Ibupedia

8 Varian Covid-19 yang Perlu di Waspadai Berdasarkan Data WHO

8 Varian Covid-19 yang Perlu di Waspadai Berdasarkan Data WHO
8 Varian Covid-19 yang Perlu di Waspadai Berdasarkan Data WHO

Varian Covid-19 tampaknya tak berhenti pada fase pertama saja sejak ditemukan pada tahun 2020 lalu. Varian covid baru ini terus bermutasi dan bermunculan dengan berbagai jenis yaitu varian Alfa, Beta, Gamma, Delta, Lambda, dan Kappa yang tersebar di berbagai belahan dunia. Melansir dari laman WHO Internasional, WHO bekerjasama dengan banyak pakar dunia, ilmuwan, otoritas nasional, serta lembaga juga terus mengawasi perkembangan virus SARS-CoV-2 yang tak berhenti pada varian covid baru jenis Kappa. 

Selain menemukan varian covid baru, WHO beserta jajarannya juga terus mendalami secara rinci tentang mutasi covid-19 tersebut seperti seberapa mudah penyebarannya, bagaimana tingkat keparahan penyakit akibat virus ini, kinerja vaksin apa saja yang dapat membantu mengatasinya, obat apa yang tepat untuk pasien, alat diagnosa apa yang paling akurat untuk mendeteksinya, hingga tindakan pencegahan apa yang dapat dilakukan masyarakat saat ini.

Sekilas Tentang Covid-19

Mengutip dari laman WHO Internasional, Covid-19 adalah penyakit yang diakibatkan karena suatu virus bernama corona jenis SARS-CoV-2 dengan kasus pertama yaitu Virus Pneumonia yang ditemukan pada 31 Desember 2019 di Wuhan, China. Adapun gejala yang paling umum terjadi adalah demam, batuk kering, dan kelelahan. Lalu kemudian terdapat juga gejala lain yang kurang umum dan mempengaruhi sejumlah penderitanya seperti kehilangan indera perasa atau penciuman, hidung tersumbat, mata merah, sakit tenggorokan, sakit kepala, nyeri otot atau sendi, ruam pada kulit, mual atau muntah, diare, hingga menggigil kedinginan. 

Ada juga gejala covid-19 yang termasuk dalam ketegori parah seperti sesak napas, kehilangan selera makan, suhu tinggi (mencapai 38 derajat celcius atau lebih), hingga terasa nyeri atau tekanan terus menerus pada dada.  Gejala covid-19 ternyata juga mempengaruhi psikis dan masuk dalam kategori gejala yang tak biasa seperti rasa kebingungan, penurunan kesadaran, kegelisahan, depresi, hingga gangguan tidur. 

Varian covid-19 ini sangat beresiko pada orang yang berusia di atas 60 tahun dan bagi mereka yang punya penyakit bawaan (komorbid) seperti tekanan darah tinggi, masalah jantung, paru-paru, diabetes, obesitas, kanker, dan penyakit beresiko tinggi lainnya. Namun menurut WHO, siapa saja dapat terdampak oleh varian covid-19 dengan berbagai macam gejala yang dirasakan.

Sebelum dinyatakan menderita varian covid-19, pasien biasanya terlebih dahulu harus melakukan test screening awal. Untuk saat ini, WHO menyarankan ada beberapa test yang dapat dilakukan seperti:

1. Polymerase chain reaction (PCR)

Test PCR adalah test paling umum dan dianggap paling akurat saat ini. Sampel diambil melalui hidung atau tenggorokan dengan metode Swab. Harga test ini juga terbilang cukup mahal tergantung dari kapan hasil ini akan keluar. Indikator hasil untuk test ini adalah positif dan negatif. Bila dinyatakan positif, selanjutnya tenaga medis akan menyarankan perawatan apa yang tepat untuk pasien tergantung dari gejala yang dirasakan (bisa rawat inap untuk gejala sedang ke berat, dan isolasi mandiri untuk gejala yang tergolong ringan).

2. Rapid Antigen Test (Tes Antigen Cepat)

Test ini mendeteksi protein virus (antigen) yang diambil dengan proses swab seperti saat melakukan tes PCR. Untuk harga, Rapid Antigen ini terbilang lebih terjangkau dan dapat memberikan hasil yang cepat meskipun umumnya kurang akurat. Rapid Antigen sendiri berbeda dengan Rapid Antibodi pada umumnya. Mengutip dari laman Alodokter,  rapid antibodi merupakan pemeriksaan untuk mendeteksi secara cepat keberadaan antibodi dalam darah apakah mengandung antibodi IgM dan IgG yang cenderung mengarah pada varian covid-19. Rapid antibodi sendiri merupakan screening awal dan diperlukan pemeriksaan lebih lanjut untuk mengetahui apakah pasien tersebut positif corona.

Varian Covid-19


Sejak pertama kali ditemukannya pada Desember 2019, varian covid-19 ini menjadi perhatian banyak orang di seluruh dunia karena dampaknya yang luar biasa baik dari segi kesehatan maupun perekonomian dunia. Banyak negara yang masih harus berjuang melawan varian covid-19 ini termasuk Indonesia. Belum usai dengan SARS Cov-2 yang menyebabkan kasus kematian dunia meningkat, virus ini terus bermutasi. Supaya kita bisa menjadi lebib waspada, melansir dari laman WHO Internasional, berikut ini adalah beberapa varian covid baru yang terus bermutasi dan ditemukan diberbagai belahan dunia:

1. Varian Covid-19 Alpha

Varian Covid-19 Alpha atau B.1.1.7 pertama kali ditemukan di Inggris pada September 2020 dengan tingkat penularan virus hingga 90% atau lebih menular dari varian covid-19 yang ditemukan di Wuhan. Varian covid baru ini juga diklaim memiliki potensi menimbulkan gejala berat dengan resiko rawat inap yang jauh lebih besar dibandingkan varian covid-19 sebelumnya. Meskipun terbilang lebih parah, namun ditemukan fakta bahwa gejala infeksinya akan jauh lebih ringan untuk mereka yang sudah menerima vaksin covid-19.

2. Varian Covid-19 Beta

Varian Beta yang memiliki beberapa kode varian yaitu B.1.351, B.1.351.2, dan B.1.351.3 ini pertama kali kasusnya ditemukan di Afrika Selatan pada Mei 2020. Diketahui bahwa gejalanya mirip dengan varian covid-19 awal namun yang membedakan adalah virus ini sedikit lebih kebal pada jenis obat tertentu. Untuk saat ini, vaksin menjadi salah satu usaha yang membantu meringankan infeksi virus varian Beta ini.

3. Varian Covid-19 Gamma


Varian covid-19 Gamma atau P.1, P.1.1, dan P.1.2 pertama kali ditemukan di Brazil pada November 2020. Varian covid baru ini diklaim hampir sama seperti varian Beta yang cenderung kuat terhadap obat jenis apapun yang digunakan untuk membantu penyembuhan Covid-19 saat ini. Melansir dari laman Kompas, kabarnya varian Gamma ini juga bermutasi kembali menjadi E484K.

4. Varian Covid-19 Delta

Varian Delta dengan kode varian B.1.617.2, AY.1, dan AY.2 ini awalnya ditemukan di Negara India pada bulan Oktober 2020. Varian ini sempat membuat negara tersebut kewalahan sehingga angkat kematian tidak terkendali karena kasus penyebaran dan penularannya yang sanagat cepat dibandingkan dengan varian Alfa. Virus dengan varian Delta juga telah menyebar diberbagai belahan negara termasuk Indonesia dan diketahui dapat berkembang biak lebih cepat serta sangat mudah masuk pada sel tubuh manusia. Melansir dari laman Alodokter, sejumlah peneliatan yang telah dilakukan mengungkapkan bahwa vaksin Astrazeneca dan vaksin Pfizer diklaim mampu melindungi manusia hingga 79% dari virus covid-19 varian Delta bila diberikan 2 dosis penuh.

5. Varian Covid-19 Eta

Varian covid baru bernama Eta dengan kode varian B.1.525 juga ditemukan disejumlah negara termasuk Inggris dan ditemukan pertama kali pada Desember 2020. WHO dan jajarannya saat ini sedang meneliti lebih jauh tentang varian Eta untuk mengetahui seberapa besar proses penyebaran yang dapat dilakukan virus tersebut.

6. Varian Covid-19 Iota


Kasus varian covid-19 baru seperti Iota (B.1.526)  juga telah ditemukan dan merupakan mutasi dari SARS Cov-2 yang muncul pada November 2020 di Amerika Serikat. Sama seperti varian Eta, WHO dan sejumlah ilmuwan terkait masih terus melakukan penelitian lebih lanjut mengenai virus ini dan belum dapat dipastikan seberapa besar tingkat bahaya virus ini.

7. Varian Covid-19 Kappa

Varian Kappa dengan kode varian B.1.617.1 telah ditemukan pada Oktober 2020 di India. Kabarnya virus ini dapat bermutasi ganda dan menginfeksi sekitar 21% masyarakat India yang dinyatakan positif virus corona. Melansir dari laman Kompas, varian B.1.617.1 ini menunjukkan reaksi yang tak biasa yaitu berkurangnya kerentanan    terhadap antibodi netralisasi yang ada pada sejumla vaksin covid-19.

8. Varian Covid-19 Lambda

Varian Lambda atau C.37 pertama kali ditemukan kasusnya di Peru pada Desember 2020. Varian ini telah bermutasi dan mutasi dari virus ini berpotensi menular lebih cepat daripada varian Alpha maupun varian Gamma. Selain itu, varian covid baru ini dapat menimbulkan gejala Covid-19 yang lebih parah dan dapat menurunkan efektivitas vaksin Covid-19. Melansir dari laman Wikipedia, varian covid 19 yang baru ini telah menyebar di 30 negara di dunia dengan pelaporan kasus terbanyak untuk sementara ini ada di Negara Chile, Amerika Serikat, dan Peru (total kasus per negara berada di level di atas 500 orang). Meskipun varian ini masih dalam kategori Variant of Interest (VOI), WHO sedikit khawatir varian covid baru ini akan menjadi masalah baru.  

Pencegahan Terhadap Covid-19

Sampai detik ini belum ada obat paten yang mampu menyembuhkan virus covid-19 ini, yang ada hanyalah obat pendukung untuk memulihkan atau menyembuhkan gejala yang ditimbulkan virus tersebut. Meskipun begitu, WHO selaku badan kesehatan dunia telah memberikan sejumlah panduan atau protokol kesehatan yang wajib dilakukan oleh setiap individu untuk meminimalisir penyebaran virus covid-19. Melansir dari laman WHO Internasional, berikut ini beberapa hal yang dapat dilakukan sebagai upaya pencegahan tertularnya virus covid-19.

1. Jaga Jarak Aman Setidaknya 1 Meter

Menjaga jarak aman dengan orang lain sangat efektif untuk mencegah infeksi covid-19 melalui batuk, bersin, dan saat berbicara. Kita tidah pernah tahu apakah seseorang terinfeksi covid-19 atau tidak karena pada beberapa kasus yang ditemukan mereka adalah OTG (Orang Tanpa Gejala) dan terlihat sehat atau biasa saja. Tak hanya berlaku di luar ruangan saja, di dalam ruangan justru dianjurkan menjaga jarak sejauh mungkin.

2. Menggunakan Masker yang Benar

Melansir dari laman WHO, masker menjadi satu hal yang amat penting dipakai bila harus pergi keluar rumah untuk saat ini. WHO juga telah memberikan anjuran tentang dasar-dasar penggunaan masker yang baik dan benar seperti: mencuci tangan sebelum menggunakan masker, masa pakai masker kain per hari adalah 4 jam sementara masker medis adalah 8 jam, hindari memegang bagian tengah masker, tidak menggunakan masker dengan katup, menggunakan masker dengan 3 lapisan, dan pilihlah masker yang pas pada muka sehingga dapat menutupi hidung, mulut, hingga ke dagu. Penggunaan masker yang benar ini berlaku untuk orang dewasa dan anak-anak di atas 2 tahun.

3. Hindari Ruangan dengan Kondisi 3C

WHO menyarankan supaya kita semua mampu menghindari kondisi ruangan dengan 3C, yaitu: Closed (ruangan yang tertutup atau tidak ada sirkulasi udara yang baik seperti jendela), Crowded (ruangan yang ramai orang), Close Contact (ruangan yang mengharuskan Ibu untuk berinteraksi dengan orang lain secara dekat atau ruangan sempit). Pertemuan dengan orang lain dinilai lebih aman bila berada di luar ruangan atau halaman terbuka dengan tetap menerapkan jaga jarak minimal 1 meter dan menggunakan masker. Bila terpaksa harus berada di ruangan yang sempit dan harus melakukan interkasi dengan orang lain, maka pencegahan pertama yang dapat dilakukan adalah dengan membuka semua jendela yang ada di ruangan tersebut, jaga jarak, dan tetap memakai masker dengan benar. 

4. Menjaga Kebersihan Tangan 

Tangan seringkali digunakan untuk beraktifitas dan menjadi sumber bakteri dan virus yang utama. Oleh karenanya, disarankan untuk rutin mencuci tangan dengan sabun serta air atau menggunakan pembersih tangan berbasis alkohol seperti hand sanitizer yang terbukti aman digunakan kapan saja dan dengan siapa saja termasuk anak-anak. Mengutip dari laman WHO, diungkapkan bahwa lebih aman membersihkan tangan sesering mungkin daripada memakai sarung tangan dengan bahan apapun karena sarung tangan justru beresiko memindahkan kuman atau virus dari satu permukaan ke permukaan lainnya. Tak ada yang lebih efektif daripada membersihkan tangan!

5. Hindari Menyentuh Bagian Muka

Selama menggunakan masker, hindari menyentuh permukaan masker. Sementara itu, hindari juga menyentuh bagian muka seperti mata, hidung, dan mulut dengan tangan yang belum dicuci. Minimal, gunakanlah hand sanitizer bila harus menyentuh area wajah Ibu.

6. Menerapkan Adab Bersin dan Batuk yang Benar

Selama ini kita cenderung belum begitu paham tentang adab bersin dan batuk yang benar. Bila batuk atau bersin, usahakan tidak menghadap pada orang lain dan tutup mulut Ibu dengan tisu atau siku yang tertekuk. Buang tisu setelah Ibu bersin atau cuci tangan terlebih dahulu untuk melanjutkan aktifitas.

7. Stay at Home!

Usahakan untuk tetap di rumah saja selama masa pandemi ini belum selesai. Membatasi mobilitas sangat efektif membantu mencegah infeksi covid-19 pada tubuh kita sendiri dan keluarga tercinta. Pastikan Ibu punya banyak ide mainan seru untuk bermain bersama si kecil sehingga ia tak bosan bila harus berada di rumah saja dalam waktu yang masih lama. Bila dirasa tubuh kurang fit, maka pilihan tetap berada di rumah saja sangat membantu supaya pemulihan menjadi lebih baik. Ingat selalu untuk menjaga jarak, mencuci tangan sesering mungkin, dan menggunakan masker bila harus keluar rumah.

8. Stop Percaya Hoax!

Ini menjadi salah satu hal yang penting mengingat hoax tentang covid-19 sangat mengkhawatirkan dan sering kali menyebar dengan cepat melalui paltform pesan singkat. Untuk menghindari hoax, kita bisa terus mencari update berita terbaru melalui situs pemerintah yang terpercaya. Mempercayai hoax sering kali membuat kita lebih takut dan ini akan membuat imun tubuh turun.

9. Segera Lakukan Vaksin!

Vaksin yang ada merupakan proses panjang yang dilakukan oleh para ilmuwan dan pakar terpercaya. WHO sendiri telah menganjurkan penggunaan vaksin di setiap negara karena vaksin telah teruji mampu mempermudah penyembuhan bagi mereka yang terinfeksi Covid-19 meskipun penelitian ini terus dilakukan dan diperbarui seiring dengan munculnya mutasi varian covid baru. Jangan takut vaksin yah Bu!

Editor: Dwi Ratih

 

Follow Ibupedia Instagram