Terapi Hormon Pertumbuhan pada Anak, Apa Risikonya?
Terapi hormon pertumbuhan dibutuhkan bagi anak yang mengalami permasalahan pertumbuhan badan.
Ada berbagai penyebab yang menyebabkan tinggi anak tidak bertumbuh dengan normal, mulai dari faktor keturunan, kekurangan gizi, stunting, hingga memiliki hormon pertumbuhan yang terlalu sedikit.
Jika mengalami gangguan ini, terapi hormon pertumbuhan adalah salah satu cara untuk mengatasi kondisi ini.
Hormon pertumbuhan atau human growth hormone (HGH) adalah hormon yang dihasilkan oleh kelenjar pituari di otak secara alami. Hormon ini memastikan anak bertumbuh kembang secara normal.
Apa saja gangguan pertumbuhan tinggi badan anak?
Faktor pertama yang menyebabkan anak bertubuh pendek adalah faktor genetis seperti kedua orangtua anak yang bertubuh pendek. Penyakit tertentu seperti anemia, kurang gizi, asma, gangguan pertumbuhan tulang, dan hipertiroidisme anak juga berperan menyebabkan tinggi badan anak kurang.
Tinggi badan pendek akibat defisiensi hormon pertumbuhan biasanya mulai diketahui sejak anak berusia 2-3 tahun dengan tanda-tanda:
- Tinggi badan lebih pendek dari anak seusianya;
- Tubuh anak tampak gemuk;
- Wajah terlihat lebih muda dari anak-anak seusianya; dan
- Pubertas yang tertunda, bahkan sampai tidak mengalami pubertas.
Tidak mudah mengetahui apakah anak kekurangan hormon pertumbuhan. Diperlukan pemeriksaan secara menyeluruh seperti pemeriksaan fisik, pengukuran tinggi dan berat badan anak, penilaian status gizi, tes darah, hingga pemeriksaan ronsen.
Apa yang diharapkan dari terapi hormon pertumbuhan anak?
Anak bertubuh pendek yang kekurangan hormon pertumbuhan dapat ditangani oleh dokter spesialis anak sub spesialis endokrin. Anak akan disarankan untuk diberikan terapi hormon pertumbuhan anak jika dirasa perlu.
Sesuai dengan namanya, maka yang diharapkan adalah tubuh anak dapat bertumbuh dengan normal. Meskipun dibutuhkan waktu 3 sampai 6 bulan untuk mengetahui perbedaan tinggi, yang penting si kecil bertumbuh sekitar 3 hingga 5 cm di 6 bulan pertama setelah terapi dimulai.
Seperti dilansir dari Children’s Hospital of Pittsburgh, ada beberapa hal yang terjadi setelah terapi hormon pertumbuhan anak dilakukan.
- Kakinya akan bertambah besar secara pesat dalam 6 hingga 8 minggu.
- Keinginan si kecil untuk terus makan. Rasa ingin makan yang bertambah adalah hal yang wajar, apalagi jika sebelumnya si kecil memiliki rasa ingin makan yang buruk.
- Si kecil bisa jadi terlihat lebih ramping saat tubuhnya menjadi lebih tinggi. Ini menunjukkan otot tubuh yang bertambah sementara lemak tubuh semakin sedikit sebagai efek terapi hormon pertumbuhan.
Dokter akan menentukan dosis dan berapa lama terapi hormon pertumbuhan diberikan serta memantau respons anak terhadap terapi hormon pertumbuhan dengan pemantauan berkala. Dosis juga dapat berubah sesuai dengan perkembangan anak.
Biasanya terapi hormon pertumbuhan seringnya merupakan komitmen jangka panjang karena dibutuhkan waktu tahunan hingga si kecil mencapai tinggi tubuh dewasa yang seharusnya. Si kecil juga akan diminta untuk tes darah dan foto ronsen secara berkala pula.
Lamanya terapi hormon pertumbuhan bervariasi tiap anak, namun biasanya hingga:
- Si kecil mencapai tinggi dewasa seharusnya;
- Mencapai kematangan tulang secara penuh; dan
- Bertumbuh setidaknya 2 cm di tahun terakhir.
Selain untuk anak yang kekurangan hormon pertumbuhan, terapi hormon pertumbuhan juga dapat membantu anak yang memiliki tubuh pendek yang disebabkan oleh kondisi lain seperti lahir prematur, penyakit ginjal kronis, sindrom Turner, dan sindrom Prader-Willi.
Mekanisme penyuntikan terapi hormon pertumbuhan
Pena suntikan hormon pertumbuhan harus disimpan pada suhu 36 hingga 42 derajat Fahrenheit. Saat bepergian, pena suntikan juga bisa disimpan di pendingin yang disediakan hingga 10 jam.
Pena suntikan hormon pertumbuhan biasanya disuntikkan pada malam hari, tapi sebaiknya disuntikkan satu jam setelah anak tertidur. Jangan suntikkan sebelum jam 5 sore.
Satu catridge hormon pertumbuhan cukup mahal, karena itu pastikan satu catridge dihabiskan. Biasanya satu catridge hormon pertumbuhan baru akan habis selama seminggu atau lebih.
Efek Samping Terapi Hormon Pertumbuhan
Jika terapi hormon pertumbuhan anak dilakukan sembarangan tanpa panduan dari ahli endokrinologi anak, maka terapi ini cukup berbahaya dan dapat menjadi pisau bermata dua.
Terapi hormon pertumbuhan anak yang diberikan dalam dosis sangat kecil tidak menimbulkan efek samping. Namun jika diberikan secara berlebihan, terapi hormon pertumbuhan dapat memicu berkembangnya sel kanker.
Perlu diketahui, pemberian hormon pertumbuhan anak juga memiliki efek samping seperti:
- Sakit kepala;
- Nyeri sendi dan otot; dan
- Nyeri dan pembengkakan di lokasi penyuntikan.
Selain itu, efek samping dari terapi hormon pertumbuhan anak bisa menimbulkan berbagai komplikasi seperti gangguan pembentukan tulang belakang (skoliosis), masalah pada tulang panggul, dislokasi atau patah tulang, hingga diabetes meski jarang terjadi.
Biaya Terapi Hormon Pertumbuhan Anak
Biaya terapi hormon pertumbuhan anak bisa memakan biaya sebesar Rp 500.000 sekali suntik. Biasanya anak harus disuntik minimal sekali. Sumber lain juga menyatakan biaya terapi hormon pertumbuhan anak memakan biaya Rp 2.300.000 tiap 16 hari.
Terapi hormon pertumbuhan anak merupakan salah satu cara untuk memperbaiki pertumbuhan tinggi badan anak yang kurang baik. Meski begitu, terapi ini juga memiliki risiko. Penting bagi orangtua untuk mengetahui risiko dan pastikan bahwa terapi hormon pertumbuhan anak ini dipantau langsung oleh dokter spesialis anak ahli endokrinologi.
Editor: Dwi Ratih