Nyeri Haid Sangat Mengganggu, Terapi Akupunktur Bisa Jadi Solusi, Lho!
Tiap wanita tentu pernah merasakan perasaan tidak nyaman ketika siklus menstruasi tiba. Ada yang mulai merasakan kram perut, sakit kepala atau bahkan suasana hati jadi kacau selama beberapa hari.
Hal ini juga mungkin dirasakan bagi Ibu jelang masa menopause. Pada siklus ini, terkadang juga muncul gejala lain seperti sulit tidur, gelisah atau bahkan merasa tubuh mudah gerah meski nggak melakukan aktivitas apapun.
Tapi percaya nggak Bu? Ternyata gangguan-gangguan yang Ibu hadapi tersebut, sejatinya bisa diatasi, lho! Ada banyak pilihan pengobatan yang bisa kita lakukan, termasuk terapi akupunktur.
Iya betul, terapi akupuntur! Bagaimana sih terapi ini bisa bekerja mengurangi gangguan-gangguan yang Ibu rasakan? Seberapa efektifkah terapi akupuntur ini dalam menunjang kesehatan reproduksi wanita? Yuk, kita bahas bersama dalam rangkuman Instagram Live bersama dr. Anastasia Yoveline Joyo, Sp.Ak, selaku dokter spesialis akupuntur medik dari Acu4Health.
Apa itu akupuntur medik?
Banyak yang mengira bahwa teknik akupuntur medik dan tradisional merupakan sebuah metode yang sama. Padahal kalau mau dijabarkan lebih detail, menurut dr. Anastasia, akupunktur medik merupakan teknik akupunktur yang dilakukan oleh tenaga medik yang diperkenalkan sejak tahun 2009.
Memang, pada dasarnya teknik akupunktur ini dikembangkan dari ilmu kesehatan tradisional dari China. Tapi, pada akupunktur medik ada beberapa metode-metode kedokteran yang diterapkan dalam akupunktur medik mulai dari, anatomi, fisiologi, patologi dan lain sebagainya.
“Jadi terapi akupunktur medik, belajar mengenai otot, persyarafan, hormonal dan proses terjadinya penyakit berdasarkan ilmu kedokteran barat. Tapi yang paling penting lagi, teknik yang diterapkan berbasis bukti untuk memilih jenis stimulasi akupunktur yang hendak diterapkan pasien,” jelasnya.
Selain itu menurutnya, akupunktur tidak menjadi alternative medical system. Para dokter akan bekerja secara pararel dan saling melengkapi untuk mencapai target terapi dari pasien.
Nah, saat ini penerapan terapiakupunktur ini nggak cuma dilakukan di China saja, lho! Beberapa negara layaknya Amerika, Eropa dan Australia. Bahkan Amerika menjadi negara pertama berkembangnya teknik akupunktur di negara Barat sejak tahun 1970-an.
Berdasarkan hal tersebut bisa disimpulkan bahwa, sebenarnya teknik akupunktur medik sudah diperkenalkan sejak lama ya Bu. Namun, baru dikenal kembali pada beberapa tahun terakhir.
Masalah PMS seperti apa yang bisa diatasi dengan akupuntur?
Masalah siklus menstruasi tiap wanita sebenarnya cukup bervariasi, misalnya seperti kram perut, wajah berjerawat, siklus menstruasi tidak lancar atau bahkan ada penyakit dasar lain yang bikin menstruasi tidak lancar. Termasuk masalah PMS jelang menopause.
Nah, menariknya teknik akupunktur untuk tiap fase ini memiliki target terapinya masing-masing. Kalau Ibu juga memiliki kondisi PMS dengan nyeri haid yang cukup parah, hingga sampai mengganggu aktivitas harian PMDD (premenstrual dysphoric disorder) juga bisa diatasi dengan teknik akupunktur ini, lho!
Mengingat ada beberapa pasien yang memilih untuk tidak mengonsumsi obat-obatan seperti pain killer untuk mengatasi keluhannya tersebut. Peran akupunktur nyeri haid sendiri dalam hal ini, akan membantu mendampingi keluhan-keluhan tersebut untuk membuat pasien merasa lebih nyaman.
Biasanya hal ini di lakukan pada hari-hari dekat siklus menstrusi. Penerapan titik akupunktur menstruasi dilakukan pada aksis hipotalamus hipofisis ovarium.
Mulai dari hormon yang paling pusat, yang akan memicu hormon berikutnya sampai ke hormon yang ada di indung telur yang akan memengaruhi siklus menstruasi kita. Nah, akupunktur ini memiliki pengaruh pada peletakan zat bernama endorfin yang akan memperbaiki aksis tersebut.
“Harapannya bisa membantu siklus menstruasi menjadi lebih teratur dan lebih baik melalui teknik akupunktur tersebut,” tambahnya.
Lalu, bagaimana akupunktur bisa diterapkan jelang masa menopause? Apakah harus sesuai gejalanya? Sebenarnya gejala tiap wanita dalam menghadapi menopause juga berbeda-beda ya Bu. Namun, yang paling sering ditemui adalah mudah berkeringat atau kegerahan meski suhu di dalam ruangan sudah dingin.
Tak jarang juga mereka mengalami perubahan pola tidur, nyeri sendi, mood swing dan lain sebagainya. Apapun itu, yang jelas akunktur menopause bisa diterapkan sesuai dengan keluhan pasien. Untuk membuat pasien merasa lebih nyaman dalam menjalankan masa menopausenya.
Berapa lama durasi pengobatan yang dilakukan dalam teknik ini?
Buat Ibu-Ibu yang takut jarum suntik pasti merasa khawatir dengan rasa sakit yang ditimbulkan saat melakukan terapi akupunktur, bukan? Belum lagi titik akupunkturnya sudah pasti nggak hanya berada di satu titik saja.
Jangan khawatir Bu, menurut dr. Anastasia, jarum akupunktur sangat steril dan diameternya hanya berukuran 1/5 dari jarum suntik biasa. Jadi, bisa dibayangkan ya Bu bahwa jarum ini sangatlah tipis dan fleksibel.
Sehingga sensasi pada saat menembus kulit nggak seperti rasa nyeri yang hebat. Tapi, dr. Anastasia mengakui hal ini sangat bergantung pada ambang nyeri tiap pasien.
Namun yang jelas, sensasi nyeri saat penjaruman ini sangat minimal. Umumnya bisa ditoleransi oleh sebagian besar pasien.
Untuk titiknya sendiri, biasanya disesuaikan dengan keluhan yang dialami pasien seperti perut bagian bawah, punggung atau tungkai bawah. Tapi kalau pasien memiliki keluhan kronik stress, biasanya dokter akan menambahkan titik lain di area kepala, untuk membantu pasien lebih relax.
Stimulasi ini biasanya hanya berlangsung selama 20-30 menit. Dengan masa terapi 2-3 kali seminggu dan target terapinya 10-12 kali, namun kembali lagi semua bergantung pada siklus menstruasinya.
Adakah risiko tertentu yang perlu diperhatikan sebelum jalani terapi akupuntur?
Kalau dikutip dari Mayo Clinic sebenarnya penerapan akupunktur menstruasi maupun akupunktur menopause bisa dikatakan minim risiko. Dengan catatan hal ini dilakukan oleh tenaga medis profesional yang memang ahli di bidangnya.
Teknik penjaruman sendiri dilakukan menggunakan jarum steril. Efek samping yang terjadi biasanya juga tergolong ringan, termasuk nyeri dan pendarahan ringan atau memar di tempat jarum dimasukkan.
Selain menggunakan jarum steril, para dokter terapis biasanya juga menggunakan jarum sekali pakai yang sekarang menjadi standar praktik, sehingga risiko infeksi sangat minimal. Penting diketahui, nggak semua orang bisa menjdi kandidat yang tepat untuk akupunktur.
Sebelum menjalani perawatan akupunktur, pastikan untuk memeriksakan kesehatan secara menyeluruh. Termasuk memberikan informasi pada dokter mengenai penyakit bawaan yang Ibu alami seperti jantung dan lain sebagainya.
Wanita yang sedang hamil juga sebaiknya perlu berkonsultasi lebih lanjut jika ingin menerapkan terapi akupunktur. Mengingat, beberapa titik akupunktur dianggap dapat merangsang persalinan, yang dapat mengakibatkan kelahiran prematur.