6 Cara Cegah Penyakit Cacingan Agar Anak Siap Berpuasa
Mendekati bulan Ramadhan, kebanyakan ibu mulai memutar otak untuk mencari cara bagaimana agar anak mereka mau berpuasa tahun ini. Bagi mereka yang memiliki anak usia prasekolah maupun anak usia SD, mengajak mereka untuk tidak makan dan minum tentu menjadi tantangan tersendiri. Sejumlah persiapan yang dilakukan para ibu biasanya adalah membacakan buku tentang puasa, memperbanyak cerita religi seputar bulan Ramadhan, merancang menu sahur dan berbuka yang menarik, hingga menyiapkan sistem reward jika anak berhasil puasa.
Lewat semua persiapan di atas, Ibu berusaha membangkitkan motivasi atau mental anak untuk berpuasa. Namun, ada hal yang kerap terlewat saat menyiapkan anak memasuki bulan puasa, yaitu mempersiapkan fisik anak. Saat puasa, asupan makanan anak tentu akan berkurang. Memang, Ibu tetap bisa menjaga gizinya dengan menu berbuka dan sahur yang bergizi. Tetapi, perubahan frekuensi makan tetap berpotensi mengurangi stamina dan daya tahan tubuh anak. Apalagi, jika anak mengalami penyakit cacingan.
Penyakit cacingan disebabkan oleh infeksi cacing seperti cacing pita, cacing kremi, cacing tambang, cacing gelang, dan cacing cambuk yang masuk ke dalam tubuh melalui mulut, hidung, ataupun kulit. Meskipun tidak mematikan, penyakit cacingan menyebabkan berkurangnya penyerapan zat gizi makro seperti karbohidrat dan protein karena cacing hidup dengan cara mengambil nutrisi di usus manusia yang ditumpanginya. Hal ini bisa menyebabkan anak tidak bersemangat saat beraktivitas termasuk sulit berkonsentrasi saat belajar.
Penyakit cacingan pada anak banyak yang tidak menunjukkan gejala walaupun sebagian anak ada yang mengalami penurunan berat badan, lemas, mual, muntah, sakit perut, hingga diare. Kondisi tersebut tentu akan mengganggu kelancaran anak menjalani puasa karena si kecil akan mengalami kekurangan gizi, apalagi asupan nutrisi sangat terbatas saat menjalani puasa. Untuk mencegah anak terkena penyakit cacingan selama berpuasa, beberapa cara berikut bisa ibu coba:
Memberikan obat cacing sebelum puasa
Penyakit cacingan dapat diobati dengan obat cacing yang dijual bebas, seperti Combantrin. Dilansir dari Alodokter, pemberian obat cacing sangat penting dilakukan untuk mengantisipasi maupun untuk mengobati penyakit cacingan sebelum anak mulai puasa sehingga nutrisi dalam tubuh si kecil tetap terjaga dan tidak ‘direbut’ cacing saat ia sedang berpuasa.
Kandungan di dalam obat cacing adalah pirantel pamoat yang bekerja dengan cara melumpuhkan cacing dan mengeluarkannya melalui tinja. Ibu tidak perlu khawatir anak mendadak sakit perut karena obat cacing tidak mengandung pencahar sehingga proses buang air besar berlangsung seperti biasanya. Untuk upaya pencegahan, pastikan anak mengkonsumsi obat cacing 6 bulan sekali. Catat tanggalnya ya Bu jika perlu.
Memasak makanan dan air minum hingga matang
Telur cacing atau larva dapat bertahan pada bahan makanan dan air minum yang tidak dimasak sampai matang. Dalam situs Alodokter disebutkan bahwa telur cacing pita dapat masuk ke dalam tubuh lewat daging sapi atau ikan yang tidak dimasak hingga matang. Saat masuk ke dalam tubuh, telur akan menetas dan cacing pita akan menempel di usus. Selama di usus, cacing pita bisa bertambah panjang dan bertelur. Bisa Ibu bayangkan, berapa banyak nutrisi anak yang “berpindah” ke cacing-cacing tersebut.
Karena itu, Ibu bisa memilih hidangan matang sebagai menu harian anak selama puasa. Rebus air minum dalam ketel yang bisa berbunyi saat mendidih atau pilih air mineral kemasan galon.
Mencuci bersih buah dan sayur sebelum dikonsumsi
Buah dan sayur yang saat proses pengolahannya tidak dicuci bersih bisa menjadi sarana penularan penyakit cacingan. Sama dengan cara penularan melalui daging dan air, telur atau larva cacing dapat menempel pada buah dan sayur. Penelitian yang dilakukan oleh Hebert Adrianto, dosen parasitologi Universitas Ciputra menemukan bahwa telur cacing rentan dikonsumsi manusia melalui sayur lalapan seperti kubis, kemangi, dan selada dalam isian burger, kebab, atau sandwich. Telur cacing bisa menempel pada sayuran melalui tanah yang tercemar feses manusia dan hewan, penggunaan pupuk kandang, lalat yang hinggap, dan manajemen pengangkutan sayur yang tidak higienis.
Untuk menghindari kontaminasi telur, Ibu bisa mencuci sayur lembar per lembar di bawah air mengalir agar tidak ada telur yang bersembunyi di sela-sela daun sebelum disajikan sebagai hidangan berbuka atau sahur selama bulan puasa. Hindari mencuci di baskom karena telur cacing dapat berpindah ke sayur lain.
Membiasakan anak untuk mencuci tangan
Usia kanak-kanak merupakan usia di mana anak gemar bereksplorasi. Melarang mereka melakukan messy play atau bermain kotor-kotoran tentu akan menghambat proses belajarnya. Ibu tetap dapat membiarkan anak bereksplorasi, asalkan disiplin menjaga perilaku hidup bersih dan sehat, salah satunya dengan cara mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
Meskipun anak bermain pasir atau tanah yang rentan mengandung telur cacing, kegiatan mencuci tangan dengan benar dapat membantu mencegah penyakit cacingan selama puasa.
Membiasakan anak untuk memakai alas kaki di luar rumah
Di beberapa lingkungan tempat tinggal, anak-anak terbiasa bermain tanpa alas kaki di luar rumah. Meskipun tidak memakai alas kaki memiliki sejumlah manfaat yaitu melatih kekuatan kaki, stimulasi sensori, kontrol motorik halus, dan mengasah kesadaran kinestetik, namun Ibu bisa memilih lokasi, frekuensi, maupun durasi anak melakukan aktivitas barefoot. Selebihnya, biasakan anak untuk selalu memakai alas kaki jika bermain di luar rumah.
Salah satu cara cacing masuk ke dalam tubuh anak adalah melalui larva cacing tambang yang mampu menembus kulit telapak kaki dan masuk ke dalam aliran darah. Di dalam tubuh, cacing tambang dapat bertahan hingga 1 tahun. Karena itu, selain membiasakan memakai alas kaki, ajarkan pula anak untuk selalu mencuci kaki dengan sabun setelah selesai bermain di luar.
Hanya membeli makanan yang higienis
Di Indonesia, banyak makanan yang dijajakan di area terbuka maupun diracik dengan tangan sehingga kurang terjaga kehigienisannya. Untuk mencegah anak terkena penyakit cacingan, pilih makanan yang higienis, baik dari cara meracik, mengemas, hingga lokasi penjualan. Ibu juga bisa membuat sendiri menu yang anak inginkan untuk buka puasa atau sahur. Dengan mengolahnya sendiri, Ibu bisa memastikan makanan tidak terkontaminasi telur cacing.
Beberapa cara mencegah penyakit cacingan di atas adalah upaya terbaik dalam mempersiapkan fisik anak yang prima untuk berpuasa. Semoga, si kecil bebas dari rasa letih dan lemas apalagi lapar karena harus “berebut” nutrisi makanan dengan cacing selama bulan puasa.
(Menur)