Waspadai Hal Ini Saat Anak Jadi Konten di Media Sosial!
Anak jadi konten media sosial seru ngga ya? Saat ini memang media sosial tengah menjadi primadona seluruh lapisan masyarakat di dunia. Hampir semua orang dengan berbagai macam variasi umur mengenal media sosial sebagai tempat yang asyik, dan seru untuk bertemu banyak orang dari belahan dunia manapun.
Meskipun banyak digandrungi, faktanya media sosial memiliki efek yang kurang baik bagi kesehatan mental seseorang, termasuk anak-anak. Melansir dari laman Kids Health, anak-anak harus diawasi saat bermain media sosial, apalagi bila sudah memiliki akun sendiri dan sering membuat konten.
Tak hanya itu saja, melansir dari laman Medical News Today, media sosial saat ini juga turut mengganggu kualitas tidur seseorang sehingga berujung pada kesehatan fisik yang kurang prima. Media sosial juga bisa menyebabkan penggunanya mudah depresi, sering cemas, hingga memiliki harga diri yang rendah.
Dengan berbagai macam bahaya yang ditimbulkan, bijak tidak ya bila anak dijadikan konten media sosial? Apa dampaknya bila anak jadi konten? Simak ulasan berikut yuk!
Alasan mengapa sebaiknya anak tidak dijadikan konten di media sosial
Banyak Ibu yang kerap kali memposting kegiatan keluarga di rumah dan momen ketika anak jadi konten adalah momen yang paling banyak di unggah. Sebenarnya tidak salah kok, bila anak dijadikan konten, namun kita tetap perlu waspada terhadap sejumlah hal nih Bu.
Melansir dari laman Jellies, berikut ini adalah beberapa alasan mengapa anak jadi konten tak sepenuhnya membawa ketentraman hati:
1. Mengganggu privasi anak
Anak jadi konten mungkin bisa bikin cuan karena tingkah polahnya yang lucu dan menggemaskan. Tapi dibalik ini semua ternyata saat anak dijadikan konten maka privasi anak bisa terganggu, lho!
Tak semua anak mau dijadikan konten di media sosial, ada kalanya mereka jenuh saat Ayah atau Ibu terlalu menyorot seluruh kegiatannya di manapun ia berada. Yuk, mulai hormati privasi anak sebelum memutuskan anak jadi konten di media sosial dengan menanyakan, apakah Ayah atau Ibu boleh memposting dirinya?
2. Waspada perundungan terhadap anak
Beberapa waktu lalu kita semua sempat gempar melihat komen-komen jahat di media sosial tentang anak-anak artis melalui media sosial orang tuanya. Inilah yang ditakutkan bila anak jadi konten, perundungan yang tak bisa dihentikan dan cukup membabi buta.
Sebagai orang tua, tentunya Ibu akan merasa sedih ketika anak dijadikan konten tapi malah memicu reaksi tidak menyenangkan dari followers, misalnya ada yang mengkritik bentuk tubuhnya, wajahnya, warna kulit, atau apa saja yang sedang ia kenakan. Tentunya hal ini akan membuat Ibu merasa tidak nyaman sekaligus akan melukai hati si kecil bila suatu saat ia sudah paham.
3. Berpengaruh pada masa depan dan kepribadian anak
Jejak digital akan terus ada, siapapun bisa mengabadikannya tanpa kita ketahui. Risiko anak jadi konten salah satunya adalah apapun yang pernah diposting dan mendapat komen dari netizen akan mempengaruhi masa depan serta kepribadian anak.
Komen positif bisa jadi kebanggaan, namun bila ditemukan komen negatif maka kemungkinan akan membuat si kecil malu, menutup diri, bahkan tidak mau bersosialisasi di kemudian hari. Pikirkan kembali hal ini bila ingin anak dijadikan konten media sosial.
4. Berisiko pada penculikan digital
Kejahatan saat ini ada banyak bentuknya, termasuk beberapa yang sering kita temui di media sosial mengenai anak. Saat anak jadi konten, Ibu harus benar-benar bijak dan tidak mengumbar data-data pribadi anak dengan leluasa.
Ketika anak dijadikan konten di media sosial orang tua, maka risiko penculikan digital mungkin ada. Hindari juga mengunggah data-data penting seperti kartu identitas anak, dimana ia bersekolah, dan masih banyak lagi untuk mencegah penculikan pada anak.
Tips membagikan momen anak di media sosial
Anak jadi konten tak sepenuhnya berbahaya bila tujuannya hanya untuk album kenangan abadi. Namun Ibu sebaiknya perlu waspada terhadap risiko yang mungkin muncul.
Melansir dari laman Very Well Family, berikut ini merupakan tips singkat saat anak dijadikan konten di media sosial. Simak tipsnya supaya berbagi di media sosial lebih aman!
Cek pengaturan privasi
Pada beberapa akun media sosial, Ibu bisa mengecek pengaturan privasi supaya foto anak tidak mudah tersebar. Selain itu, bila ingin anak jadi konten namun Ibu hanya ingin orang-orang terdekat saja yang tahu, maka Ibu bisa membagikan momen tersebut pada circle terdekat saja dengan mengatur ulang siapa saja yang termasuk dalam circle tersebut.
Matikan metadata terlebih dahulu
Metadata biasanya berkaitan dengan lokasi, waktu, serta tanggal kapan foto tersebut diunggah di media sosial. Untuk lebih aman ketika anak dijadikan konten, maka sebaiknya metadata dimatikan saja ya!
Beri stiker pada wajah anak
Bagi beberapa orang, anak jadi konten merupakan hal yang sering dilakukan, namun ada juga yang berusaha keras untuk tidak membagikannya. Bila terpaksa ingin mengunggah foto di akun media sosial, Ibu bisa memberikan stiker pada wajah anak supaya anak tetap terlindungi meski sudah ada di media sosial.
Minta izin pada anak terlebih dahulu
Anak berhak menentukan apakah mereka ingin berada di media sosial Ibu atau tidak. Jadi sebelum memutuskan anak jadi konten, ada baiknya tanyakan padanya dulu apakah boleh atau tidak ya!
Editor: Aprilia