Ibupedia

3 Jenis Tes Alergi yang perlu diketahui dan Jenis Alerginya

3 Jenis Tes Alergi yang perlu diketahui dan Jenis Alerginya
3 Jenis Tes Alergi yang perlu diketahui dan Jenis Alerginya

Tes alergi sebenarnya dibutuhkan atau tidak sih? Mungkin ini ada di benak semua Ibu untuk kebaikan anak-anaknya. Siapa sih yang tidak khawatir saat anaknya menunjukkan tanda alergi seperti rasa gatal berlebihan sehingga menyebabkan ruam pada kulit anak, atau bisa jadi si kecil sering mengalami batuk pilek yang terlalu sering. Menurut healthline.com, alergi terjadi saat sistem kekebalan tubuh kita punya reaksi yang berlebihan terhadap lingkungan yang sedang dihadapi. Sebagai contoh, serbuk sari yang tidak berbahaya dapat membuat penderita alergi ini akan mengalami hal-hal seperti pilek, bersin-bersin, sinus tersumbat, atau mata gatal serta berair. Nah, kalau sudah begini, penting nggak ya melakukan tes alergi pada anak? Lalu tes alergi itu seperti apa ya?

Jenis Alergen dan Kapan Harus Melakukan Tes Alergi

Melansir dari situs healthline.com, tes alergi merupakan suatu pemeriksaan yang dilakukan oleh seorang spesialis alergi profesional untuk mengetahui apakah tubuh kita memiliki reaksi alergi terhadap sesuatu zat atau hal lain. 

Selain hal di atas, Ibu juga perlu tahu nih gambaran besar tentang alergen, yaitu zat yang dapat menimbulkan reaksi alergi dan terbagi menjadi tiga jenis utama, seperti:

  • Alergen yang terhirup kemudian mempengaruhi tubuh saat mengenai paru-paru atau selaput lubang hidung dan juga tenggorokan. Contoh paling umum yang sering terjadi pada jenis ini adalah serbuk sari yang tak berbahaya namun dapat menimbulkan reaksi pada orang yang punya alergi terhadapnya.

  • Alergen yang tertelan dan ada pada makanan tertentu seperti kacang tanah, kacang kedelai, atau makanan laut.

  • Alergen kontak yang akan bereaksi bila menyentuh kulit kita. Contoh pada kasus ini adalah tumbuhan Ivy yang apabila mengenai kulit kita yang alergi terhadapnya akan memunculkan ruam dan gatal.

Apa Saja Tes Alergi yang Bisa Dilakukan?

Lalu bagaimana ya mempersiapkan tes alergi ini? Biasanya sebelum tes alergi dilakukan, dokter akan mengecek tentang gaya hidup Ibu, riwayat apa yang pernah dialami di keluarga, dan masih banyak lagi. Tes alergi sendiri ada tiga, yaitu tes alergi dalam bentuk tes kulit, tes darah, atau bisa juga dengan diet eliminasi. Ini penjelasannya:

  1. Tes Kulit

    Tes alergi jenis ini dilakukan untuk mengidentifikasi banyak alergi yang potensial seperti alergi udara, alergi terhadap makanan, dan alergi karena kontak. Tes kulit ini juga ada tiga macam yaitu tes gores, intradermal, dan tes tempel (patch test).

    Untuk langkah awal tes alergi ini, biasanya dokter akan melakukan tes gores terlebih dahulu. Proses tes ini adalah dengan menempatkan alergen dalam cairan, kemudian cairan tersebut ditempatkan pada bagian kulit Ibu dengan alat khusus yang secara ringan akan menusukkan alergen pada permukaan kulit anak. Tes alergi ini akan diawasi secara ketat oleh ahlinya untuk melihat bagaimana kulit Ibu bereaksi terhadap zat asing tersebut. Bila hasilnya terdapat tanda kemerahan (ruam), bengkak, atau bahkan gatal-gatal pada sekitar kulit yang diuji, maka hasilnya menunjukkan anak menderita alergen jenis itu.

    Bila tes gores tak meyakinkan, maka dokter akan menyarankan anak untuk melakukan tes alergi lebih lanjut yaitu tes kulit intradermal. Proses tes alergi ini adalah dengan melakukan sejumlah suntikan kecil alergen ke lapisan dermis pada kulit anak. Pada tes ini juga dipantau ketat oleh dokter Ibu supaya reaksi cepat diketahui.

    Ada lagi tes kulit lainnya yang biasa diterapkan yaitu tes tempel (patch test). Dilansir dari NCBI (National Center for Biotechnology Information), tes tempel pada tes alergi ini mulai diperkenalkan pada abad ke-19. Tes tempel ini salah satu tes alergi yang terus dikembangkan hingga menjadi salah satu tes alergi yang cukup baik hasilnya. Tes tempel ini juga telah digunakan oleh tenaga medis di seluruh dunia. Metode ini pun dianggap metode yang sederhana meskipun membutuhkan pelatihan yang benar-benar memadai dan tepat supaya hasilnya dapat ditunjukkan dan digunakan secara jelas serta benar. Walaupun tes tempel ini telah digunakan lebih dari satu abad, namun tentu saja perbaikan terhadap teknik diagnosisnya harus terus diberlakukan di dunia medis.

    Tes tempel adalah metode yang digunakan untuk mengidentifikasi agen etiologi dari dermatitis alergen kontak. Ini merupakan metode investigasi secara ilmiah dengan penerapan secara internasional serta landasan yang mapan dan terus akan ditinjau dan diperbarui. Penyampaian dan interpretasi hasil tes, baik hasil yang positif atau pun negatif merupakan sebuah proses yang kompleks dan detail yang membutuhkan pelatihan dan pengalaman dalam mempertimbangkan hubungannya dengan riwayat klinis dermatitis kontak pada pasien.

    Pada tes tempel nanti, kulit anak akan ditempeli sebuah perekat (patch) dan telah diberi alergen yang dicurigai dapat memicu alergi pada kulit anak. Pada proses tes alergi jenis ini, tempelan perekat masih akan tetap ada pada kulit anak meski sudah tak berada di ruang perawatan. Nantinya tempelan perekat itu akan ditinjau ulang pada tiga tahap yaitu 48 jam, 72 jam, dan 96 jam setelah pengaplikasian tempelan perekat tersebut. 

  2. Tes Darah

    Bila terjadi reaksi yang cukup parah pada tes alergi kulit yang telah dilakukan di atas, maka dokter kemungkinan akan meminta anak untuk melakukan tes darah. Nantinya darah anak akan diuji di laboratorium untuk mengetahui keberadaan antibodi yang melawan alergen tertentu. Tes ini biasa disebut sebagai ImmunoCAP, dan tes ini cukup berhasil mendeteksi antibodi IgE terhadap alergen utama.

  3. Diet Eliminasi

    Tes alergi ini menggunakan metode menentukan makanan mana yang menyebabkan reaksi alergi pada tubuh anak. Tentu saja diet eliminasi ini membutuhkan pengawasan oleh dokter ya, Bu. Prosesnya adalah dengan menghilangkan suatu makanan yang mungkin menjadi penyebab alergi, kemudian menambahkannya kembali pada menu diet anak. Reaksi tubuh anak akan membantu mengetahui makanan apa yang membuat Ibu alergi. 

Nah, Bu, bila sudah mengetahui jenis-jenis alergi dan tes apa saja yang mungkin harus dijalani, kapan ya harus melakukan tes alergi? Menurut situs IDAI, tes ini dapat juga dilakukan tak hanya untuk anak-anak, namun untuk orang dewasa juga. Tes alergi diperlukan supaya kita tahu alergi apa yang ada pada anak. Tes ini tidak perlu dilakukan bila pada suatu kasus, faktor yang menyebabkan alergi sudah diketahui secara jelas saat pertama berkonsultasi pada dokter Ibu. Tes alergi ini diperlukan bila gejala-gejalanya terlihat berat dan terus berulang tanpa diketahui secara pasti faktor pencetus alerginya. 

Risiko Tes Alergi

Lalu, apa ya risiko dari tes alergi ini? Ternyata, tes alergi ini juga memiliki risiko yang perlu menjadi perhatian ketat Ibu. Tes alergi dapat menyebabkan gatal ringan pada kulit, muncul ruam atau kemerahan, hingga terjadi pembengkakan pada kulit. Gejala-gejala yang ada bisa saja hilang dalam beberapa jam ke depan, tapi ada juga yang terjadi hingga beberapa hari setelah melakukan tes. 

Namun ada kalanya tes ini akan menimbulkan reaksi yang lebih parah dan sangat membutuhkan perhatian medis dengan cepat. Hal inilah yang menjadi penyebab mengapa tes alergi harus dilakukan di rumah sakit yang memiliki obat serta peralatan yang memadai. Beberapa reaksi alergi yang sangat akut akan membahayakan jiwa.

Memang alergi tak bisa disepelekan ya, Bu. Kita harus memberikan perhatian khusus meski hanya muncul ruam atau gatal. Semoga setelah ini Ibu menjadi lebih tahu ya apa yang harus dilakukan bila si kecil atau anggota keluarga lain menderita suatu alergi.

Penulis: Luciana
 Editor: Dwi Ratih