Ibupedia

6 Penyebab Sakit Kepala pada Anak dan Cara Mengatasinya

6 Penyebab Sakit Kepala pada Anak dan Cara Mengatasinya
6 Penyebab Sakit Kepala pada Anak dan Cara Mengatasinya

Hingga usia 7 tahun, setidaknya 40 persen anak pernah mengalami sakit kepala. Nyeri kepala bisa jadi tanda dari penyakit yang ringan seperti pilek, sakit gigi, dan infeksi sinus, mata, telinga, atau tenggorokan. Sakit kepala pada anak juga bisa karena ia mengalami kelelahan, dehidrasi, atau ada benturan di bagian kepala. Pada kasus yang sangat jarang, sakit kepala bisa jadi tanda tumor otak atau meningitis.

Penyebab sakit kepala pada anak

Ada beberapa penyebab sakit kepala pada anak yang harus Ibu tahu, antara lain:

  1. Migrain. Sakit kepala ini cenderung menurun di keluarga dan biasanya pertama muncul pada anak antara usia 5 hingga 8 tahun, meski bisa terjadi pada usia berapapun. Sebanyak 5 persen dari anak usia 10 tahun mengalami setidaknya satu kali migrain, meski biasanya akan hilang sebelum anak mencapai pubertas.

    Migrain biasanya terjadi pada satu sisi kepala dan sering bertambah buruk ketika si kecil melakukan aktivitas fisik. Bila anak mengalami migrain, ia akan mengalami perubahan mood, kulit pucat, lelah, pusing, penglihatan kabur, banyak makan atau kehilangan selera makan, mual dan muntah, diare atau demam.

    Beberapa anak juga melihat aura yang sering digambarkan sebagai garis bergelombang atau kilatan cahaya, sebelum rasa sakit terasa dan beberapa anak jadi sensitif pada cahaya terang dan suara saat mengalami migrain. Bayi sekalipun juga bisa mengalami migrain lho. Anak yang terlalu kecil dan belum bisa memberi tahu apa yang ia rasakan akan menangis dan memegang kepala untuk mengindikasikan kalau ia sedang merasakan sakit kepala berat.

  2. Sakit kepala karena otot yang tegang. Jenis sakit kepala pada anak ini umumnya ditandai oleh rasa sakit yang ringan, tidak tajam pada satu atau kedua sisi kepala. Kadang terasa seperti ikatan ketat atau tekanan di sekitar kepala. Penyebab dari sakit kepala pada anak yang satu ini adalah karena stres, kecemasan, atau depresi, tapi juga bisa terkait dengan postur yang buruk.

    Sakit kepala karena otot yang tegang biasanya terjadi pada anak di sekolah atau rumah dalam kondisi yang tegang. Sakit kepala pada anak ini bisa hilang ketika ia bermain atau sedang dalam kondisi rileks. Sakit kepala pada anak akibat ketegangan biasanya berlangsung mulai dari 30 menit hingga beberapa hari.

  3. Meningitis. Sakit kepala pada anak yang satu ini sering jadi keluhan utama saat si kecil didiagnosa mengalami meningitis. Kondisi ini terjadi ketika peradangan pada membran menutupi otak dan cairan spinal menekan otak dan mengurangi sirkulasi cairan spinal. Meningitis bisa menyebabkan demam tinggi, mual berulang kali, hilang selera makan, mengantuk, sensitif pada cahaya, dan kadang ruam atau leher sangat kaku. Di posisi berbaring, anak usia prasekolah tidak bisa menekuk kepala ke dada karena akan menyebabkan rasa sakit di kepala atau leher. Segera hubungi rumah sakit bila anak mengalami gejala ini.

  4. Tumor otak. Kemungkinan besar sakit kepala pada anak bukan disebabkan oleh tumor. Tumor terjadi hanya pada 1 dari 40.000 sakit kepala pada anak. Tapi bila anak menderita sakit kepala, dan tingkat keparahannya terus meningkat, sakit kepala membuat anak terbangun dari tidurnya, atau terjadi di awal pagi, bicaralah pada dokter untuk mengetahui penyebab pastinya.

  5. Chronic daily headache (CDH). Istilah CDH digunakan untuk sakit kepala migrain dan sakit kepala akibat ketegangan yang terjadi lebih dari 15 hari dalam sebulan selama lebih dari 3 bulan. CDH bisa disebabkan oleh infeksi, cedera kepala ringan, atau terlalu sering minum obat pereda sakit atau obat tanpa resep.

  6. Sakit kepala cluster. Kondisi ini tidak umum pada anak di bawah usia 12 tahun. Biasanya sakit kepala cluster:

    • Terjadi mulai dari satu kali sakit kepala dalam beberapa hari hingga 8 kali sehari.

    • Berupa rasa sakit yang tajam pada satu sisi kepala yang berlangsung selama15 menit hingga 3 jam.

    • Disertai rasa lelah, penyumbatan, hidung berair, atau gelisah.

Sakit kepala pada anak yang merupakan gejala masalah kesehatan serius

Bila anak Anda sering mengalami sakit kepala ringan, tapi ia masih terlihat sehat, Anda tak perlu mencemaskan apapun. Tapi jika si kecil mengalami tanda-tanda yang telah disebutkan di atas, seperti sakit kepala yang dimulai di awal pagi, yang membangunkan anak dari tidurnya, atau yang menjadi semakin parah dan sering, sakit kepala pada anak ini bisa mengindikasikan kondisi yang serius.

Bicaralah pada dokter bila Anda melihat anak mengalami gejala ini, atau bila anak juga mengalami perubahan penglihatan, lemah, atau seizure. Juga hubungi dokter bila anak sangat kesakitan atau jika sakit kepalanya membuatnya tidak bisa beraktivitas seperti biasa. Meski ini tidak selalu jadi tanda adanya masalah serius, tapi jadi ini bisa jadi tanda kalau anak membutuhkan penanganan medis.

Dokter akan memulai pemeriksaan dengan mengajukan pertanyaan tentang gejala anak untuk mengidentifikasi jenis sakit kepala pada anak dan kemungkinan penyebabnya. Dokter akan melakukan pemeriksaan lengkap pada anak, memeriksa tekanan darah, dan tanda vital lainnya. Juga akan ada tes darah dan bila ingin mengetahui masalah kesehatan tertentu, bisa dilakukan MRI (magnetic response imaging) atau CAT scan (computerized tomography scan), yang memberi gambaran lebih jelas apa yang sedang terjadi.

Dokter bisa membantu memutuskan bagaimana mengatasi sakit kepala anak, bergantung penyebab dan jenis sakit kepala yang dialaminya. Tentu hal terbaik adalah mencoba mencegahnya terjadi sejak awal. Beberapa tipsnya antara lain:

  • Bila anak mengalami migrain, hindari hal yang membuatnya mengalami sakit kepala. Selain stres, pemicu umum migrain pada anak bisa berupa jenis makanan dan minuman tertentu, cahaya terang, suara bising, televisi, olahraga terlalu berat, dan terlalu banyak sinar matahari. Catatan tentang gejala sakit kepala anak, tanggal dan waktu terjadinya bisa sangat membantu untuk menentukan apa yang jadi pemicunya.

  • Minta anak untuk tidur cukup. Ini akan membantu mengatasi stres. Pastikan ia minum banyak air putih dan minuman non-kafein lain untuk menghindari dehidrasi.

  • Lakukan yang Anda bisa untuk mengurangi stres pada si kecil bila ia menderita migrain atau sakit kepala karena ketegangan. Cari tahu apa yang mengganggunya dan coba tenangkan pikirannya. Punya jadwal makan dan tidur yang teratur dapat membuat anak nyaman lho. Jika tidak ada tanda sakit kepala akan menghilang, Anda perlu berkonsultasi dengan ahli terapi untuk mengetahui akar masalahnya.

  • Ketika muncul rasa sakit, Anda bisa memberi obat pereda rasa sakit seperti ibuprofen atau acetaminophen. Karena risiko sindrom Reye, yakni kondisi yang jarang terjadi tapi bisa mengancam keselamatan, anak di bawah usia 16 tahun tidak boleh diberikan aspirin kecuali atas petunjuk dokter. Akan lebih baik lagi jika Anda berkonsultasi dengan dokter dulu sebelum memberikan anak obat apapun.

  • Untuk sakit kepala akibat ketegangan, Anda bisa mengajarkan anak teknik relaksasi seperti latihan pernafasan atau meditasi. Ibu juga bisa memita ia mendengarkan suara yang tenang, seperti suara gemericik air atau musik yang menenangkan. Bikin si kecil rileks dengan membacakannya cerita. Coba pijat bahu dan leher anak atau gunakan kompres dingin di area yang sakit.

(Ismawati)

Follow Ibupedia Instagram