Ibupedia

3 Pertolongan Pertama Pada Anak Diare

3 Pertolongan Pertama Pada Anak Diare
3 Pertolongan Pertama Pada Anak Diare

Duh, sedih sekali ya Bu, kalau anak diare. Apalagi jika diare membuat si kecil yang aslinya ceriwis dan ceria, tiba-tiba menjadi lemas tak berdaya dan hilang nafsu makan.

Tanda anak diare

Diare adalah salah satu masalah kesehatan yang paling sering dialami bayi dan balita dan kerap membuat para bunda panik. Pertanyaannya, kapankah bayi Anda bisa dikatakan mengalami diare? Jawabannya adalah jika bayi Anda berkali-kali BAB dalam satu hari dan BAB-nya sangat encer tanpa gumpalan sama sekali. Selain itu, gejala lain bayi diare adalah muntah, demam, dan terkadang ada lendir atau darah di tinjanya.

Tanda buang air besar yang normal pada anak

Bayi yang baru lahir pada dasarnya sangat sering BAB. Dengan begitu, Anda boleh khawatir jika faktanya bayi BAB lebih sering daripada BAB normal pada bayi seusianya. Selain itu, seberapa sering bayi Anda BAB tergantung dari makanannya, apakah dia bayi ASI atau mengonsumsi susu formula.

Tanda-tanda BAB yang normal pada bayi yang mendapatkan ASI eksklusif adalah berwarna kekuningan dan lunak. Bayi ASI bisa BAB hingga 5 kali dalam sehari, namun pada umumnya bayi ASI BAB 2 kali sehari. Bayi ASI terkadang BAB saat sedang menyusu atau tak lama setelah minum ASI. Hal ini terjadi karena ketika perutnya terisi, susu merangsang keseluruhan saluran usus dan terjadilah BAB. Sedangkan bayi yang mengonsumsi susu formula biasanya hanya BAB satu kali dalam sehari. Bentuk tinjanya cenderung keras dan berbau.

Sedangkan BAB normal pada balita, sebagian anak BAB satu kali setiap hari, namun tidak sedikit yang tidak BAB selama berhari-hari. BAB lebih sering dalam sehari pada balita itu wajar dan belum tentu termasuk diare. Namun jika Anda melihat bentuk atau warna tinja balita Anda berubah, khususnya jika tinjanya encer, bisa jadi si kecil terkena diare.

Penyebab Diare Pada Anak

Diare pada anak bisa banyak penyebabnya, antara lain:

1. Keracunan makanan

Keracunan makanan juga bisa jadi penyebab diare pada anak. Gejala biasanya datang dengan cepat, bisa berupa muntah, dan hilang dalam 24 jam. Pertolongan pertama pada anak diare karena keracunan makanan sama seperti diare yang disebabkan oleh infeksi. Pastikan anak terhidrasi dan hubungi dokter bila ada yang ingin Anda tanyakan.

2. Rotavirus

Apa penyebab diare pada bayi dan balita? Ada banyak kemungkinannya, namun penyebab tersering adalah virus bernama rotavirus. Nah, si virus nakal ini menyebabkan infeksi pada usus yang disebut gastroenteritis. Infeksi ini mengakibatkan kerusakan pada lapisan dalam usus bayi Anda sehingga memungkinkan cairan bocor dan makanan lewat begitu saja tanpa ada nutrisi yang diserap.

Dalam beberapa kasus, rotavirus dapat memicu terjadinya infeksi usus yang serius dan juga dehidrasi. Untuk mencegah rotavirus biasanya diberikan vaksin rotavirus (Rotarix) saat imunisasi rutin, pada saat bayi berusia enam minggu dan diulangi saat usia 12 minggu.

3. Infeksi bakteri

Penyebab diare lainnya pada bayi dan balita selain karena virus adalah infeksi bakteri. Bakteri seperti salmonella, shigella, staphylococcus, campylobacer, atau E. coli juga bisa mengakibatkan diare. Jika bayi Anda terserang infeksi bakteri, dia kemungkinan mengalami diare akut yang diiringi oleh kram, darah pada tinjanya, demam, dan terkadang muntah.

Sejumlah infeksi bakteri bisa hilang sendiri, namun beberapa lainnya –seperti E. coli yang bisa ditemukan pada daging yang kurang matang atau sumber makanan lain-- dapat sangat serius. Jadi jika bayi Anda sepertinya memiliki gejala diare karena infeksi bakteri, segera bawa ke dokter, ya Bunda?

4. Infeksi telinga

Diare juga bisa diakibatkan karena infeksi telinga. Dalam beberapa kasus, infeksi telinga –baik karena virus atau bakteri-- adalah pemicu diare pada bayi dan balita. Jika ini masalahnya, Anda biasanya akan mendapati bayi Anda lebih rewel dari biasanya dan menarik-narik telinganya. Dia juga sering muntah, kehilangan nafsu makan, dan mungkin flu.

5. Antibiotik

Sekitar 1 dari 10 anak yang minum antibiotik mengalami diare, mual, dan sakit perut. Selain menyerang bakteri jahat, antibiotik membunuh bakteri sehat di usus, yang bisa memicu diare atau masalah perut.

Bila Anda mengira antibiotik yang menyebabkan diare pada buah hati, bicaralah pada dokter sebelum menghentikan penggunaan obat. Menghentikan antibotik bisa memicu resistensi antibiotik dan menyebabkan infeksi bakteri kembali lagi.

6. Terlalu banyak jus

Jus buah (terutama varian yang mengandung sorbitol) atau terlalu banyak minuman berpemanis bisa menyebabkan feses menjadi encer. Mengurangi konsumsi jus yang anak minum bisa jadi pertolongan pertama pada anak diare. Kondisi anak akan membaik dalam satu minggu. Sebaiknya Bun, jangan berikan lebih dari satu gelas kecil (ukuran 4 sampai 6 ounce) jus dalam satu hari.

7. Parasit

Bayi di daycare punya risiko lebih tinggi terkena giardia, infeksi usus yang disebabkan oleh parasit. Paparan terhadap parasit terjadi ketika bayi memasukkan makanan, mainan, tangan, atau benda lain ke dalam mulut. Kebanyakan anak membaik tanpa penanganan khusus.

8. Alergi susu

Hingga 3 persen anak mengalami alergi pada protein susu yang ada di produk susu, termasuk pada susu formula. Dan bayi yang minum ASI bisa mengalami alergi pada protein susu di  produk susu yang ibu konsumsi.

Bayi dengan alergi protein susu bisa muntah dan mengalami gatal-gatal serta diare. Bila bayi mengalami alergi protein susu, dokter bisa menyarankan untuk beralih ke susu formula khusus. Ibu yang menyusui perlu membatasi makanan atau minuman yang  mengandung protein susu.

9. Penyebab lainnya

Parasit, antibiotik, alergi makanan, intoleransi makanan (sensitivitas makanan), terlalu banyak cairan manis, dan keracunan makanan juga merupakan penyebab lain diare. Membuat susu formula yang tidak tepat takaran maupun petunjuk juga dapat mengakibatkan bayi dan balita diare. Jadi, hati-hati ya, Bunda.

Cara menangani anak yang terkena diare

Berikut ini yang Bunda bisa lakukan:

1. Berikan cukup cairan

Pertolongan pertama pada anak diare yang paling penting adalah memastikan bayi atau balita Anda mendapatkan cukup cairan untuk membantu mengurangi gejala diare lebih lanjut selain –tentu saja-- untuk mencegah dehidrasi.

Pertolongan pertama pada anak diare bisa dengan ASI atau air putih namun jangan berikan jus buah, minuman berglukosa, atau minuman bersoda. Gula yang tidak terserap tubuh justru dapat mengakibatkan diare bertambah parah.

Selain dengan ASI, susu formula, atau air putih, Anda bisa pula memberikan pertolongan pertama pada anak diare dengan oralit sebanyak beberapa kali dalam satu jam. Oralit diperlukan karena dapat membantu menggantikan cairan tubuh yang hilang akibat diare. Jangan berikan pertolongan pertama pada anak diare menggunakan obat anti-diare sebelum si kecil berusia 12 tahun karena hal ini bisa mengakibatkan efek samping serius, kecuali dokter meresepkan obat tersebut kepada Anda.

2. Berikan makanan yang tepat

Apakah saat diare balita sebaiknya berhenti mengonsumsi makanan padat? Tidak, Bunda. Jika bayi Anda berusia enam bulan ke atas, tetap berikan makanan padat kecuali dia bolak-balik muntah. Coba Bunda berikan makanan seperti pisang, nasi, puree apel, atau roti bakar jika dia baru saja memulai mengonsumsi makanan padat.

Untuk anak yang lebih besar, Anda bisa memberikan pertolongan pertama pada anak diare melalui makanan seperti ayam dalam porsi kecil, kentang tumbuk, dan pasta. Bagaimana jika dia tidak mau makan? Tidak apa-apa, yang terpenting tetap berikan minum yang banyak untuk menghindari dehidrasi.

3. Berikan pelukan dan kasih sayang

Pada saat diare, bayi atau balita Anda tentu sangat tidak nyaman dan bahkan rewel. Untuk menenangkan buah hati yang sedang diare, Anda bisa berikan pertolongan pertama pada anak diare dengan menghiburnya, memberi banyak pelukan dan kasih sayang. Usahakan pula bagian bawah anak Anda selalu kering. Jika perlu berikan krim anti ruam popok (krim popok) pada saat mengganti popok bayi atau sesudah balita Anda BAB, karena bagian bokong si kecil sangat berpeluang memerah dan iritasi akibat bolak-balik BAB.

Pertolongan pertama pada anak diare (usia bayi)

Karena diare jadi cara tubuh untuk mengeluarkan kuman, yang paling baik dilakukan adalah membiarkan kondisi ini berlangsung tanpa obat. Anda tidak perlu memberikan obat anti diare untuk bayi sebagai pertolongan pertama pada anak diare. Anda bisa meredakan rasa tidak nyaman pada buah hati dengan beberapa pertolongan pertama pada anak diare berikut ini:

1. Tawarkan banyak cairan

Bayi dengan diare sangat rentan mengalami dehidrasi karena tubuh kecilnya kehilangan cairan lebih cepat dibanding anak yang lebih besar atau orang dewasa. Karena bayi kehilangan cairan akibat diare dan mungkin ia tidak makan dengan baik, Anda perlu berikan pertolongan pertama pada anak diare dengan sering menawarkan menyusu atau minum dari botol lebih sering. Jangan mengganti susu formula kecuali dokter menyarankannya dan jangan berikan jus buah. Jangan berikan pertolongan pertama pada anak diare dengan minuman manis seperti jus bisa memperburuk gejala diare, karena beberapa anak tidak bisa mencerna gula dengan mudah.

2. Sajikan makanan sehat

Bayi yang sudah makan makanan padat bisa terus mengonsumsinya secara normal. Tidak ada bukti kalau pola makan BRAT (pisang, nasi, roti, dan saus apel) bisa membantu. Selain itu, anak akan kekurangan protein. Dokter merekomendasikan konsumsi daging seperti ayam dan tambahan makanan seperti oatmeal, roti gandum, serta biskuit untuk menggantikan sodium yang hilang. Probiotik pada yoghurt jadi pertolongan pertama pada anak diare yang tepat karena bisa membantu mengembalikan bakteri yang sehat di saluran pencernaan.

3. Lindungi bokong bayi

Asam pada diare terus mengotori popok, dan sering membersihkan bokong bayi bisa memicu iritasi kulit dan ruam popok. Sebaiknya sering-seringlah mengganti popok bayi ya Bun. Gunakan lap yang lembut dan air hangat, bukan tissu basah, dan biarkan bokong bayi kering dengan sendirinya.

Gunakan salep atau pelembab seperti jelly petroleum tiap bayi mengganti popok. Beritahukan dokter bila ruam tidak membaik atau bertambah parah setelah beberapa hari. Ini sering mengindikasikan infeksi jamur yang membutuhkan penanganan dengan resep atau krim anti jamur yang bebas dijual.

Pertolongan pertama pada anak diare (usia batita)

Diare jarang bersifat serius ketika ditangani dengan tepat, tapi bisa membuat anak masuk rumah sakit bila ia mengalami dehidrasi. Nah, yang jadi prioritas Anda adalah memastikan ia banyak minum. Bila anak tidak muntah, akan lebih mudah memberinya tambahan minum.

Tapi bila anak tidak bisa menahan cairan, atau bila diare menjadi sangat parah (buang air besar tiap dua jam atau lebih sering), hubungi dokter, yang bisa merekomendasikan larutan elektrolit. Larutan ini tersedia di toko obat dengan banyak pilihan rasa dan siap diminum anak. Jus apel yang dilarutkan dengan sedikit air jadi pilihan pertolongan pertama pada anak diare yang juga tepat.

Jangan berikan minuman berpemanis, seperti soda, atau jus buah yang tidak dilarutkan. Juga hindari makanan dengan gelatin manis. Semua makanan ini mengandung gula yang menarik air ke usus dan membuat kondisi semakin parah.

Kebanyakan dokter menyarankan memberi anak makanan padat meski ia mengalami diare. Meski tidak salah memberi anak pola makan BRAT, tapi pola makan yang normal yang menyertakan karbohidrat kompleks seperti roti, sereal dan nasi, daging, yoghurt, buah, dan sayur aman dimakan. Pola makan standar dan sehat bisa jadi pertolongan pertama pada anak diare, bahkan bisa memperpendek diare anak karena makan secara teratur mengembalikan nutrisi penting yang dibutuhkan untuk melawan infeksi.

Bila anak menolak makan, jangan cemas, Bun. Selama ia tetap terhidrasi, selera makannya akan kembali dalam satu atau dua hari.

Penelitian telah menunjukkan kalau kultur bakteri hidup yang ditemukan di yoghurt aman dan efektif untuk mengatasi kasus diare. Ini bisa jadi cara mudah untuk pertolongan pertama pada anak diare, terutama bila anak menyukai rasa yoghurt. Hanya pastikan Anda membeli yoghurt yang mengandung lactobacillus atau kultur hidup.

Dan bila anak masih mengenakan popok, pastikan untuk menjaga bokongnya tetap kering. Gunakan krim popok ketika mengganti popok karena bokong bisa mengalami iritasi dan sakit karena feses yang encer.

Ingat Bunda, jangan berikan anak obat anti diare tanpa rekomendasi dari dokter. Obat ini bisa berbahaya untuk anak.

Kapan harus membawa anak ke dokter?

1. BAB sangat sering

Jika si kecil tak berhenti BAB sepanjang hari dan itu terjadi selama lebih dari dua hari atau menunjukkan tanda-tanda dehidrasi (kulit atau bibir mengering, lesu, menangis tanpa air mata, air kencing berwarna kuning tua,  atau kulit tangan dan kaki berubah warna), itu saatnya Anda harus segera membawanya ke dokter.

2. Ada gejala sekunder diare

Anda juga sebaiknya segera membawa si kecil ke dokter begitu dia menunjukkan gejala sekunder diare, yang meski tidak umum namun perlu Anda perhatikan, seperti muntah terus-menerus hingga lebih dari 24 jam, menolak minum, ada darah pada tinjanya atau tinja berwarna hitam, dan perut membengkak.

3. Diare disertai demam

Perhatikan pula jika ada demam yang mengiringi diare buah hati Anda. Jika demamnya cukup tinggi, sekitar 38,3 derajat Celcius atau lebih (pada bayi usia 3-6 bulan), 39,4 derajat Celcius atau lebih (pada bayi berusia 6 bulan ke atas), 38 derajat Celcius atau lebih (pada bayi kurang dari 3 bulan), segera hubungi dokter spesialis anak Anda. Si kecil perlu diperiksa apakah ada infeksi atau penyakit yang lebih serius dari sekadar diare.

Cara mencegah diare pada anak

Agar si kecil tidak mengalami diare di kemudian hari, Anda bisa melakukan pencegahan dengan memperhatikan kebersihan diri si kecil maupun lingkungannya. Kebersihan dapat membantu mengurangi kesempatan terjadinya diare, karena bakteri penyebab diare mudah masuk dari tangan ke mulut. Karena itu biasakan senantiasa mencuci tangan si kecil, dan juga Anda, dengan sabun setelah memegang mainan, setelah mengganti popok, atau setelah menggunakan kamar mandi.

(Dini, Ismawati / Dok. Freepik)