Waspada! Predator Anak Mengintai, Kenali Ciri-Cirinya
Maraknya kasus predator anak belakangan ini membuat banyak orang tua mulai khawatir akan keamanan anak-anaknya. Terutama ketika sedang berada di tempat umum seperti mall atau playground.
Seperti yang baru-baru ini ramai dibicarakan, seorang Ibu entrepreneur di Instagram yang anak laki-lakinya mendapatkan tindakan pelecehan seksual di sebuah mall di bilangan Bintaro, Tangerang Selatan. Bahkan yang membuat geram, pada hari itu tak hanya satu anak yang menjadi korbannya.
Satu anak perempuan yang sedang bermain di playground juga menjadi korban dari predator anak tersebut. Setelah diusut, kasus ini pun ditangani oleh kepolisian setempat.
Selain memiliki penyimpangan seksual, polisi menduga bahwa pelaku predator anak tersebut juga mengalami gangguan kejiwaan. Lalu bagaimana sih cara melindungi dan mengenali predator anak di luar sana?
Apa saja yang bisa orang tua lakukan saat terlibat kasus predator anak? Simak selengkapnya dalam ulasan berikut!
Ciri-ciri predator anak
Tahukah Ibu? Ternyata predator anak juga punya ciri-ciri khusus yang bisa kita identifikasi lho! Melansir WebMD mengetahui ciri-ciri predator anak dapat membantu menghentikan pelecehan sesegera mungkin.
Bahkan hal ini bisa menghentikan bahaya lebih lanjut seperti kemungkinan penculikan dan hal yang tidak diinginkan lainnya. Berikut adalah ciri predator anak yang penting untuk diketahui:
1. Mudah bergaul dengan anak
Predator seksual anak tentu memiliki ketertarikan khusus pada anak-anak. Biasanya mereka terlihat tampak ramah dan mudah bergaul dengan anak.
Mulai dari anak usia TK, sekolah dasar hingga menengah atas. Saking mudah bergaul dengan anak, mereka bahkan dapat membuat anak jadi lebih percaya terhadap orang lain selain orang tuanya sendiri.
Pelaku predator anak tampak lebih senang menghabiskan banyak waktu di sekitar anak-anak seorang diri, mereka mungkin juga menunjukkan beberapa perilaku yang tidak pantas. Misalnya, menunjukkan sikap yang tidak biasa dalam permainan fisik dengan seorang anak, seperti gulat, menggelitik, berciuman, atau berpelukan.
2. Sering memanipulasi korban
Predator anak gemar memanipulasi korban demi menciptakan ketergantungan dan keintiman. Pada awalnya, mereka mungkin sangat perhatian, menghujani korban dengan hadiah dan pujian.
Hal ini menimbulkan perasaan pada korban bahwa pelaku predator anak memiliki ikatan khusus dengan mereka. Korban mungkin merasa bahwa pelaku dapat memberikan sesuatu yang tidak dapat diberikan orang lain termasuk orang tuanya.
Pelaku akan bersikap benar-benar memahami, menghormati, dan peduli pada korban. Hal ini kemudian dapat dimanfaatkan oleh predator anak demi kepuasannya sendiri.
3. Sering berbohong dan melakukan gaslighting
Melansir Psychology Today kebanyakan ciri dari predator anak adalah sering berbohong dan memutarbalikkan fakta ataupun informasi. Mereka kerap berbohong kepada korban agar menciptakan cerita seolah-olah korban bersalah dan korbanlah pelakunya.
Hal ini yang kemudian banyak korban predator anak seringkali bungkam karena takut dengan ancaman pelaku. Beberapa predator anak mungkin juga melakukan gaslighting yang merupakan salah satu bentuk pelecehan emosional di mana pelaku membuat seseorang mempertanyakan pikiran, ingatan, dan peristiwa yang mereka alami.
Tujuan dari gaslighting adalah untuk memaksa korban mempertanyakan ingatan mereka sendiri demi mendukung cerita si pelaku demi keamanan pelaku sendiri.
4. Mulai melakukan sentuhan fisik yang sengaja dibatasi
Ciri predator anak selanjutnya adalah sering melakukan sentuhan fisik yang sengaja dibatasi demi terlihat seperti ‘orang baik’. Perilaku ini mungkin dimulai dengan sentuhan yang tidak disengaja seperti tangan, atau kaki.
Tapi hal itu bisa meningkat menjadi sentuhan yang tidak pantas seperti di paha, di dekat alat kelamin, di payudara, atau bahkan membelai tanpa persetujuan korban. Lebih jauh, predator anak akan memanipulasi korban untuk melakukan hal yang tidak nyaman bagi mereka.
Untuk anak-anak, kegiatan ini bisa terlihat seperti menggosok kaki anak, mengeringkannya dengan handuk, mengganti pakaian, mencium, atau memeluk. Sayangnya hal ini dapat meningkat menjadi lebih banyak kegiatan seksual lainnya yang bisa menyakiti fisik anak.
Sebelum melakukannya, pelaku predator anak akan mulai memperkenalkan seks kepada anak. Caranya dengan berbicara kepada anak tentang seks, membuat lelucon sugestif, menunjukkan video pornografi, atau meminta mereka untuk membuka baju. Kebanyakan anak mungkin akan menuruti dengan dalih dari pelaku bahwa ini merupakan sebuah ‘permainan’ baru.
5. Mulai mengontrol perilaku anak
Dalam kebanyakan kasus, pelaku predator anak kecil mulai mengambil kendali lebih. Mereka mungkin berusaha membatasi kontak korban dengan orang lain, terutama lawan jenis. Bahkan tak segan pelaku akan mencuci otak korban dan mengatakan bahwa teman dan orang tua mereka adalah ‘stranger’ atau orang yang berbahaya bagi mereka.
6. Gemar membangun image positif
Hal ini merupakan bagian dari trik manipulatif yang bertujuan agar anak merasa lebih nyaman dengan kehadiran orang baru yang tidak ia kenal sebelumnya. Sehingga merasa tidak terancam dan mau di dekati oleh pelaku tanpa menangis atau berteriak, terutama ketika berada di tempat umum.
7. Pandai melakukan serangan seksual
Pelaku predator anak biasanya sangat lihai dalam memanfaatkan situasi, meskipun berada di tempat umum yang ramai. Mereka biasanya memiliki kebutuhan untuk memuaskan hasrat seksualnya secara tiba-tiba. Sehingga mereka akan menyerang sang korban tanpa membuat korban berteriak, ketika situasi dianggap kondusif.
8. Tak segan menyentuh anak di depan orang tuanya
Meskipun sekadar mengelus pipi atau mengelus rambut anak di depan orang tuanya, kita tetap perlu waspada karena ini bisa jadi merupakan ciri predator anak yang patut dicurigai. Sentuhan seperti ini sengaja dilakukan oleh mereka agar orang tua menganggap bahwa mereka bukanlah orang yang berbahaya. Pelaku predator anak juga biasanya tak segan mendekati orang tua dan menanyakan berapa usia anak, di mana tempat tinggalnya dan lain sebagainya.
Apa yang harus dilakukan orang tua?
Untuk melindungi anak dari pelaku predator seksual, maka orang tua perlu mengajarkan pendidikan seks sejak dini pada anak. Melansir Child Mind pendidikan seks meliputi pengenalan anggota tubuh yang hanya boleh disentuh oleh dirinya saja. Selain itu hal lain yang perlu dilakukan orang tua untuk melindungi dari predator anak adalah sebagai berikut:
- Menjelaskan bagian tubuh anak yang bersifat pribadi, ini juga termasuk dalam mengenal anggota tubuh sebagai bagian pendidikan seks sejak dini. Ajarkan berkata tidak secara lantang jika ada orang lain selain Ibu atau Ayah yang mencoba menyentuh bagian pribadi tersebut.
- Kenali lingkungan sosial sekitar, sebab menurut riset tahun 2011 kebanyakan pelaku predator anak 80%nya merupakan orang terdekat termasuk keluarga.
- Jangan ragu mengajarkan anak untuk berteriak dan minta tolong ketika ada orang lain yang mulai mengancam keamanan dirinya.
- Jauhkan si kecil dari lingkungan yang berbahaya termasuk jika berada di tempat umum seperti mall. Usahakan jangan lengahkan pandanganmu pada si kecil.
- Ajarkan anak untuk lebih cerdas bermain gadget atau bahkan bermain media sosial seperti Instagram atau Facebook.
- Ajarkan anak untuk selalu terbuka dengan masalah yang ia hadapi. Ini membuat orang tua bisa lebih mudah mengidentifikasi jikalau anak mengalami gangguan dari predator anak.
- Jangan sembarangan membagikan data diri anak termasuk usia ataupun tempat tinggal kepada orang yang baru dikenal.
- Ajarkan anak untuk melawan ketika ada ancaman dari orang lain.
Pelaku pedofilia alias predator anak memang sedang marak terjadi di Indonesia. Yuk lebih waspada dan kencangkan sabuk pengaman dalam menjaga si kecil demi masa depannya yang lebih bahagia.
Editor: Atalya