10 Pertanyaan Umum Terkait Hipospadia pada Anak
Hipospadia adalah kondisi yang dialami si kecil ketika bukaan uretra (saluran untuk urin dan sperma) berada di bawah penis, bukan di ujungnya. Pada hipospadia, bukaan uretra berada di titik sepanjang bagian bawah penis. Letak bukaan ini akan menentukan seberapa parah kondisinya serta menjadi bagaimana dokter memperbaikinya. Tentu saja hipospadia yang tidak normal ini membuat para Ibu khawatir dan bertanya-tanya. Tapi jangan cemas, artikel berikut akan membantu Ibu dalam mengenali gejala, pengawasan, dan penanganan hipospadia pada anak.
Ada tiga tipe hipospadia yang wajib Ibu waspadai:
Anterior atau distal (dekat ujung penis): ini bentuk hipospadia paling ringan, terjadi pada sekitar 50 persen kasus.
Middle (di tengah penis): dianggap hipospadia tingkat menengah, terjadi pada sekitar 30 persen kasus.
Posterior atau proximal (di skrotum atau perineum): merupakan bentuk hipospadia yang paling parah, dan terjadi pada 20 persen kasus.
Penyebab dan komplikasi hipospadia pada anak
Hipospadia merupakan kondisi kongenital, yakni terjadi ketika bayi sedang berkembang di rahim ibu. Saat janin berkembang, jaringan bawah penis yang membentuk uretra tidak sepenuhnya menutup.
Pada banyak kasus hipospadia, kulup atau lipatan kulit yang menutupi ujung penis tidak berkembang dengan baik sehingga menyebabkan kulup berlebihan pada sisi atas penis dan tidak ada di bagian bawahnya.
Namun bukan berarti Ibu harus larut dalam rasa bersalah. Hipospadia sebenarnya tidak disebabkan oleh apa yang dilakukan atau tidak dilakukan orangtua semasa hamil. Bahkan meski jumlah kasus ini telah meningkat sejak tahun 1970-an, tidak diketahui penyebab pasti hipospadia. Sebagian peneliti menganggap kondisi ini merupakan turunan dalam keluarga. Hipospadia lebih sering terjadi pada anak laki-laki yang ayahnya atau saudara lelakinya mengalami kondisi serupa.
Bila tidak ditangani, bentuk hipospadia yang parah bisa mengganggu hubungan seksual ketika anak beranjak dewasa.
Gejala dan Tanda Hipospadia
Tanda pertama dari hipospadia adalah uretra anak berada di bawah penis, bukan di ujungnya. Tanda lain yang mungkin Ibu lihat pada anak:
Bentuk penis yang menekuk ke bawah.
Aliran urin ke bawah (pada anak lebih dewasa dengan hipospadia parah, ini berarti ia harus duduk ketika buang air kecil).
Tampilan ujung penis yang abnormal.
Penis tertutup oleh kulup berlebih di sepanjang ujung atasnya.
Pada beberapa kasus, anak yang lahir dengan hipospadia juga mengalami testis yang tidak turun dan inguinal hernia (hernia pada selangka).
Faktor Risiko Hipospadia
Meski penyebab hipospadia tidak diketahui, faktor berikut ini bisa mempengaruhi terjadinya hipospadia:
Variasi gen tertentu bisa berperan dalam gangguan hormon yang menstimulasi pembentukan alat kelamin laki-laki abnormal atau hipospadia.
Riwayat keluarga. Hipospadia lebih umum terjadi pada bayi dengan riwayat keluarga dengan kondisi ini.
Usia ibu lebih dari 45 tahun saat melahirkan. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa ada peningkatan risiko hipospadia pada bayi laki-laki yang lahir dari Ibu berusia di atas 35 tahun.
Paparan pada unsur tertentu selama hamil. Ada spekulasi tentang hubungan antara hipospadia dan paparan ibu terhadap hormon atau kandungan seperti pestisida atau bahan kimia. Tapi penelitian lebih lanjut terkait relasi hipospadia dan unsur luar dibutuhkan untuk memastikan hal ini.
Ibu bisa mengurangi kemungkinan hipospadia pada bayi ketika hamil dengan:
Menjaga berat badan yang sehat
Tidak merokok atau mengonsumsi alkohol
Minum 400 sampai 800 mikrogram asam folat per hari
Rutin memeriksakan diri ke dokter.
Komplikasi dari hipospadia
Bila hipospadia tidak ditangani, hal ini bisa menyebabkan:
Masalah saat belajar menggunakan toilet atau melatih buang air di toilet (toilet training)
Penampilan penis yang abnormal
Lengkungan penis yang abnormal ketika ereksi
Ejakulasi terganggu.
Pertanyaan Umum seputar Hipospadia
Berikut ini beberapa pertanyaan yang sering diajukan orangtua berkaitan dengan hipospadia:
Bagaimana cara mengetahui bayi mengalami hipospadia?
Meski memungkinkan bagi dokter untuk mendeteksi tanda hipospadia berat pada saat pemeriksaan USG, kebanyakan anak dengan hipospadia terdiagnosa saat lahir.
Apakah semua anak dengan hipospadia membutuhkan pembedahan?
Bila anak mengalami kasus yang sangat ringan, ia tidak membutuhkan pembedahan karena kondisi ini tidak akan berdampak besar pada kehidupannya. Tapi kadang orangtua anak yang lahir dengan kondisi abnormal minor masih memilih pembedahan hipospadia untuk alasan penampilan.
Apakah ada obat alternatif untuk hipospadia selain pembedahan?
Tidak, pembedahan tetap merupakan opsi terbaik dan satu-satunya cara untuk mengembalikan kondisi anak yang kesulitan buang air kecil karena hipospadia, untuk memperkuat, dan memperbaiki penis agar terlihat lebih normal, serta membantu anak dengan hipospadia agar memiliki fungsi seksual yang baik saat dewasa nanti.
Apakah hipospadia terasa sakit?
Hipospadia tidak akan menyebabkan anak kesakitan atau tersumbat urinnya meski bila tidak diobati bisa mengakibatkan sulit buang air kecil.
Kapan operasi hipospadia sebaiknya dilakukan?
Ini bergantung pada jenis hipospadia yang dialami anak serta apakah hipospadia ini terdiagnosa saat lahir. Biasanya bila anak membutuhkan pembedahan, dianjurkan dilakukan ketika ia berusia antara 4 sampai 6 bulan.
Perawatan apa yang dibutuhkan anak setelah pembedahan hipospadia?
Ini bergantung pada apakah anak terdiagnosis hipospadia saat lahir dan bagaimana tingkat keparahan hipospadia yang dia alami. Tapi biasanya bayi usia 4 sampai 6 bulan yang menjalani operasi hipospadia tahap satu, bisa dibawa pulang di hari yang sama setelah pembedahan. Perawat dan dokter akan mengajarkan cara merawat anak setelah operasi hipospadia selama berada di rumah hingga ia sembuh.
Apakah hipospadia akan berpengaruh ketika anak akan disunat?
Bayi yang mengalami hipospadia dan membutuhkan pembedahan tidak perlu disunat karena bagian kulup dibutuhkan untuk pencangkokan jaringan kulit selama operasi.
Apakan pembedahan hipospadia mempengaruhi potty training anak?
Waktu yang dianjurkan untuk pembedahan hipospadia adalah antara usia 4 sampai 6 bulan, yang berarti anak sudah sembuh sebelum usia potty training.
Bila hipospadia anak tidak membutuhkan pembedahan untuk alasan medis, apakah masih bisa dilakukan operasi untuk membuat penisnya terlihat lebih normal?
Ya, bahkan pembedahan sering dilakukan untuk memperbaiki hipospadia untuk alasan estetika, seperti mengencangkan penis dan mengangkat kulup berlebih.
Berapa lama setelah operasi penis anak akan terlihat seperti anak lain?
Ini bervariasi pada tiap pasien, namun biasanya Ibu bisa melihat hasilnya setelah 6 bulan.
Merawat anak di rumah pasca operasi hipospadia
Kemungkinan besar anak dengan hipospadia perlu menjalani operasi. Operasi ini berupa prosedur agar bukaan penis berada di tempat seharusnya sehingga si kecil bisa buang air kecil dengan lebih mudah.
Setelah operasi hipospadia, kebanyakan anak bisa pulang ke rumah di hari yang sama. Berikut beberapa informasi yang bisa membantu Ibu merawat anak di rumah selama proses penyembuhan hipospadia:
Mengatasi rasa sakit atau demam anak
Seperti pada banyak pembedahan, biasanya anak terkena demam di hari pertama setelah prosedur ini. Merupakan hal yang normal jika anak mengalami rasa sakit pada beberapa hari pertama setelah pembedahan hipospadia.
Bila anak mengalami demam atau rasa sakit yang ringan setelah operasi hipospadia, berikan acetaminophen atau ibuprofen. Selalu baca label obat dan ikuti instruksinya.
Jangan berikan aspirin
Bila anak mengalami rasa sakit berlebihan atau obat tidak membantu, Ibu akan diresepkan morphine. Pastikan Ibu membaca label obat untuk mengetahui seberapa sering Ibu perlu memberikan obat ini. Ikuti instruksinya dengan benar. Bila cemas, bicara pada dokter atau perawat.
Merawat “stent” di dalam penis anak
Anak akan dipasangi selang plastik yang disebut “stent” pada saluran kencing (uretra). Stent menjaga saluran kencing tetap terbuka agar bisa pulih dengan baik. Uretra merupakan saluran di dalam penis yang membawa urin keluar dari kandung kemih.
Stent dipasang melalui jahitan. Ibu harus membawa anak ke dokter lagi untuk membuka jahitan dan mengangkat stent. Ini biasanya 2 minggu sampai 10 hari setelah operasi hipospadia. Kadang stent terlepas setelah anak pulang ke rumah. Hubungi dokter bila ini terjadi.
Penggunaan kateter
Bergantung seberapa rumit operasi perbaikan hipospadia, beberapa anak perlu menggunakan kateter dan juga stent. Kateter adalah selang plastik untuk mengeluarkan urin dari tubuh.
Kateter foley
Beberapa anak menggunakan kateter foley, bukan stent, yang dipasang di uretra. Bila ini yang terjadi, kemungkinan alat ini dipasang selama 2 minggu.
Kateter suprapubik
Anak bisa menggunakan kateter suprapubik, tapi hal ini cukup jarang terjadi. Kateter melalui pembedahan dipasang di antara kandung kemih dan luar perut untuk mengalirkan urin ke wadah kantong. Kateter suprapubik diangkat sekitar 1 minggu setelah kateter foley atau stent diangkat dari uretra. Bila anak menggunakan kateter suprapubik, Ibu akan diberitahukan dokter yang menangani hipospadia si kecil tentang cara merawatnya.
Aktivitas anak
Anak perlu mengenakan pakaian atau popok yang longgar. Ia sebaiknya tidak terlalu aktif bermain di beberapa minggu pertama setelah pembedahan hipospadia. Setelah anak merasa lebih baik, ia bisa kembali ke aktivitas seperti biasa.
Perban setelah operasi
Anak akan pulang ke rumah dengan perban pada penisnya. Dalam 2 hari (48 jam) setelah tiba di rumah, mandikan anak dengan air hangat. Ibu bisa mandikan anak 3 sampai 4 kali sehari. Perban akan terlepas dengan sendirinya saat mandi. Bila tidak, Ibu perlu melepasnya.
Perban akan sepenuhnya terlepas dalam 1 sampai 2 hari setelah pembedahan hipospadia. Hubungi dokter bila Ibu tidak bisa melepas perban. Tiap kali memandikan anak, biarkan penis kering dengan sendirinya. Lalu gunakan krim anti bakteri pada seluruh area penis.
Gunakan dua popok
Bila stent atau kateter anak cukup panjang, Ibu bisa gunakan dua popok pada anak. Ini berarti ia mengenakan 2 popok yang ditumpuk. Pertama pakaikan popok seperti biasa tapi rekatkan selang kateter pada bagian luar popok. Lalu kenakan popok kedua agar urin bisa terserap di popok kedua.
Bila selang keluar dari penis anak tapi tidak cukup panjang, cukup pakaikan satu popok seperti biasa.
Makan dan minum anak setelah operasi hipospadia
Anak perlu minum banyak cairan setelah operasi hipospadia. Ia perlu minum lebih banyak dari biasanya setelah tiba di rumah. Codeine dan obat lainnya bisa menyebabkan anak mengalami konstipasi. Konstipasi berarti masalah buang air besar. Penting untuk menghindari hal ini.
Bila anak mengalami konstipasi, ia akan mengejan terlalu keras ketika buang air besar. Ini bisa menyebabkan rasa sakit. Anak membutuhkan pelunak feses bila mengalami konstipasi.
Minum banyak cairan akan sangat membantu. Anak juga harus makan makanan yang mengandung banyak serat, termasuk buah segar. Makanan ini akan mencegah konstipasi ketika anak kurang aktif dan dalam masa penyembuhan.
Pendarahan pasca operasi
Ibu akan melihat sedikit pendarahan pada jahitan luka bekas pembedahan hipospadia. Ini lebih mungkin terjadi bila anak terjatuh atau menabrak sesuatu. Pendarahan yang sedikit masih dianggap normal. Akan ada sedikit darah ketika Ibu mengganti popok anak pada beberapa hari pertama.
Bila ada banyak darah segar ketika anak tiba di rumah, segera tekan dengan kuat penis anak dengan tangan. Terus tekan selama 15 menit dan hubungi dokter.
Kontraksi pada kandung kemih
Menggunakan kateter pada kandung kemih kadang bisa menimbulkan kontraksi. Kontraksi bisa menyebabkan pipis bocor dari penis. Kontraksi juga terasa tidak nyaman. Hubungi dokter bila anak tidak bisa mengatasi ini.
Ada obat yang bisa membantu mengatasi kontraksi kandung kemih. Dokter bisa menjelaskan cara mengatasi kontraksi pada kandung kemih. Hubungi dokter bila ada pertanyaan mendesak tentang cara merawat anak di rumah, ya Bu.
Pemeriksaan lanjutan
Anak perlu menjalani 2 kali pemeriksaan lanjutan setelah operasi hipospadia, yakni:
Pengangkatan stent
Sekitar satu minggu setelah operasi, Ibu perlu membawa anak ke rumah sakit untuk pengangkatan stent oleh dokter.
Pemeriksaan penis dan aliran urin
Sekitar 3 bulan setelah opersi hipospadia, Ibu perlu memeriksakan anak ke dokter untuk pemeriksaan lanjutan. Bila anak sudah lulus toilet training, ia akan menjalani tes aliran urin untuk memastikan seberapa baik ia buang air kecil. Pastikan anak minum banyak cairan sebelum datang ke dokter.
Beberapa hal penting yang perlu Ibu ingat:
- Setelah operasi hipospadia, kebanyakan anak bisa pulang ke rumah di hari yang sama
- Anak kemungkinan mengalami rasa sakit dan demam selama satu atau dua hari setelah operasi hipospadia
- Anak akan dipasangi selang kecil. Beberapa anak juga menggunakan kateter.
- Perban anak akan terlepas saat mandi. Bila tidak, Ibu perlu melepasnya dalam 2 hari setelah pembedahan.
- Anak membutuhkan 2 kali pemeriksaan lanjutan.
Bila anak mengalami demam tinggi, rasa sakit yang tidak terkontrol, atau pipis tidak keluar dari stent, hubungi dokter.
Pembedahan hipospadia untuk alasan estetika
Bunda, rata-rata bayi dengan hipospadia ringan tidak mengalami masalah nantinya dan tidak membutuhkan pembedahan apapun pada penisnya. Pertanyaannya kemudian, kenapa pembedahan dilakukan pada bayi bila tidak diketahui pasti apakah ada kebutuhan atau keperluan untuk dilakukan?
Seperti telah disebutkan, kebanyakan bedah perbaikan hipospadia dilakukan pada kasus yang ringan, tidak untuk alasan medis tapi untuk alasan estetika, yakni untuk membuat bukaan uretra pada penis seperti penis lainnya.
Tampilan akhir terlihat pada 6 bulan setelah pembedahan sekaligus untuk mengidentifikasi komplikasi bedah yang terjadi. Penampilan penis anak adalah kekhawatiran paling besar para Ibu pada kebanyakan kasus pembedahan hipospadia, justru bukan pada fungsi organnya.
Pada kasus hipospadia ringan, saran dokter adalah membiarkannya. Lantas, apa hal paling buruk yang akan terjadi? Apakah anak harus duduk ketika buang air kecil? Banyak pria duduk untuk menghindari faktor semprotan dan ini tak jadi masalah bagi pasangan mereka. Pembedahan akan lebih menyebabkan trauma untuk anak dibanding keluhan ringan yang bisa selalu diatasi bila ini yang anak inginkan ketika ia sudah bisa membuat keputusan untuk dirinya sendiri.
Faktanya, ada cukup banyak pria dewasa yang menjalani bedah perbaikan hipospadia saat bayi dan tidak merasa senang dengan hasilnya. Mereka berharap penis mereka dibiarkan saja.
Sebagian ahli berpendapat akan lebih baik menunda pembedahan hipospadia tipe apapun hingga anak cukup besar dan bisa membuat keputusan sendiri, sekaligus menunggu organ kelamin menjadi sepenuhnya berkembang. Bila akhirnya penderita hipospadia memilih untuk menjalani pembedahan, metode pada kulup akan lebih mudah dilakukan pada penis orang dewasa dibanding pada penis bayi yang sangat kecil.
(Ismawati & Yusrina)
