Anak Mengalami Hernia? Ini Cara Penanganannya!
Banyak orang merasa heran lho Bunda ketika tahu kalau hernia cukup umum dialami oleh anak-anak. Bayi, terutama yang lahir prematur bahkan bisa lahir dengan kondisi ini. Hernia pada anak bisa diobati. Meskipun pembedahan hernia sering diilakukan pada anak-anak, tapi tetaplah penting untuk mengenali gejalanya agar Anda bisa memberi anak perawatan medis yang sesuai.
Kondisi hernia yang dialami bayi biasanya langsung dapat diidentifikasi oleh Anda atau dokter yang menangani si kecil saat baru lahir. Tapi mungkin juga Anda baru menyadarinya saat anak sudah sedikit lebih besar. Bila relatif kecil, hernia akan menonjol keluar ketika anak menegangkan otot perut saat menangis, batuk, atau buang air besar. Bahaya utama hernia adalah saat bagian perut bisa terjebak dan masuk. Ini akan menjadi kondisi darurat dan anak perlu segera dibawa ke dokter.
Apa Itu Hernia?
Hernia itu terjadi saat ada bagian organ atau jaringan di tubuh, seperti bagian usus, terdorong ke area dinding otot yang lemah. Kondisi ini bisa membuat jaringan menonjol ke area yang tidak seharusnya. Nah, tonjolan ini lah yang disebut hernia dan bisa terlihat seperti gumpalan.
Beberapa bayi lahir dengan bukaan kecil di dalam tubuh yang nantinya bisa tertutup. Nah, jaringan atau organ terdekat bisa menekan ke bukaan ini dan kondisi ini menjadi hernia. Tidak seperti hernia pada orang dewasa, area yang terbuka pada anak tidak selalu dianggap otot dinding perut yang lemah, tapi kadang itu hanyalah area normal yang belum menutup dengan sempurna.
Kadang jaringan bisa menekan ke dinding perut yang terbuka yang sebenarnya bukaan itu diperuntukkan bagi arteri atau jaringan lain. Pada kasus lain, ada orang yang mengalami cedera dan mengakibatkan area dinding otot ada yang lemah, dan bagian organ terdekat bisa terdorong ke area lemah ini lalu menonjol dan menjadi hernia.
Tanda Dan Gejala Hernia
Bunda, bila mengira anak mengalami hernia, segera hubungi dokter ya. Selain itu, ada hal-hal yang perlu Anda waspadai juga, seperti:
Adakah benjolan yang muncul ketika anak mengejan, menangis, batuk, atau berdiri, tapi hilang ketika anak tidur atau beristirahat? Ini bisa mengindikasikan hernia reducible.
Apakah benjolan selalu terlihat, tanpa gejala lain? Ini bisa jadi kondisi hydrocela atau hal lain.
Apakah area pangkal paha tiba-tiba membengkak? Apakah terjadi perubahan warna di area benjolan? Apakah anak jadi rewel, mengeluhkan rasa sakit, konstipasi, atau muntah? Ini adalah tanda hernia incarcerated, yang membutuhkan perhatian medis. Segera temui dokter atau bawa anak ke rumah sakit.
Apakah area hernia bengkak, merah, meradang, dan terasa sangat sakit? Apakah anak mengalami demam? Ini bisa jadi gejala hernia strangulated. Hubungi dokter atau langsung menuju rumah sakit.
Jenis-Jenis Hernia
Ada beberapa jenis hernia, dan masing-masing membutuhkan pengobatan yang berbeda pula. Pada kebanyakan hernia pada bayi dan anak kecil, jaringan yang mengalami hernia bisa menonjol hanya selama terjadi tekanan fisik. Benjolan hanya terlihat ketika anak menangis, batuk, atau mengejan lalu seperti tertarik kembali atau hilang. Hernia pada kondisi ini disebut reducible dan tidak berbahaya.
Kadang jaringan tubuh bisa terjebak di bukaan atau kantong dan tidak tertarik kembali masuk ke dalam perut. Ini disebut hernia yang terkurung dan menjadi masalah serius sehingga segera membutuhkan perhatian medis. Misalnya bagian usus yang masuk ke area pangkal paha bisa menahan aliran makanan melewati saluran pencernaan.
Gejala hernia yang terjebak bisa berupa rasa sakit, mual, dan rewel. Selain itu bagian yang menonjol juga akan terasa keras. Dokter biasanya bisa membebaskan jaringan yang tertahan dengan menekan tonjolan dan memaksanya ke bukaan tubuh. Tapi jangan mencoba lakukan ini sendiri atau Anda bisa mengakibatkan cedera pada bayi. Karena bisa terasa sakit, dokter akan memberi obat pereda rasa sakit selama prosedur ini. Pembedahan biasanya dibutuhkan dalam beberapa hari untuk mencegah berkembangnya hernia terjebak kembali.
Jenis hernia paling serius adalah hernia terjepit, dimana suplai normal darah terhenti karena ada jaringan yang terjebak. Tanpa aliran darah, jaringan yang terjepit tidak bisa mendapat oksigen dan akan mati. Pembedahan sangat dibutuhkan segera mungkin untuk mengeluarkan jaringan agar oksigen bisa mencapainya kembali.
2 Jenis hernia yang Sering Terjadi Pada Anak
Dua jenis hernia yang paling umum pada anak adalan hernia inguinal di area pangkal paha dan hernia umblikal di area pusar.
Hernia Inguinal
Pada bayi, hernia inguinal paling sering disebabkan oleh menonjolnya bagian usus atau melipatnya membran pada perut atau dari ovarium atau tuba falobi pada bayi perempuan, ke bukaan di pangkal paha. Bukaan disebabkan oleh adanya lipatan pada membran peritoneal, yang menghasilkan semacam kantung. Dalam kantung, bisa muncul benjolan.
Hernia muncul seperti benjolan di area pangkal paha, terutama bila anak menangis, batuk, atau berdiri. Kadang pada anak laki-laki, hernia inguinal menyebar ke skrotum (kantung yang menahan testis). Pada anak perempuan, bisa menyebar ke labia bagian luar. Pada kasus ini, bisa terlihat pembengkakan dari pangkal paha ke skrotum atau labium.
Hernia inguinal lebih umum pada sisi kanan, terjadi lebih sering pada anak laki-laki dibanding anak perempuan dan paling umum pada bayi prematur, bayi laki-laki dengan testis yang tidak turun, dan anak dengan cystic fibrosis. Anak dengan riwayat hernia di keluarga juga beresiko. Bila anak mengalami hernia inguinal di satu sisi, ada kemungkinan ia mengalaminya di sisi lain nantinya.
Hernia umblikal
Beberapa bayi lahir dengan kelemahan atau bukaan di otot perut sekitar pusar dimana membran perut atau usus halus menonjol. Tonjolan bulat ini membentuk hernia umblikal yang paling terlihat ketika bayi menangis, batuk, atau mengejan. Hernia umblikal lebih umum pada perempuan, keturunan Afrika, dan bayi dengan berat badan rendah. Hernia bervariasi ukurannya mulai kurang dari 0,5 inci hingga lebih dari 2 inci.
Hernia umblikal menyebabkan rasa tidak nyaman. Biasanya dokter bisa dengan mudah mendorongnya kembali. Kebanyakan hernia umblikal, bahkan yang besar, cenderung menutup dengan sendirinya di usia 2 tahun. Itu sebabnya dokter akan menyarankan menunggu dan melihat perkembangan hernia ini pada bayi, bukan membedahnya.
Pembedahan dibutuhkan hanya bila hernia sangat besar, tumbuh setelah usia anak 1 atau 2 tahun, tidak sembuh pada usia 4 atau 5 tahun, atau anak mengalami gejala seperti bengkak, tonjolan, mual, demam, dan rasa sakit. Segera hubungi dokter bila terjadi gejala ini.
Penanganan Hernia
Bila terdiagnosa hernia inguinal, pembedahan akan dilakukan untuk mencegahnya menjadi incarcerated. Selama pembedahan, jaringan yang mengalami hernia diletakkan ke tempat semula dan bukaan di tutup atau diperbaiki. Pembedahan untuk memperbaiki hernia inguinal dilakukan pada anak semua usia kadang bahkan pada bayi prematur.
Anak tidak perlu menginap di rumah sakit saat melakukan pembedahan hernia inguinal, tapi pada beberapa anak, khususnya bayi, perlu tinggal di rumah sakit untuk diobservasi. Periode penyembuhan setelah pembedahan pada anak cukup pendek. Kebanyakan bisa kembali beraktifitas normal sekitar 7 hari setelah pembedahan, dengan persetujuan dokter. Selama proses penyembuhan, anak harus menghindari aktivitas berat seperti bersepeda atau memanjat pohon. Tentu bila ditemukan gejala lain setelah pembedahan seperti pendarahan, bengkak, atau demam, Anda perlu menghubungi dokter.
(Ismawati)