Ibupedia

12 Tanda Anak harus Dibawa ke Dokter

12 Tanda Anak harus Dibawa ke Dokter
12 Tanda Anak harus Dibawa ke Dokter

Sangatlah normal jika orang tua baru sering cemas tentang kesehatan bayinya. Meski si kecil terlihat kuat, ia tetap membutuhkan perlindungan orang tua. Saat bayi sakit, bagaimana cara orang tua mengetahui tanda anak harus dibawa ke dokter? Well, Bunda lah yang paling mengenal si kecil. Jadi percayalah pada insting Anda dan hubungi dokter bila ada yang terasa salah.

Berikut beberapa tanda anak harus dibawa ke dokter:

1. Tangisan yang tidak wajar

Bila tiba-tiba bayi menangis tidak seperti biasanya dan Anda tidak bisa menenangkan bayi yang menangis dengan cara yang biasa atau tangisannya terdengar sangat tinggi, anak kemungkinan mengalami sakit serius. Bisa juga terjadi sebaliknya, hubungi dokter bila si kecil terlihat tidak senang dan tidak menangis tapi tidak aktif dan sulit terjaga. Bila bayi tetap aktif bermain, senang dan menyusunya baik, kemungkinan sakitnya tidak serius.

2. Batuk, pilek, dan masalah pernafasan lain

Saat anak yang usianya lebih besar mengalami pilek, biasanya mereka tidak perlu ke dokter. Tapi hubungi dokter bila bayi kena pilek saat usianya kurang dari 3 bulan, karena pilek bisa cepat berubah menjadi kondisi yang serius, seperti bronkitis atau pneumonia.

Bila anak berumur lebih dari 3 bulan, hubungi dokter bila:

  • Anak kesulitan bernafas

  • Hidungnya mampet selama lebih dari 10 hari atau batuk berlangsung lebih dari seminggu

  • Ada rasa sakit pada telinga.

3. Nafsu makan

Nafsu makan anak akan bervariasi dari hari ke hari. Tapi bila lapar, ia akan makan dengan lahap. Bayi yang menolak menghisap ASI atau tidak tertarik menyusu kemungkinan mengalami sakit. Begitu juga bila ia gumoh lebih banyak dari biasanya. Hubungi dokter bila bayi muntah dan muntahnya berwarna kehijauan.

4. Buang air besar tidak wajar

Bayi kecil, terutama yang menerima ASI, akan sering buang air besar dengan tekstur sangat lembut atau cair, dan warnanya bisa berubah-ubah. Bila feses bayi menjadi sangat encer, bayi kemungkinan terkena diare.

Perhatikan frekuensi buang air besarnya dan lihat apakah diare berlanjut. Pastikan ia menyusu seperti biasa agar tidak mengalami dehidrasi. Bayi setidaknya harus buang air kecil sebanyak 6 kali dalam sehari. Hubungi dokter bila ia terlihat lesu dan berhenti buang air besar atau fesesnya kecil, keras, atau kering atau fesesnya disertai darah dan lendir.

Juga hubungi dokter bila makanan yang ia terima keluar lagi dan muncul tanda dehidrasi. Dokter akan memeriksa dan melakukan tes darah dan urin atau penyinaran dengan sinar X untuk menentukan diagnosa. Bila anak terlihat sakit, gejala tidak membaik, atau dokter mencurigai adanya infeksi bakteri, sampel feses anak akan dikirim ke laboratorium untuk diperiksa.

5. Rasa sakit saat pipis

Ini jadi pertanda serius, Bun, terutama pada anak perempuan. Hubungi dokter bila area genital anak berwarna merah atau muncul ruam, atau hal lain. Dokter akan memeriksa apakah anak mengalami infeksi saluran kemih.

6. Benturan pada kepala

Segera menuju rumah sakit bila anak terbentur kepalanya dan pingsan. Tapi bila ia menangis setelah terjatuh, segera hubungi dokter bila ia muntah lebih dari satu kali, terlihat mengantuk, atau ada cairan keluar dari hidung atau telinga. Anda juga perlu memeriksa kepala anak. Benjolan di dahi memang terlihat menakutkan tapi lebih serius bila ia membentur sisi kepala. Bisa jadi tanda keretakan bila tengkoraknya terlihat sedikit menekuk.

7. Kesulitan bernafas

Segera cari bantuan medis bila bayi kesulitan bernafas.

8. Demam 

Meski demam pada bayi menjadi tanda kalau ia sakit, demam sendiri bukan hal yang perlu dikhawatirkan. Bayi bisa mengalami demam rendah dan sakit berat atau demam tinggi tapi sakitnya ringan. Periksakan bayi bila usianya di bawah 3 bulan dengan demam lebih dari 38 derajat Celsius.

Bila usia bayi sudah lebih besar dan terkena demam tapi terlihat baik, awasi selama 1 atau 2 hari untuk melihat apakah gejala lain muncul seperti selera makan hilang, batuk, sakit pada telinga, rewel, muntah, atau diare. Hubungi dokter bila gejala ini disertai demam tinggi.

Demam dikategorikan tinggi bila bayi berusia antara 3 hingga 6 bulan, dengan suhu tubuh 38,3 derajat Celsius, dan 39,4 derajat atau lebih pada bayi usia lebih dari 6 bulan.

9. Ruam 

Kebanyakan ruam pada anak tidak berbahaya dan hilang dengan sendirinya atau dengan penanganan obat. Tapi hubungi dokter bila:

  • Anak tidak berenergi, merasakan sakit pada area ruam, atau ruam sampai ke dalam kulit

  • Ruam seperti memar berwarna ungu atau tidak membaik setelah pemberian obat yang dijual bebas.

10. Mata bengkak

Wajar bila mata anak bengkak karena gigitan serangga tapi bila anak juga mengalami demam, ada kemungkinan orbital cellulitis, yakni infeksi sinus yang serius dan menjalar ke bagian tengkorak tempat mata. Awalnya mata anak menjadi merah dan bengkak, tapi dalam beberapa jam, seluruh mata mulai menonjol dan ia sulit bergerak. Anak harus segera ditangani dengan infus antibiotik dan perlu dirawat di rumah sakit.

11. Sakit perut lebih dari 2 jam

Hubungi dokter bila rasa sakit bertambah parah ketika anak melompat atau ketika bergerak di tempat tidur. Bila terjadi infeksi di perut, jaringan pada perut anak mengalami peradangan. Bergerak atau melompat menyebabkan gesekan pada bagian jaringan dan menimbulkan rasa sakit yang lebih berat. Pada kondisi usus buntu, rasa sakit berawal di pusar dan menjalar ke sisi kanan bawah.

12. Sakit berat pada siku

Bila Anda memegang tangan anak dan menariknya lalu ia menarik tangan satunya, ada kemungkinan sikunya mengalami dislokasi. Kondisi ini menimbulkan rasa sakit yang disebut nursemaid's elbow. Anak akan menolak menggerakkan lengannya. Kondisi ini lebih umum terjadi pada batita, tapi bisa juga pada anak hingga usia 6 tahun. Dokter bisa memanipulasi siku anak untuk kembali ke posisinya, tapi penting untuk segera menghubungi dokter sebelum sikunya menjadi bengkak.

Tips Sebelum dan Selama Menghubungi Dokter

Sebelum menelepon dokter, siapkan pulpen dan kertas untuk menulis instruksi dan pertanyaan. Anda akan mudah lupa, terutama saat cemas dengan kondisi anak. Selama menelepon Anda juga perlu bersiap memberikan informasi tentang kesehatan anak:

  • Demam. Bila mengira anak mengalami demam, periksa suhu tubuhnya sebelum menelepon. Catat juga waktu ketika Anda memeriksanya.

  • Imunisasi. Siapkan catatan imunisasi anak. Ini bermanfaat bila anak mengalami cedera dan membutuhkan suntikan tetanus atau bila batuk rejan sedang berkembang.

  • Masalah medis. Beri tahu dokter tentang masalah medis sebelumnya seperti asma, seizure, atau kondisi lain. Dokter memiliki banyak pasien dan mungkin tidak ingat riwayat kesehatan anak Anda.

  • Obat. Pastikan menyebutkan kalau anak minum obat tertentu termasuk obat tanpa resep, suplemen, vitamin, produk herbal, atau obat rumahan.

Bila dokter perlu menelepon Anda kembali, pastikan saluran telepon tidak sibuk agar dokter bisa dengan mudah menghubungi kembali.

(Ismawati)