Anak Batuk Terus Sebulan Lebih, Apakah Karena Pertusis?
Batuk rejan atau pertusis merupakan infeksi pada sistem pernafasan yang disebabkan oleh bakteri Bordetella pertussis atau B. Pertussis. Batuk rejan biasanya menyerang bayi usia kurang dari 6 bulan yang tidak dilindungi oleh imunisasi, dan anak usia 11 sampai 18 bulan yang sistem kekebalan tubuhnya menurun.
Batuk rejan menyebabkan batuk parah yang biasanya mengeluarkan bunyi ketika anak mengambil nafas. Di Amerika Serikat, sebelum tersedia vaksin, batuk rejan memakan korban sekitar 9000 orang setiap tahun. Kini vaksin untuk batuk rejan telah menurunkan jumlah kematian menjadi kurang dari 20 tiap tahun. Tapi belakangan jumlah kasus pertusis kembali meningkat.
Tanda dan Gejala Pertusis
Gejala awal batuk rejan mirip dengan pilek biasa, yakni:
Hidung berair
Bersin-bersin
Batuk ringan
Demam ringan
Setelah 1 hingga 2 minggu, batuk menjadi kering dan menimbulkan iritasi. Tiap episode batuk bisa berlangsung selama lebih dari 1 menit. Anak batuk terus dan wajahnya berubah menjadi merah atau ungu. Di akhir batuk, anak mengeluarkan suara khas ketika bernafas atau bisa juga muntah. Tapi di sela batuk, anak terlihat biasa-biasa saja.
Meski banyak bayi dan anak kecil dengan batuk rejan mengalami tarikan nafas yang mengeluarkan bunyi, tidak semua demikian. Kadang bayi tidak batuk seperti anak yang lebih besar. Bayi terlihat menghembuskan nafas dengan wajah memerah atau bahkan berhenti bernafas (disebut apnea) selama beberapa detik selama batuk parah. Orang dewasa dan remaja kemungkinan memiliki gejala yang lebih ringan atau berbeda seperti batuk yang lama atau batuk tanpa bunyi yang khas.
Batuk rejan sangat menular lho Bunda. Bakteri bisa menyebar dari orang ke orang melalui tetesan kecil cairan dari hidung atau mulut orang yang terinfeksi. Tetesan cairan ini bisa naik ke udara ketika seseorang bersin, batuk, atau tertawa. Orang bisa jadi terinfeksi dengan menghirup tetesan itu. Atau tetesan tadi mengenai tangan dan mulut atau hidung mereka.
Orang yang terinfeksi sangat beresiko menularkan penyakit selama tahap paling awal hingga sekitar 2 minggu setelah batuk terjadi. Antibiotik bisa memperpendek masa penularan menjadi 5 hari setelah awal penanganan dengan antibiotik.
Pencegahan Batuk Rejan
Batuk rejan bisa dicegah dengan vaksin pertusis, yang jadi bagian dari imunisasi DTaP (diphtheria, tetanus, acellular pertussis). Imunisasi DTaP secara rutin diberikan dalam 5 dosis sebelum anak berusia 6 tahun. Sebagai perlindungan tambahan ketika kekebalan tubuh hilang, anak usia 11 sampai 18 tahun direkomendasikan mendapat suntikan kombinasi vaksin baru yang disebut Tdap, idealnya ketika anak berusia 11 atau 12 tahun.
Vaksin Tdap sama dengan DTaP tapi dengan konsentrasi difteri dan tetanus toksoid lebih rendah. Vaksin ini juga bisa diberikan ke orang dewasa yang tidak menerima DTaP sebelum atau saat remaja. Vaksin Tdap direkomendasikan untuk semua ibu hamil pada pertengahan tiap kehamilan, baik yang sudah atau belum mendapat vaksin sebelumnya.
Vaksin penting untuk orang yang kontak dekat dengan bayi, karena bayi bisa mengalami komplikasi yang parah dan berpotensi mengancam nyawa akibat batuk rejan. Kekebalan orang dewasa yang mengalami batuk rejan juga menurun seiring waktu, jadi mendapat vaksin dan melindungi diri dari infeksi juga membantu melindungi bayi atau anak dari penyakit ini.
Orang yang tinggal atau kontak dekat dengan orang yang menderita batuk rejan harus menerima antibiotik untuk mencegah penyebaran penyakit, meski bila telah divaksin untuk melawannya. Anak kecil yang belum menerima semua 5 dosis vaksin membutuhkan dosis tambahan bila terpapar oleh anggota keluarga yang terinfeksi.
Masa Inkubasi Dan Durasi Batuk Rejan
Masa inkubasi (waktu antara terjadinya infeksi dan mulainya gejala) untuk batuk rejan biasanya 7 hingga 10 hari, tapi bisa juga selama 21 hari. Batuk rejan biasanya menyebabkan gejala yang berkepanjangan, 1 hingga 2 minggu gejala pilek biasa, diikuti oleh hampir 3 bulan batuk parah.
Tahap terakhir terdiri dari beberapa minggu proses penyembuhan dengan gejala pembersihan bertahap. Pada beberapa anak, masa pemulihan bisa berlangsung berbulan-bulan.
Penanganan Batuk Rejan Di Rumah Sakit
Hubungi dokter ya Bun, bila Anda merasa si kecil mengalami batuk rejan. Untuk membuat diagnosa, dokter akan melihat riwayat medis, melakukan pemeriksaan fisik, dan mengambil sampel lendir hidung dan tenggorokan untuk diperiksa di laboratorium. Tes darah dan pemeriksaan dengan sinar X juga bisa dilakukan.
Jenis penanganan batuk rejan bergantung banyak hal, termasuk:
Usia anak
Seberapa parah gejalanya
Berapa lama anak batuk terus dan mengalami gejalanya.
Batuk rejan biasanya diatasi dengan antibiotik. Banyak ahli meyakini antibiotik paling efektif dalam memperpendek panjangnya infeksi ketika diberikan pada tahap awal penyakit, sebelum batuk mulai terjadi. Meski pemberian antibiotik terlambat, ini tetap bermanfaat karena bisa menghentikan penyebaran infeksi batuk rejan ke orang lain. Tanyakan ke dokter apakah antibiotik atau vaksin tambahan untuk anggota keluarga lain dibutuhkan atau tidak saat anak terinfeksi pertusis.
Dokter bisa meresepkan antibiotik untuk anak, tapi tidak selalu demikian. Penanganan dengan antibiotik memang menurunkan jumlah waktu anak menginfeksi hingga 5 hari atau kurang. Batuk akan berlanjut selama berminggu-minggu tanpa antibiotik. Tapi bila anak batuk terus lebih dari 3 minggu, ia tidak lagi bisa menginfeksi. Pada kasus ini antibiotik biasanya tidak dibutuhkan.
Beberapa anak dengan batuk rejan perlu dirawat di rumah sakit. Bayi dan anak kecil lebih mungkin dirawat karena mereka beresiko lebih tinggi mengalami pneumonia. Batuk rejan bisa mengancam nyawa bayi dan anak usia kurang dari 6 bulan, jadi mereka hampir bisa dipastikan membutuhkan penanganan rumah sakit. Komplikasi potensial dari batuk rejan termasuk sulit bernafas, apnea, kebutuhan oksigen khususnya selama batuk, dan dehidrasi.
Ketika di rumah sakit, anak membutuhkan proses penghisapan untuk membersihkan jalan udara. Pernafasan akan diawasi dengan seksama, dan oksigen diberikan bila dibutuhkan. Cairan infus bisa diberikan bila anak menunjukkan tanda dehidrasi atau kesulitan makan. Tindakan pencegahan dilakukan untuk menghindari infeksi akibat penyebaran ke pasien lain, pengunjung, dan staf rumah sakit.
Penanganan Batuk Rejan Di Rumah
Bila penanganan anak batuk terus karena pertusis dilakukan di rumah, ikuti jadwal pemberian antibiotik sesuai dengan resep dokter. Pemberian obat batuk kemungkinan tidak membantu. Dosis yang paling kuat biasanya tidak bisa meredakan batuk rejan. Batuk sebenarnya menjadi cara tubuh mencoba membersihkan jalan udara. Karena potensi efek sampingnya, obat batuk tidak pernah direkomendasikan untuk anak di bawah usia 6 tahun.
Selama proses penyembuhan, biarkan anak beristirahat di tempat tidur dan gunakan alat cool mist vaporizer untuk membantu meringankan paru-paru dan jalan nafas yang mengalami iritasi. Pastikan Anda mengikuti arahan untuk menjaga kebersihan alat ini agar bebas jamur. Dan jaga agar rumah bebas dari iritasi yang bisa memicu batuk, seperti aerosol spray, asap tembakau, asap dari memasak, perapian, dan kompor kayu bakar.
Anak batuk terus yang diakibatkan pertusis bisa muntah atau tidak banyak makan dan minum karena batuknya. Jadi tawarkan makanan dalam jumlah lebih kecil dan lebih sering serta bujuk agar ia minum banyak cairan. Perhatikan tanda dehidrasi, termasuk kehausan, iritasi, gelisah, mata sayu, mulut dan lidah kering, kulit kering, menangis tanpa air mata, dan pipis yang lebih sedikit.
Anak tidak boleh masuk sekolah atau daycare:
Selama 3 minggu mulai dari awal batuk, bila antibiotik diberikan
Hingga setidaknya 5 hari mengkonsumsi antibiotik.
Bila terjadi wabah batuk rejan dan anak tidak diimunisasi, ia perlu menghindari sekolah selama 3 minggu hingga wabah mereda.
Pengobatan Alternatif Dan Rumahan Untuk Batuk Rejan
Bila anak batuk terus karena pertusis, selain pengobatan yang diresepkan dokter, Anda bisa mencoba pengobatan rumahan untuk meredakan gejala dan memperpendek durasi infeksi.
1. Jahe
Jahe menjadi ekspektoran yang baik untuk membantu mengatasi batuk rejan. Jahe juga memiliki kandungan antibakteri yang membantu menghancurkan bakteri yang menyebabkan penyakit ini. Selain itu, jahe dapat meningkatkan kekebalan yang membantu melawan infeksi dan mempercepat proses penyembuhan.
Campurkan 1 sendok makan ekstrak jahe dan madu. Minumkan 2 kali sehari selama beberapa hari. Pilihan lain adalah dengan mencampur jumlah yang sama untuk jahe, perasan lemon, dan bawang merah. Minumkan satu sendok makan campuran ini 2 sampai 3 kali sehari.
2. Kunyit
Kunyit mengandung antibakteri dan antivirus yang membantu mengatasi batuk rejan. Kunyit memiliki efek pengobatan untuk batuk, khususnya batuk kering sebagai gejala utamanya. Kunyit dapat meningkatkan kekebalan juga membantu tubuh melawan infeksi.
Campurkan 1 sendok makan madu dan ¼ sampai ½ sendok teh bubuk kunyit. Minumkan dua kali sehari hingga anak merasa lebih baik. Pilihan lain adalah meminum susu hangat yang dicampur dengan ½ sendok teh bubuk kunyit, dua kali sehari, untuk meredakan gejala. Sebagai alternatif, berikan suplemen kunyit, yang tersedia dalam bentuk kapsul. Selalu konsultasikan ke dokter untuk dosis yang tepat.
3. Bawang Putih
Bawang putih bekerja sebagai antibiotik alami untuk melawan batuk rejan. Bawang putih memiliki kandungan antibakteri dan antivirus yang membuatnya efektif membersihkan infeksi batuk rejan.
Minumkan 1 sendok teh ekstrak bawang putih segar sebanyak 2 hingga 3 kali sehari selama seminggu. Anda bisa juga tambahkan 1 sendok makan cacahan bawang putih ke air mendidih. Tutup kepala anak dengan handuk dan minta ia menghirup uapnya. Tapi cara ini tidak cocok untuk anak yang sangat kecil.
Pilihan lain adalah meminum 1 sendok makan sirup bawang putih sekali sehari. Pada anak berikan 1 sendok teh. Untuk membuat sirup ini, giling 450 gram bawang putih, tambahkan 2 gelas air dan cuka apel ke dalamnya. Tuang campuran ini ke wadah kaca dan biarkan selama setidaknya 4 jam. Setelah disaring, campurkan dengan 1 sampai 1,5 gelas madu.
4. Madu
Obat rumahan yang sangat efektif lainnya adalah madu. Karena memiliki kandungan antiseptik, antibakteri, dan penyembuh, madu bisa membunuh bakteri yang menyebabkan infeksi serta meredakan gejalanya.
Tambahkan satu sendok makan madu ke gelas air hangat dan minumkan ke anak perlahan. Ulangi selama beberapa kali sehari. Minuman ini akan memberi efek menenangkan pada tenggorokan. Sebelum tidur, minum 1 sendok teh madu yang dicampur dengan ½ sendok teh bubuk kayu manis. Ini akan membantu tidur anak lebih baik. Pilihan lain dengan mencampur 1 sendok teh madu dan jus lobak segar. Tambahkan sedikit garam batu dan minumkan 3 kali sehari.
5. Oregano
Oregano bisa menjadi obat herbal untuk infeksi pernafasan seperti batuk rejan. Herbal ini mengandung antispasmodik, antibakteri, dan ekspektoran yang membantu membersihkan lendir dari paru-paru dan meredakan batuk kering.
Didihkan air dan tambahkan 5 sampai 6 tetes minyak oregano murni. Tutup kepala anak dengan handuk ketika ia menghirup uapnya. Gunakan ini 2 sampai 3 kali sehari selama beberapa hari untuk meredakan batuk.
Pilihan lain dengan mencampur 10 sampai 15 tetes minyak oregano ke 2 sendok makan minyak zaitun. Gunakan campuran ini untuk menggosok dada si kecil sebelum tidur untuk meredakan batuk saat tidur. Anda bisa juga berikan teh herbal oregano 2 atau 3 kali sehari untuk mendapatkan efek menenangkan.
6. Lemon
Lemon bisa juga membantu mengatasi batuk rejan secara alami. Kandungan asam pada lemon mengurangi kekentalan lendir dan menjadi antibakteri dan antivirus yang kuat untuk melawan infeksi. Selain itu, vitamin C pada lemon dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
Tambahkan 1 sendok makan esktrak lemon ke gelas air hangat bersama sedikit madu. Minumkan beberapa kali sehari selama beberapa hari. Pilihan lain dengan meminum ½ lemon, garam, serta merica. Perlahan minta anak menjilat lemon untuk menenangkan tengorokan yang mengalami iritasi.
Bila Bunda berada di daerah yang terisolaso dan tidak ada akses untuk memeriksakan si kecil ke dokter, Anda bisa dengan aman menggunakan pengobatan Homeopathy sebagai berikut:
Drosera, sangat efektif bila gejala anak memburuk di tengah malam. Drosera juga dianjurkan bila anak muntah setelah batuk.
Cuprum bisa jadi obat bila batuk berlangsung lama dan sangat mengganggu anak. Bila episode batuk menyebabkan kesulitan bernafas dan kelelahan, Cuprum bisa digunakan.
Alternatif lain bisa berupa:
Suplemen nutrisi. Vitamin C dosis tinggi, vitamin D, dan probiotik bisa membantu memperkuat sistem kekebalan tubuh. Anak perlu minum banyak cairan untuk mencegah dehidrasi, dan hindari produk susu yang bisa memperburuk gejala.
Minyak esensial yang bisa bermanfaat meringankan gejala batuk rejan, termasuk minyak tea tree, kayu putih, lavender, chamomile, dan peppermint. Pijat dada dan punggung anak dengan minyak ini untuk meredakan batuk.
Di pengobatan tradisional Cina, batuk rejan disebut dengan “bai ri ke” yang berarti batuk 100 hari. Herbal Cina sangat efektif digunakan pada batuk rejan untuk mengeluarkan patogen, mengembalikan keseimbangan, dan mempercepat penyembuhan. Formula herbal Cina untuk batuk rejan disesuaikan dengan gejala dan tahapan penyakit anak. Alternatif lain adalah dengan pijat akupunktur, efek terapi pijat ini bisa meringankan gejala batuk rejan.
Ingat ya Bunda, hubungi dokter bila Anda mengira anak mengalami batuk rejan atau terpapar pada orang yang batuk rejan, meski anak telah menerima imunisasi pertusis. Ini terutama penting bila anak telah lama batuk dan mengalami kondisi berikut ini:
Batuk membuat kulit atau bibir anak menjadi merah, ungu, atau biru
Anak muntah setelah batuk
Suara serak setelah batuk
Anak kesulitan bernafas atau mengalami periode tidak bernafas (apnea)
Anak terlihat sangat lesu.
Bila anak terdiagnosa batuk rejan dan menjalani pengobatan di rumah, hubungi rumah sakit bila ia kesulitan bernafas atau menunjukkan tanda dehidrasi.
(Ismawati)