknya hindari jauhi makanan. Simpan makanan favorit yang biasanya menjadi pelampiasan emosi Ibu ke tempat tersembunyi yang sulit di jangkau.
3. Makan camilan secukupnya saat sedang mengerjakan deadline pekerjaan
Ambil beberapa bagian camilan yang Ibu sukai secukupnya, tidak perlu berlebihan. Yakinkan pada diri sendiri bahwa makanan bukanlah tempat untuk melampiaskan emosi yang berujung pada gangguan kesehatan nantinya.
4. Makan makanan yang lebih sehat dan bernutrisi
Kalau memang masih ingin makan meski sudah kenyang, sebaiknya ganti camilanmu dengan makanan sehat seperti buah atau aneka salad agar tubuh tetap mendapatkan nutrisi yang baik.
5. Kelola stress dengan baik
Stress merupakan penyebab utama Ibu mengalami emotional eating, jadi penting untuk kelola stress dengan baik untuk menghindari hal ini ya Bu.
6. Cari pengalihan lain saat stress
Saat stres mulai melanda, coba beberapa pengalihan seperti; mendengarkan musik, berdoa dan berbagai kegiatan positif lainnya.
7. Rutin berolahraga dan bermeditasi dengan melakukan yoga
Ajak pasangan atau teman untuk menemani agar Ibu tidak merasa sendirian dan punya teman untuk berbagi cerita.
8. Cari dukungan orang terdekat
Sebab dukungan keluarga, sahabat, dan rekan kerja secara umum memiliki dampak baik bagi situasi stres yang dialami seseorang.
Editor: Dwi Ratih