Ibupedia

Adhesi Labial Pada Anak Perempuan

Adhesi Labial Pada Anak Perempuan
Adhesi Labial Pada Anak Perempuan

Adhesi labial adalah menyatunya bibir bagian luar (labia) pada kemaluan wanita (vulva). Vulva terletak di luar vagina. Diagnosa dilakukan dengan melihat area vulva dan mengamati pembukaan pada vagina apakah sebagian atau tertutup seluruhnya oleh labia dengan selaput putih, yang mengindikasikan terjadinya pelekatan. 

Adhesi labial terjadi paling umum pada anak perempuan dengan usia antara 3 hingga 6 tahun. Adhesi labial bisa berlangsung hingga masa pubertas. Beberapa anak perempuan yang mengalami adhesi labial tidak memiliki gejala, sedang anak lainnya mengeluhkan rasa sakit di area genital, kesulitan untuk buang air, atau infeksi pada saluran kemih.

Jika putri kecil Anda mengalami keluhan rasa sakit, terutama bila ia berada pada posisi mengangkang, misalnya saat bermain dengan sepedanya atau mengalami kesulitan untuk pipis, kemungkinan bagian labia-nya telah menempel. Terus lanjutkan membaca artikel ini ya Bunda, untuk memahami jenis adhesi labial dan cara pengobatan yang bisa dilakukan.

Penyebab adhesi labial 

Tidak begitu jelas penyebab anak perempuan mengalami adhesi labial. Kemungkinannya bisa dikarenakan oleh tingkat estrogen yang rendah atau iritasi vulva. Adhesi labial bisa terjadi paling awal pada 6 hingga 8 minggu setelah kelahiran.

Bayi perempuan yang baru saja lahir tidak mengalami adhesi labial karena tingkat estrogen yang tinggi dari sang ibu selama kehamilan. Begitu juga, level estrogen yang tinggi di masa pubertas membuat anak perempuan yang mengalami menstruasi tidak mungkin menderita adhesi labial.

 Pengobatan untuk adhesi labial bergantung pada seberapa banyak pelekatan yang terjadi:

  • Pelekatan ringan atau kecil, tidak menutupi area vagina dan terpisah dengan sendirinya saat anak memasuki usia pubertas. Dokter akan terus mengontrol kondisi labia. Ia akan menyarankan pengobatan hanya jika pelekatan bertambah lebar atau mengakibatkan gejala tertentu.
  • Pelekatan medium, menutup bagian bawah area vagina yang bisa diobati dengan sejenis salep, dengan upaya pemisahan lekatan sebanyak dua kali sehari selama beberapa minggu.
  • Pelekatan signifikan, menutup area bukaan vagina, dan juga area bukaan untuk saluran kencing, bisa secara efektif diobati dengan krim yang mengandung estrogen. Adhesi labial jenis ini mencegah aliran sekresi vagina, sekaligus menghalangi aliran urin.  Kadang kondisi ini mengakibatkan urin berkumpul di bagian bawah vagina, di samping pelekatan, dan menyebabkan iritasi atau urin menetes setelah anak Anda berhenti pipis. Bila mengakibatkan demam, dokter tidak mungkin mengumpulkan specimen urin yang bersih untuk melihat apakah putri Anda mengalami infeksi saluran kemih. Pengobatan yang paling efektif untuk pelekatan signifikan adalah penggunaan krim yang mengandung estrogen dengan cara diaplikasikan dua kali sehari untuk periode waktu tertentu atau hingga pelekatan terpisah. Pengobatan ini membutuhkan resep dari dokter.

Langkah penggunaan krim estrogen pada labia vagina:

  • Bila memungkinkan, minta putri Anda untuk berendam di air hangat sebelum Anda mengaplikasikan krim estrogen. Air yang hangat dapat membersihkan kotoran dan melembutkan area labia.
  • Bantu putri Anda mengeringkan area vulva-nya dengan menggunakan handuk yang lembut.
  • Posisikan kedua kakinya menekuk ke arah dalam mirip kaki kodok, seperti yang dicontohkan oleh dokter Anda.
  • Berdirilah di sisi anak Anda, menghadap ke kedua kakinya.
  • Saat vulva telah benar-benar kering, keluarkan krim estrogen ke jari telunjuk Anda. Gunakan tangan Anda yang lain untuk dengan perlahan memisahkan labia. Temukan  membran berwarna putih, yaitu area dimana labia melekat. Membran ini memanjang dari bagian atas pelekatan hingga bagian di atas anus.
  • Dengan hati-hati aplikasikan krim estrogen ke membran putih dengan memegang labia yang lain dengan tangan satunya. Hindari menyentuh bagian anus agar area ini tetap bersih.
  • Ketika pelekatan mulai terpisah, hindari memakaikan krim estrogen ke dalam bukaan vagina.

Seiring waktu, perlahan akan muncul bukaan di membran putih sebagai tanda pelekatan mulai menghilang. Krim estrogen aman digunakan  untuk mengobati adhesi labial. Hanya sedikit krim yang digunakan dan dalam waktu yang sangat terbatas. Beberapa anak perempuan yang diobati menggunakan krim estrogen mengalami puting susu yang mengecil atau area labia yang berubah berwarna gelap.

Kedua kondisi ini tidak berbahaya, dan akan hilang saat pengobatan dihentikan. Anda perlu segera bertemu dokter setelah pemisahan labia terjadi agar Anda bisa behenti menggunakan krim estrogen dan beralih pada salep Vaseline® atau A & D. Bila Anda sedang hamil, gunakan sarung tangan saat mengaplikasikan krim estrogen, atau minta orang lain untuk melakukan pengobatan agar estrogen tidak ikut terserap ke tubuh Anda. 

Pengobatan dengan menggunakan krim estrogen jarang sekali mengalami kegagalan. Setengah dari pelekatan akan terpisah dalam 2 hingga 3 minggu. Kadang pengobatan perlu dilanjutkan selama 1 hingga 2 bulan.

Bila Anda sudah pernah melakukan pengobatan ini sebelumnya dan tidak berhasil, dokter akan meminta Anda menggosokkan krim estrogen pada membran putih dengan gerakan naik-turun sebanyak 5 hingga 10 kali pada setiap kali Anda mengaplikasikannya. Tekanan lembut akan membantu pemisahan area adhesi. 

Kegagalan dalam pengobatan ini bisa disebabkan oleh penggunaan krim pada semua area vulva, tidak pada bagian lekatan, atau tidak menggunakan krim dalam jumlah yang cukup. Jarang sekali terjadi pelekatan yang tidak bereaksi pada pengobatan dengan krim estrogen meski jumlah krim yang tepat telah digunakan pada area yang benar. Jika adhesi labial pada putri kecil Anda tidak juga membaik setelah menggunakan krim ini, Anda perlu berbicara pada dokter tentang pilihan pengobatan lain yang bisa dilakukan.

Adhesi labial bisa disembuhkan, tapi kadang kondisi ini bisa terjadi lagi, bahkan setelah labia benar-benar terbuka. Setelah labia terpisah, krim Vaseline® atau A & D bisa digunakan sebagai salep selama 6 hingga 12 bulan untuk menjaga labia tetap terbuka dan mencegah atau mengurangi iritasi di area vulva.

Bunda, agar area labia putri Anda tetap terbuka, lakukan langkah berikut ini:

  • Minta putri Anda untuk rutin berendam saat mandi.
  • Setelah mandi, keringkan area vulva dengan handuk yang lembut.
  • Aplikasikan sedikit A & D ointment® pada labia yang telah dikeringkan.
  • Hindari penggunaan sabun yang kasar, menggosok area vulva, dan memakaikan pakaian yang ketat pada putri Anda.

Bersabarlah dalam menjalani pengobatan ini, yang bisa berlangsung selama beberapa minggu atau mungkin nantinya anak Anda masih membutuhkan kunjungan lanjutan ke dokter. Meski Anda telah berusaha sebisa mungkin, adhesi labial pada putri Anda bisa datang dan pergi selama masa kanak-kanaknya. Tapi saat ia mencapai masa pubertas dan tingkat estrogen dalam tubuhnya meningkat, kondisi ini akan hilang dengan sendirinya.

Tidak ada alasan yang membuat Anda khawatir jika tidak ada masalah yang serius disebabkan oleh adhesi ini. Bila kondisi yang sama kembali terjadi, jangan mulai melakukan pengobatan menggunakan krim estrogen kecuali Anda telah mendapat persetujuan dari dokter anak Anda.

(Ismawati)