1 dari 8 kasus adalah Covid-19 Pada Anak. Waspadalah!
Seiring dengan masuknya ke fase gelombang kedua, kasus Covid-19 pada anak pun ikutan melonjak. Lonjakan ini terjadi beberapa pekan terakhir. Tercatat kasus harian mendadak menjadi 12.000-16.000 tambahasan kasus perhari. Persentase kasus meningkat pesat sementara persentase kasus sembuh malah menurun.
Covid-19 tidak hanya menyerang orang dewasa, tetapi juga anak-anak. Menurut data dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), persentase kasus positif Covid-19 pada anak sebesar 12,5%. Artinya, 1 dari 8 kasus baru yang dilaporkan merupakan kasus Covid-19 pada anak. Berdasarkan data DKI Jakarta yang dihimpun per 17 Juni 2021 menunjukkan pertambahan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 pada anak adalah 661 kasus dengan 144 kasus di antaranya terjadi pada balita.
Berikut informasi perihal kasus Covid-19 pada anak seperti yang dijabarkan oleh Prof. Dr. dr. Aman Bakti Pulungan, SpA(K), FAAP pada konferensi pers, Jumat (18/6/2021).
1. 1 dari 8 kasus terkonfirmasi positif adalah Covid-19 pada anak
Menurut Prof. Aman, persentase kasus Covid-19 pada anak secara nasional saat ini adalah sebesar 12,5%. Dengan demikian, 1 dari 8 kasus konfirmasi itu adalah kasus Covid-19 pada anak. Yang termasuk anak di sini adalah usia 0-18 tahun. Ia juga mengatakan bahwa menurut data IDAI, nilai case fatality rate (CFR) adalah 3-5 persen dan merupakan tertinggi sedunia. CFR mengacu pada persen kematian dari kasus yang ada. Jadi bisa dibayangkan bahwa 1 dari 8 laporan kasus baru, 3-5 persen adalah anak meninggal dunia karena Covid-19 pada anak.
2. 50 persen kasus kematian Covid-19 pada anak adalah dari kelompok balita
Prof. Aman menjelaskan bahwa 50 persen dari seluruh kasus kematian Covid-19 pada anak dari kelompok balita. Ini artinya 1 dari 2 kasus kematian Covid-19 pada anak adalah balita. Oleh karena itu, penting bagi orangtua untuk mengurangi kemungkinan anak terpapar Covid-19 dengan cara menunda dahulu beraktivitas di luar rumah.
3. Semua kegiatan anak usia 0-18 tahun dihimbau untuk dilakukan secara daring
Indonesia memiliki lonjakan kasus Covid-19 dengan kasus anak yang tinggi membuat IDAI menghimbau agar aktivitas apapun yang melibatkan anak usia 0-18 tahun dilaksanakan secara daring.
Orangtua dihimbau untuk ikut memutuskan rantai penyebaran Covid-19 pada anak. Caranya dengan menjaga anak-anaknya. Minimalisasi kegiatan beraktivitas di luar rumah. Jika pun mendesak, orang tua atau pengasuh harus mendampingi anak. Aktivitas di luar rumah harus di tempat yang memiliki ventilasi baik dan bukan ruang tertutup. Saat orangtua beraktifitas di luar rumah, orangtua juga harus taat protokol kesehatan. Jika orangtua abai, maka anak-anak juga lah yang akan menjadi korban.
4. Tidak tersedia obat-obatan, ICU dan skema BPJS untuk anak
Menurut ketua IDAI, Prof. Aman, kasus COVID-19 pada anak berbeda dari orang dewasa sehingga testing dan perawatannya juga berbeda pula. Sayangnya, tidak semua rumah sakit memiliki fasilitas dan obat-obatan untuk kasus Covid-19 pada anak karena masih sedikit.
“Saya bisa mengatakan bahwa anak ini berbeda karena memang sampai saat ini bahkan ICU untuk anak itu tidak tersedia di sebagian besar rumah sakit. Bahkan SDM (sumber daya manusia) sudah mulai menurun, termasuk dokter dan perawat. Ini menjadi masalah,” tandas Prof. Aman.
Bahkan, obat-obatan khusus seperti IVFD, (Intravenous Fluid Drops) tidak banyak tersedia karena tidak ada di skema BPJS. Testing pun masih sedikit di tempat lain.
Gejala COVID-19 pada anak
Sama seperti orang dewasa, anak-anak juga dapat terinfeksi Covid-19. Gejalanya juga mirip orang dewasa. Bahkan, anak-anak yang terinfeksi Covid-19 tanpa mengalami gejala pun juga dapat menyebarkan virusnya. Covid-19 pada anak dapat menimbulkan dampak yang ringan sampai berat sehingga membutuhkan perawatan intensif.
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), bayi berusia di bawah satu tahun dan anak-anak yang memiliki kondisi atau penyakit tertentu lebih rentan mengalami gejala parah saat terinfeksi Covid-19.
Gejala Covid-19 pada anak yang paling umum adalah demam dan batuk. Berikut beberapa gejala lain Covid-19 pada anak:
- Asma atau penyakit kronis;
- Kondisi genetik, neurologis atau metabolik;
- Diabetes;
- Penyakit jantung sejak lahir;
- Penyakit sel sabit;
- Imunosupresi atau kondisi dimana sistem kekebalan imun melemah karena kondisi medis tertentu atau sedang dalam pengobatan;
- Anak-anak dengan berbagai kondisi kronis yang mempengaruhi banyak bagian tubuh; dan
- Obesitas.
Untuk mencegah penyakit berbahaya lainnya, orangtua tetap harus memperhatikan jadwal imunisasi anak. Pemerintah dan masyarakat juga perlu bahu-membahu bekerjasama dalam melakukan pengawasan dan pendampingan protokol kesehatan secara ketat di tempat umum.
Tingginya kasus Covid-19 pada anak ini harus diwaspadai oleh semua orangtua. Hal ini juga berlaku saat liburan sekolah yang sedang berlangsung ini. Kesampingkan ego, dan jaga anak kita untuk tetap di rumah saja sementara waktu ini.
“Mari kita bersama-sama jaga anak-anak Indonesia yang jumlahnya hampir 90 juta ini dengan kelahiran sebesar 5 juta anak tiap tahunnya. Penuhi hak anak untuk hidup, baik secara fisik dan mental. Demi masa depan yang lebih baik,” tandas Prof. Aman.
Penulis: Zeneth Thobarony
Editor: Dwi Ratih