Ibupedia

10 Penyakit yang Bisa Ditularkan Saat Mencium Bayi

10 Penyakit yang Bisa Ditularkan Saat Mencium Bayi
10 Penyakit yang Bisa Ditularkan Saat Mencium Bayi

Di momen Anda melihat buah hati dengan nyaman terbungkus bedong, Anda segera merasa dipenuhi cinta untuknya. Orangtua tak bisa menahan diri untuk mencium bayi yang baru lahir.

Ungkapan cinta ke anak bisa membantu mengembangkan intelektualitas anak. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Washington University School of Medicine in St. Louis, menyatakan cinta dari orangtua bisa punya pengaruh positif pada perkembangan otak. Bahkan penelitian menemukan kalau pusat belajar dan memori di otak jadi 10 persen lebih besar pada anak yang menerima rasa sayang sejak bayi.

Orangtua mengungkapkan rasa cinta dengan mencium bayi dan telah melakukannya sejak lama. Meski kita mencium bayi karena cinta, tahukah Anda kalau kita kemungkinan tanpa sengaja membahayakan bayi saat menciumnya?

   

Risiko mencium bayi baru lahir

Cinta penting untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi. Orangtua mencium bayinya dan ini sangat normal. Tapi di waktu yang sama, penting bagi orangtua menjaga keamanan bayi dari terkena infeksi berbahaya. Satu hal penting yang perlu diperhatikan adalah jangan biarkan siapapun mencium bayi di mulut atau di dekat mulut, terutama selama 3 bulan awal setelah kelahiran.

Kita juga harus ingat, bayi mulai menerima vaksin sejak lahir hingga usia tertentu dan membutuhkan beberapa dosis untuk membuat vaksin efektif di tubuhnya. Terlebih untuk beberapa bulan awal, tubuh anak memiliki sistem kekebalan yang masih rentan dan sangat sensitif terhadap kuman. Anda perlu mengawasi anak dengan seksama dan pastikan ia aman dari penyakit apapun.

Berikut beberapa masalah yang dapat dialami bayi saat ada orang lain yang menciumnya.

  

  1. Herpes simplex tipe 1 (HSV 1)

    Diketahui kalau mencium bayi di bibir atau dekat mulut bisa menyebabkan penyebaran virus Herpes simplex tipe 1 (HSV 1), dan ini merupakan kuman paling umum yang ditemukan di mulut manusia. Virus Herpes simplex tipe 1 tidak berbahaya bagi orang dewasa tapi bisa memicu tonjolan luka baik di dalam maupun di luar mulut disertai demam atau bahkan infeksi parah di otak, paru-paru, dan penyakit liver pada bayi baru lahir.

      

  2. Luka infeksi cold sore

    Pada sebuah postingan di media sosial, seorang ibu menjelaskan bagaimana anaknya terinfeksi HSV 1 karena dicium oleh seorang dewasa yang menderita cold sore. Anak dilarikan ke rumah sakit dan selama berhari-hari harus melawan virus yang menyebar ke seluruh tubuhnya. Melihat ekstrimnya kasus ini, sangat disarankan orang dewasa atau anak yang menderita cold sore untuk menjauhi bayi baru lahir.

      

  3. RSV (Respiratory Syncytial Virus)

    RSV merupakan virus yang bisa menyerang paru-paru bayi, membuatnya kesulitan bernapas. Selain itu, RSV sangat menular dan anak kecil sulit untuk menghindarinya.

    Bila anak kecil atau orang dewasa yang terinfeksi mendekati dan mencium bayi, virus akan menyebar ke bayi. Terlebih lagi, pada bayi, saluran udara untuk bernafas bentuknya kecil dan sangat tipis, jadi peradangan yang disebabkan oleh infeksi bisa berakibat fatal.

      

  4. Alergi makanan

    Banyak anak dan orang dewasa mengalami alergi akibat dari beberapa jenis makanan. Meski Anda memberitahu tamu yang datang menjenguk tentang alergi makanan yang mungkin bayi alami, mereka mungkin tidak memahami pentingnya membuat bayi aman dari makanan ini.

    Meski untuk produk makeup, kebanyakan orang tidak menyadari keberadaan gluten di lipstik. Gluten bisa memicu respon autoimun pada tubuh, membuat anak berisiko tinggi terkena kanker dan gangguan autoimun lainnya.

    Yang paling baik adalah mencegah orang mencium atau mendekati bibir bayi karena Anda tidak bisa pastikan makanan apa yang orang konsumsi, sisa makanan bisa masih ada di mulut.

      

  5. Bahan kimia pada produk perawatan kulit

    Produk perawatan kulit dikenal mengandung bahan kimia yang bisa membantu pria dan wanita terlihat muda dan segar. Produk ini bisa mengandung paraben, formaldehyde, pewarna buatan, dan banyak lagi.

    Ini dianggap mengganggu endokrin dan bahkan ada penemuan terkait dengan risiko kanker. Orang yang datang mengunjungi bayi sebaiknya dalam kondisi bersih sebelum mencium bayi. Dengan begitu, langkah ini bisa mencegah bayi terpapar kosmetik yang mengandung bahan kimia beracun.

      

  6. Penyakit akibat ciuman (Mononucleosis)

    Penyakit akibat ciuman merupakan nama untuk istilah mononucleosis, infeksi yang ditularkan melalui air liur, sering kali melalui ciuman.

    Meski sangat dikenal terjadi pada remaja dan orang dewasa, penyakit ini juga bisa menimpa bayi. Pada bayi dan anak kecil, kondisi ini menyebabkan hidung berair atau perilaku rewel dan bisa juga memicu masalah pernapasan pada kasus yang jarang.

    Ini merupakan penyakit virus dan tidak ada penanganannya. Anak harus mengalami penyakit hingga sistem kekebalan membantu membasmi infeksi dengan sendirinya. Selain itu, penyakit ini menular dan bisa ditularkan oleh anak dan orang dewasa lain dengan mudah.

      

  7. Gigi berlubang 

    Kita semua menyadari fakta bahwa tidak menjaga kebersihan mulut bisa memicu gigi berlubang. Dan fakta yang kurang banyak diketahui adalah ciuman bisa juga memicu lubang pada gigi bayi. Orangtua perlu diperingatkan tentang bakteri yang disebut ‘Streptococcus mutans’ yang ada di air liur. Ketika bakteri ini ditularkan ke anak, bisa memicu lubang di gigi kecil mereka.

    Anda tanpa sengaja menularkan kuman ke anak melalui ciuman, dan bahkan ketika Anda berbagi makanan dengan anak. Agar lebih aman, Anda perlu pastikan Anda tidak menyebarkan air liur ketika meniupkan makanan agar lebih cepat dingin untuk anak.

      

  8. Virus perut

    Kondisi yang tidak menyenangkan bagi orangtua ketika melihat anak menderita nyeri perut, muntah, dan diare. Satu ciuman dari orang dewasa dengan virus ini sudah cukup membuat anak menderita.

    Selain itu, virus perut menular dan bisa sangat berbahaya bagi bayi. Cairan tubuh yang hilang di kondisi seperti ini bisa membuat bayi mengalami dehidrasi dan orangtua perlu segera membawanya ke rumah sakit, untuk menerima injeksi serta untuk mengatur cairan di tubuh.

    Bahkan bayi yang menyusu tidak bisa aman dari dehidrasi karena cenderung memuntahkan apa yang dikonsumsi ketika sakit. Jadi sebaiknya hindari mencium wajah bayi terutama selama bulan-bulan awal.

      

  9. Batuk rejan

    Batuk rejan adalah salah satu penyakit paling menular yang bisa menyebar melalui ciuman dari orang yang terinfeksi. Kondisi ini sangat berbahaya untuk bayi dan bisa memicu si kecil dirawat di rumah sakit.

    Gejala batuk rejan kebanyakan muncul setelah beberapa hari dan minggu. Orang dewasa atau anak yang lebih besar yang terinfeksi bisa tidak menunjukkan tanda batuk rejan. Di waktu seperti ini, bila mereka mencium bayi kecil, bayi terpapar kuman, yang bisa berakibat fatal untuk paru-paru bayi.

    Anak yang lebih besar ingin menunjukkan rasa cinta, tapi ini bisa berbahaya. Anak yang lebih besar pulang sekolah dan bermain serta kontak dengan kuman. Paparan kuman bisa membuat sistem kekebalan anak tumbuh. Tapi bayi masih membangun sistem kekebalan tubuhnya. Itu sebabnya anak yang lebih besar bisa mengatasi penyakit tanpa masalah berarti, sedang bayi bisa terancam nyawanya karena kuman yang sama.

      

  10. Penyakit tangan, kaki, dan mulut

    Penyakit tangan, kaki, dan mulut biasanya terjadi pada anak. Virus menyebabkan penyakit ini. Luka muncul di seluruh tubuh dan mulut anak. Anak merasa lelah, mengalami sakit tenggorokan, dan rewel.

    Anak bahkan menderita demam. Anda perlu pastikan orang dewasa atau anak yang terinfeksi tidak kontak dekat dengan bayi atau menciumnya, termasuk mencium tangan kecil bayi.

   

Kumpulan kasus nyata tentang bayi yang sakit karena ciuman 

Penjelasan di atas bukan hanya teori saja. Dalam beberapa t ahun belakangan ini, sudah makin banyak anak yang mengalami masalah kesehatan serius akibat menerima ciuman dari orang lain. Berikut beberapa di antaranya:

  

  1. Kasus mencium bayi akibatkan penyakit Herpes

    Clare Henderson di Inggris, membagikan sebuah foto mengejutkan tentang bayinya yang menderita sakit setelah dicium oleh salah satu tamu yang datang.

    Ia menyatakan bayi baru lahirnya bisa saja meninggal setelah tertular herpes oral akibat dicium. Banyak tamu datang mengunjunginya setelah ia melahirkan, dan salah satu dari mereka membawa virus herpes.

    Si tamu tidak terlihat menderita penyakit ketika datang. Herpes (HSV 1) bisa ditularkan melalui air liur di mulut atau sekitar mulut.

    Di suatu malam, Claire menyusui bayi dan menyadari bibir si bayi bengkak. Si ibu segera membawanya ke rumah sakit dan ia diberitahu kalau ada luka pada bagian belakang tenggorokan bayi dan ia harus menjalani tes untuk mengetahui apakah otak atau livernya mengalami kerusakan.

    Si bayi harus menjalani perawatan selama 5 hari dan untungnya kondisi bayi semakin membaik.

       

  2. Kasus mencium bayi akibatkan infeksi RSV

    Seorang ibu bernama Ida Alep di Singapura membagikan pengalamannya di sebuah postingan Facebook, sekaligus untuk mendorong orangtua agar lebih berhati-hati.

    Setelah 5 hari dirawat di rumah sakit, si bayi akhirnya bisa pulang ke rumah, karena demam dan batuk tanpa henti. Keluarga juga disarankan untuk tidak menerima tamu selama setidaknya satu minggu hingga check up selanjutnya.

    Awalnya si ibu membawa bayinya untuk mengunjungi sepupu yang dirawat di rumah sakit. Ibu dan bayi mengunjungi sepupu yang didiagnosa RSV beberapa hari kemudian. Dan semua telah terlambat. Si bayi segera terjangkit virus ini. Ia menunjukkan gejala di malam yang sama. Si bayi dinyatakan positif RSV ketika dirawat di rumah sakit.

    Si bayi harus menjalani perawatan dan kesulitan bernapas. Si bayi juga harus tidur dengan masker oksigen. Untungnya kondisi si kecil berangsur baik.

    Ibu Ida mengingatkan para orangtua untuk selalu menghindari orang sakit dari bayi. Penyakit yang terlihat sepele bisa meningkat jadi sangat berbahaya. Misalnya RSV yang hanya flu dan batuk bagi orang dewasa, tapi pada anak kecil dengan penyakit ini bisa mempengaruhi paru-paru, jantung, atau sistem kekebalan. Infeksi RSV bisa memicu penyakit lebih serius lainnya seperti bronkitis atau pneumonia. Butuh waktu berminggu-minggu bagi bayi untuk bisa sembuh.

      

  3. Kasus mencium bayi akibatkan gigi berlubang

    Ketika Rachel Sarah di San Francisco membawa putrinya untuk pemeriksaan gigi pertama kali beberapa tahun lalu, ia sangat terkejut. Tidak hanya karena bayi usia 24 bulannya punya dua lubang pada giginya, dokter mengatakan anaknbya mengalami kondisi ini karena ibunya.

    Dokter menyerahkan selembar kertas dan berbicara tentang penularan air liur. Dokter menyarankan untuk tidak berbagi gelas atau alat makan atau makanan dan menyatakan jangan mencium bayi di bibir. Memang si ibu sering menggigit makanan dan lalu memberikannya ke bayi sejak ia mulai makan makanan padat.

    Penelitian yang menemukan penularan lubang gigi disebabkan bakteri dari ibu ke bayi telah diterbitkan selama 30 tahun.  Penyebab utamanya adalah Streptococcus mutans, bakteri yang bisa ditularkan dari orang ke orang melalui air liur, seperti berbagi tempat makan, meniup makanan, dan mencium bayi di bagian mulut.

    Menurut penelitian di  tahun 2008, ada bukti kuat yang menyatakan kalau ibu menjadi sumber utama Streptococcus mutans ke anak. Salah satu penyebabnya adalah mencium bibir bayi.

    Tapi yang utama adalah mengetahui kalau gigi berlubang adalah infeksi bakteri dan Anda bisa menyebarkannya ke bayi, terutama selama masa tumbuh gigi. Ini adalah masa di mana gigi sangat rentan. Sama seperti ketika Anda mengalami flu berat dan mencium bayi, Anda akan menyebarkan virusnya.

    Orangtua atau pengasuh dengan gigi berlubang aktif bisa menyebarkan bakteri Streptococcus mutans melalui transmisi air liur. Gigi berlubang disebabkan oleh faktor gabungan, termasuk penularan air liur yang terinfeksi, gen, kebersihan mulut, dan praktik makan dan minum seperti membiarkan bayi terus-menerus menghisap gelas hisap berisi jus atau susu atau cairan yang mengandung gula. Bakteri menggunakan gula untuk memproduksi asam, yang bisa merusak enamel gigi.

   

Yang harus dilakukan ketika mencium bayi 

Tiap bagian tubuh  manusia dihuni oleh bakteri dan virus, yang kebanyakan tidak berbahaya bagi orang dewasa yang sehat, tapi bisa mengganggu bayi baru lahir. Ini karena sistem kekebalan tubuh bayi baru lahir belum berkembang dengan baik atau kuat dibanding orang dewasa.

Beberapa gejala awal dari infeksi HSV 1 bisa berupa demam, sakit pada mulut, dan kelenjar limpa. Disarankan Anda segera berkonsultasi dengan dokter Anda bila melihat tanda-tanda ini. Sangat dianjurkan Anda mengambil langkah pencegahan berikut ketika memeluk atau mencium bayi:

  • Secara teratur menjaga kebersihan personal dan mulut

  • Menjaga kebersihan mulut bayi karena cenderung memiliki liur banyak

  • Selalu mencuci tangan sebelum memegang bayi

  • Teratur memandikan bayi

  • Anda bisa gunakan lap untuk membersihkan mulut dan wajah bayi serta membuatnya segar

  • Edukasi teman, keluarga, dan kerabat tentang langkah ini, demi keamanan bayi

  • Disarankan menempatkan peralatan dan produk kesehatan bayi terpisah dari milik orang lain di rumah.

  • Banyak tempat dan benda tak terduga di rumah bisa mengandung kuman. Paling baik menghindari kontak langsung dengan bayi segera setelah menyentuh remote TV, lap piring, handphone, dan tas.

  • Orang yang mengalami infeksi atau berpotensi menularkan infeksi harus menjauhi bayi

  • Orang yang mengalami kondisi pernapasan seperti influenza atau batuk kronis yang tidak terdiagnosa, cacar, atau masalah usus, harus hindari mencium bayi.

Risiko mencium bayi bisa bersifat serius dan mencium bayi di bibir membuat kondisi bayi semakin parah. Tapi ini tidak berarti kalau mencium bayi tidak boleh sama sekali. Lakukan langkah pencegahan yang ada di atas, dan Anda bisa leluasa berada dekat dengan bayi.

(Ismawati)

Follow Ibupedia Instagram