Ibupedia

Tidur Pisah Ranjang Tidak Selalu Buruk, Ini Buktinya!

Tidur Pisah Ranjang Tidak Selalu Buruk, Ini Buktinya!
Tidur Pisah Ranjang Tidak Selalu Buruk, Ini Buktinya!

Ingin tidur pisah ranjang, tapi kok kesannya jelek, ya? Tapi ternyata, tidur pisah ranjang dengan Ayah tidak selalu bermakna buruk, kok. Memutuskan tidur terpisah bisa jadi solusi terbaik bagi hubungan Ibu dan Ayah. 

Tidur pisah ranjang nggak melulu mendadakan bahwa Ibu dan Ayah sedang bertengkar, lho! Tidur pisah ranjang bahkan bisa jadi solusi ketika Ibu memiliki dua orang anak dan tidak memungkinkan untuk tidur berempat dalam satu tempat tidur.

Selain alasan kasur menjadi lebih sempit, anak juga jadi kurang leluasa bergerak saat tidur di malam hari. Tidur pisah ranjang pun ternyata juga punya manfaat untuk meningkatkan kualitas tidur masing-masing dan menambah keintiman. Wah, kok bisa? Mari, simak penjelasannya berikut ini!

Penyebab sleep divorce


Tahukah Ibu, berdasarkan riset yang dilakukan oleh The National Foundation (2017), 1 dari 4 pasangan suami istri di Amerika tidur terpisah atau sleep divorce. Hal ini disebabkan karena beberapa hal, terutama karena pasangan tidak bisa tidur dengan nyenyak jika di satu kasur yang sama.

Misalnya, Ayah punya kebiasaan tidur mendengkur dengan suara yang keras sehingga Ibu tidak bisa tidur. Atau, bisa juga Ibu sudah tidur di jam 9 sedangkan Ayah baru tidur jam 12, sehingga Ayah merasa kesepian malam-malam. Selain dua hal tersebut, ada beberapa masalah lain yang bisa menyebabkan Ibu dan Ayah pisah ranjang, yaitu seperti berikut ini.

  1. Pasangan punya suhu tubuh yang terlalu ‘panas’
  2. Tersudut karena gerakan pasangan saat tidur
  3. Insomnia
  4. Tim lampu nyala vs tim lampu padam
  5. Beda jadwal tidur
  6. Butuh ruang sendiri
  7. Tidur bersama dengan lebih dari satu anak.

Akibat beberapa masalah seperti di atas, akhirnya membuat beberapa pasangan memutuskan untuk tidur secara terpisah. Namun, tidak untuk selamanya, ya. Biasanya, tidur sendiri-sendiri dilakukan dalam 2-3 kali dalam sepekan. Itupun tidak tidur terpisah beda ruangan, lho. Ibu dan Ayah tetap tidur dalam satu kamar, tapi di kasur yang berbeda. Misalnya, seperti di twin bed.

Tujuan sleep divorce


Pisah ranjang dengan Ayah hanya dilakukan untuk mendapatkan solusi atas permasalahan yang terjadi, yaitu seperti berikut ini.

1. Meningkatkan kualitas tidur

Melansir dari National Institute of Neurological Disorders and Stroke, kurang tidur bisa memicu depresi dan tekanan darah tinggi. Tidur adalah aktivitas terpenting bagi manusia karena saat tidurlah tubuh manusia bisa beristirahat. Tidur cukup selama 7-8 jam semalam, bisa meningkatkan kebugaran dan refresh energi untuk beraktivitas kembali di hari berikutnya.

2. Menjaga hubungan suami istri tetap harmonis


Jadikanlah ajang pisah ranjang adalah sebagai cara untuk menjaga hubungan Ibu dan Ayah tetap harmonis. Ketika Ibu akhirnya mendapatkan kenyamanan setelah beberapa kali tidur terpisah dengan Ayah, suasana hati antarpasangan pun jadi kian membaik. Alhasil, tidak ada yang saling menyalahkan satu sama lain hanya karena sulit tidur di malam hari.

3. Menambah keintiman

Siapa bilang kalau tidur pisah ranjang karena sudah tidak cinta lagi? Saat Ibu dan Ayah sleep divorce 2-3 kali dalam sepekan, Ibu akan merasa bahwa senyaman-nyamannya tidur sendiri, masih tetap enak kalau tidur bareng Ayah!

Akibat terpisah di malam hari, Ibu dan Ayah akan merasakan kerinduan seperti saat masih berpacaran. Ibu dan Ayah pun akan saling mendambakan kehadiran satu sama lain keesokan harinya. Inilah yang akhirnya bisa menambah keintiman di antara pasangan. Saat akhirnya tidur bersama lagi, Ibu dan Ayah akan merasakan malam yang jauh lebih ‘panas’!

Aturan sleep divorce agar tetap romantis

Jika Ibu sudah mantap untuk tidur pisah ranjang dengan Ayah, buatlah peraturan dan kesepakatan terlebih dahulu. Misalnya seperti berikut ini.

1. Berdiskusi dengan Ayah

Sampaikan keinginan Ibu untuk pisah ranjang dan jelaskan permasalahannya baik-baik. Penting untuk tidak mengucapkan kalimat-kalimat yang bisa menyudutkan pasangan. Dengan demikian, Ayah akan mengerti apa yang dibutuhkan oleh Ibu. Jika sepakat, maka Ibu dan Ayah bisa mulai tidur terpisah.

2. Cari solusi

Berdiskusi dengan Ayah juga bisa menentukan solusi atau jalan keluarnya bersama-sama. Misalnya, dengan mengganti ranjang menjadi twin bed. Atau, bisa juga dengan menyalakan white noise agar suara dengkuran Ayah teredam. 

Bisa juga berdiskusi tentang pemakaian selimut sendiri-sendiri serta suhu AC atau kipas angin yang diinginkan. Jika Ibu dan Ayah punya pendapat yang berbeda tentang pemakaian lampu saat tidur, Ibu bisa menggunakan lampu tidur yang remang-remang atau memakai penutup mata saat tidur sebagai solusinya.

3. Agendakan untuk malam romantis

Selain membahas kesepakatan, Ibu dan Ayah juga sebaiknya mengagendakan hari untuk seks dan kencan berdua. Ini penting untuk meningkatkan keintiman dan kemesraan di antara pasangan. Selain itu, Ibu dan Ayah juga bisa menyepakati bedtime ritual seperti cuddling atau pillow talk terlebih dahulu sebelum tidur. Jaga hubungan romantis Ibu dan Ayah dengan rutin memberi kecupan, pelukan, sentuhan, dan apresiasi di sela-sela waktu. Dengan begini, dijamin hubungan Ibu dan Ayah akan semakin hangat.

Tujuan utama dari pisah ranjang adalah mencari solusi agar kualitas tidur membaik, badan serta pikiran fresh, dan hubungan suami istri jadi lebih bahagia. Sleep divorce juga bukan berarti tidak berhubungan seks dan intimasi lagi, ya. 

Maka dari itu, penting untuk menyepakati berbagai hal dengan pasangan. Tidur pisah ranjang mungkin bisa jadi solusi terbaik. Namun, apabila Ibu dan Ayah adalah pasangan bahagia yang merasa tidur bersama jauh lebih baik daripada apapun, maka cara-cara di atas tidak diperlukan lagi!

Editor: Aprilia 

Follow Ibupedia Instagram