12 Faktor Risiko Kanker Payudara dan Cara Mengenalinya
Kanker payudara menjadi salah satu penyakit mematikan terbanyak di Indonesia setelah jantung dan stroke. Umumnya kanker payudara ini dapat menyerang pria maupun wanita. Namun seringnya, kanker payudara lebih banyak menyerang kaum wanita. Menurut situs Kemkes, pada tahun 2018 sendiri, angka kematian dunia akibat kanker payudara ini mencapai 9,6 juta jiwa, sementara di Indonesia sendiri pada tahun 2018 tercatat ada 207,210 angka kematian.
Sebenarnya untuk penyakit kanker payudara ini harus diatasi sejak dini dengan langkah periksa payudara sendiri (SADARI). Dikutip dari situs Yayasan Kanker Payudara Indonesia, berikut ada langkah mudah melakukan gerakan SADARI:
Ibu bisa berdiri di depan cermin, posisi kedua lengan lurus ke bawah. Perhatikanlah dengan saksama apakah ada perbedaan bentuk atau ukuran pada kedua payudara Ibu. Di sini juga dijelaskan bahwa ukuran payudara kiri dan kanan normalnya tak selalu sama.
Lalu Ibu bisa mengangkat kedua tangan Ibu hingga ke belakang kepala lalu tekan ke depan, dan periksa kembali apakah kedua bentuk dan ukuran payudara Ibu ada yang berbeda.
Tekan kedua tangan Ibu dengan kuat pada pinggul kemudian gerakkan kedua lengan dan siku Ibu ke arah depan sembari mengangkat bahu. Dengan gerakan ini akan terlihat otot-otot pada dada yang menegang sehingga akan lebih mudah melihat cekungan atau benjolan bila ada.
Ibu juga bisa melakukan dengan cara mengangkat lengan kiri, lalu kemudian merabanya dengan tiga ujung tengah lengan kanan yang dirapatkan. Perabaan dapat dilakukan dengan banyak cara: gerakan memutar dengan tekanan lembut tapi mantap, gerakan dari atas ke bawah atau sebaliknya, dan gerakan dari bagian tengah ke arah luar. Ini dapat dilakukan juga pada payudara sebelah kanan.
Memencet bagian puting payudara Ibu, apakah ada cairan tidak biasa yang keluar.
Berbaring dengan posisi tangan kiri berada di bawah kepala. Dan rabalah payudara Ibu seperti yang dicontohkan pada poin 1 di atas.
Ibu juga perlu memperhatikan payudara bagian atas dekat dengan ketiak (Kwardran Superolateral) bagian kanan dan kiri. Daerah tersebut banyak ditemukan tumor payudara. Bila ditemukan adanya kelainan atau perubahan bentuk, maka sebaiknya Ibu memeriksakannya ke dokter.
Menurut Mayo Clinic, kanker payudara adalah kanker yang terbentuk di sel-sel payudara. Pada saat ini, penelitian lebih lanjut terhadap kanker ini telah dilaksanakan dan banyak membuahkan hasil yang berdampak baik pada tingkat kelangsungan hidup penderita kanker payudara, serta menurunnya angka kematian karena penyakit ini. Penelitian ini juga mengungkapkan bahwa keberhasilan yang terjadi juga sebagian besar karena faktor-faktor deteksi dini sehingga dapat diatasi lebih cepat.
Mayo Clinic juga menyebutkan bahwa berikut ini merupakan gejala atau tanda-tanda yang tampak pada kanker payudara :
Adanya benjolan atau penebalan payudara sehingga menimbulkan perbedaan dengan jaringan yang ada di sekitarnya.
Ukuran payudara mengalami perubahan, diikuti dengan bentuk, dan penampilan payudara.
Adanya perubahan kulit di atas payudara.
Puting susu terbalik (inverted nipple) tiba-tiba (dari awal tidak memiliki inverted nipple).
Area berpigmen pada areola atau kulit payudara mengelupas, bersisik, bahkan mengeras.
Adanya warna kemerahan atau bintik-bintik pada kulit di atas payudara seperti kulit jeruk.
Bila Ibu menemukan gejala-gejala di atas, atau adanya benjolan yang tak biasa pada payudara Ibu, maka saatnya Ibu untuk pergi ke dokter dan memeriksakan kondisi ini. Munculnya kanker payudara juga dapat disebabkan oleh banyak hal seperti faktor hormonal, gaya hidup tidak sehat, dan faktor lingkungan juga dapat terjadi karena faktor genetik. Kanker payudara seringnya dimulai pada sel-sel jaringan penghasil susu. Tak hanya itu saja, kanker ini juga dapat dimulai dari jaringan kelenjar yang disebut lobulus atau bisa juga melalui jaringan lain pada payudara Ibu.
Kanker payudara sendiri juga bisa disebabkan karena faktor keturunan atau adanya mutasi gen yang diturunkan dari anggota keluarga Ibu sebelumnya, namun kemungkinan ini hanya sebesar lima hingga sepuluh persen. Biasanya sejumlah mutasi gen yang diturunkan dan paling terkenal adalah tipe gen kanker payudara 1 (BRCA 1) dan gen kanker payudara 2 (BRCA 2). Kedua gen ini secara signifikan dapat meningkatkan risiko kanker payudara dan ovarium. Bila di keluarga Ibu memiliki riwayat pada penyakit ini, tak ada salahnya untuk pergi ke dokter dan melakukan pengecekan secara signifikan. Nantinya dokter akan menganjurkan untuk melakukan tes darah agar dapat mengidentifikasi tipe gen kanker apa yang ada pada Ibu.
Selain beberapa hal di atas, ada beberapa faktor risiko yang mungkin membuat Ibu mengidap kanker payudara. Banyak di antara mereka yang punya salah satu faktor risiko kanker payudara nyatanya belum tentu mengembangkan penyakit tersebut. Berikut ini juga dijabarkan beberapa faktor risiko kanker payudara, seperti:
Wanita lebih berisiko
Kebanyakan kanker payudara akan lebih menyerang wanita daripada pria.
Bertambahnya usia seseorang
Risiko Ibu punya kemungkinan mengidap kanker payudara akan meningkat seiring dengan bertambahnya usia.
Riwayat mengenai kondisi payudara Ibu
Bila Ibu pernah menjalani biopsi payudara dan menemukan Lobular Carcinoma In Situ (LCIS) atau Hiperplasia Atipikal Payudara, maka Ibu memiliki peningkatan pada risiko kanker payudara,
Riwayat kanker payudara sebelumnya
Risiko akan meningkat bila Ibu pernah menderita kanker payudara di salah satu payudara sebelumnya.
Adanya anggota keluarga yang pernah menderita kanker payudara
Bila anggota keluarga Ibu seperti Ibu kandung, saudara perempuan, atau anak perempuan Ibu pernah didiagnosis menderita kanker payudara, terutama saat berada di usia muda, maka risiko terhadap penyakit ini pun meningkat. Namun faktanya, mayoritas orang-orang yang menderita kanker payudara justru tidak memiliki riwayat penyakit tersebut dalam keluarga.
Gen yang diturunkan dapat meningkatkan risiko kanker payudara
Mutasi gen dapat meningkatkan risiko penyakit ini, dan mutasi gen yang paling terkenal adalah BRCA1 dan BRCA2. Meski dapat meningkatkan risiko kanker payudara dan kanker lainnya, namun bukan berarti tak dapat diatasi.
Paparan radiasi
Hati-hati terhadap paparan radiasi, bila Ibu pernah melakukan perawatan radiasi di dada, apalagi di usia yang masih muda, maka risiko kanker payudara akan meningkat.
Obesitas atau kegemukan
Kelebihan berat badan hingga obesitas akan meningkatkan risiko kanker payudara.
Menstruasi dan menopause dimulai sebelum waktunya
Menstruasi yang dimulai lebih awal dari waktunya (sebelum usia 12 tahun) akan meningkatkan faktor risiko kanker payudara. Pun bila menopause terjadi pada usia lebih tua dari jadwalnya, risiko pun akan meningkat.
Memiliki anak pertama di usia rentan atau belum pernah hamil
Memiliki anak pertama setelah usia menginjak 30 tahun, bisa jadi salah satu faktor risiko kanker payudara meningkat. Begitupun bila belum pernah hamil, maka risiko pun akan meningkat juga.
Terapi hormon pascamenopause
Wanita yang mengkonsumsi obat terapi hormon yang menggabungkan hormon estrogen dan progesteron untuk mengobati tanda dan gejala timbulnya menopause akan meningkatkan faktor risiko kanker payudara dan risiko ini akan berkurang setelah ia berhenti mengkonsumsinya.
Mengonsumsi alkohol
Minum alkohol atau membuatnya menjadi suatu kebiasaan akan meningkatkan risiko kanker payudara.
Bila Ibu ingin tahu lebih lanjut, Ibu bisa mendatangi dokter atau rumah sakit untuk memeriksakan diri. Tanyakan hal-hal secara rinci dan sampaikan keluhan yang Ibu rasakan sedetail mungkin supaya screening dapat dilakukan lebih awal dan kemudian Ibu akan mendapatkan penanganan yang lebih baik.
Aktif bergerak dengan rutin berolahraga, menerapkan pola hidup yang sehat, mengkonsumsi makanan penuh gizi, mengurangi minum alkohol (atau sebaiknya tidak mengkonsumsi alkohol), tidur yang cukup, serta minum air putih yang cukup akan membantu mencegah berbagai penyakit termasuk kanker payudara.
Penulis: Luciana