Anak Terlambat Bicara di Usianya? Waspada Speech Delay
Akhir-akhir ini Ibu merasa khawatir karena anak terlambat bicara dibandingkan teman-teman seusianya? Bisa jadi itu salah satu tanda speech delay. Speech delay pada anak merupakan kondisi atau lebih tepatnya gangguan komunikasi yang menyebabkan anak mengalami kesulitan untuk berbicara.
Tanda-Tanda Speech Delay pada Anak
Seperti dikutip dari Healthline, idealnya anak usia 2 tahun seharusnya sudah bisa menyebutkan 50 kata dan menyusun kalimat pendek (2-3 kata). Ketika usianya menginjak 3 tahun, anak sewajarnya mempunyai sekitar 1.000 kosa kata dan bisa mengucapkan kalimat yang terdiri dari 3-4 kata.
Anak terlambat bicara juga bisa dideteksi sedini mungkin, bahkan ketika usianya masih 2 bulan. Masih menurut sumber yang sama, jika bayi tidak mengoceh di usia 2 bulan, hal tersebut bisa jadi gejala awal speech delay pada anak. untuk lebih jelasnya, Ibu bisa merujuk acuan berikut:
Usia 12 bulan: Anak belum bisa menyebutkan kata simpel seperti “mama papa”;
Usia 2 tahun: Anak tidak bisa menyebutkan lebih dari 25 kosa kata atau belum bisa memahami instruksi sederhana seperti “jangan”;
Usia 2,5 tahun: Anak belum bisa menyebutkan frasa atau kombinasi kata benda & kata kerja;
Usia 3 tahun: Kosa katanya kurang dari 200, tidak bisa menyebutkan nama benda secara jelas, perkataannya susah dipahami bahkan oleh orang tua atau mereka yang tinggal serumah; dan
Di atas 3 tahun: Anak tidak bisa mengingat atau menyebutkan kata apa pun yang pernah dipelajarinya.
Nah, milestone di atas tidak harus benar-benar saklek, tapi bisa jadi patokan apakah anak terlambat bicara karena speech delay atau sebab lainnya.
Meski begitu, sebaiknya Ibu tak perlu khawatir berlebihan karena speech delay pada anak masih bisa diatasi, asal dideteksi sedini mungkin. Itulah mengapa penting bagi orang tua untuk selalu memantau perkembangan si kecil di tiap tahap kehidupannya.
Penyebab Anak Terlambat Bicara
Anak terlambat bicara umumnya disebabkan oleh hal-hal berikut:
Masalah Kesehatan Mulut
Speech delay pada anak sering kali disebabkan oleh adanya gangguan kesehatan yang terjadi di area mulut, misalnya lidah dan langit-langit mulut. Pendeknya frenulum lidah juga bisa menjadi pemicu, sebab anak akan lebih sulit mengucapkan kata atau huruf tertentu.
Gangguan Pendengaran
Gangguan pendengaran juga menjadi pemicu keterlambatan bicara pada anak. Ketika anak tidak bisa mendengar dengan baik, maka ia juga akan kesulitan mempelajari kosa kata dari lingkungan sekitar. Hasilnya, ia akan mengalami terlambat bicara.
- Autisme
Meski tidak selalu, anak dengan autisme umumnya juga mempunyai masalah dalam berkomunikasi. Hal ini dapat meningkatkan risiko speech delay pada anak.
Kurang Mendapat Stimulasi
Anak terlambat bicara juga bisa disebabkan karena dirinya kurang diperhatikan atau kurang mendapat stimulasi dari lingkungan sekitarnya. Jika si kecil jarang diajak berbicara, jarang mendengar orang sekitar ngobrol, atau hampir tidak pernah mendapat stimulasi verbal lainnya, maka kemungkinan besar ia akan mengalami speech delay.
Lingkungan Bilingual
Tinggal di lingkungan bilingual juga bisa menyebabkan anak terlambat bicara lho, Bu. Ini karena si anak memerlukan waktu lebih lama untuk belajar dan menggunakan salah satu atau kedua bahasa tersebut. Tinggal di lingkungan bilingual memang akan membuat otak anak bekerja lebih keras untuk memproses dan memahami lebih dari satu bahasa. Akibatnya, ia akan mengalami kesulitan dalam berbicara.
Disabilitas Intelektual
Disabilitas intelektual seperti dyslexia atau kesulitan dalam memahami arahan dari lingkungan sekitar sering kali menjadi pemicu anak terlambat bicara.
Gangguan Sistem Saraf
Gangguan kesehatan yang menyerang sistem saraf juga bisa menyebabkan speech delay, seperti cedera otak (traumatic brain injury), cerebral palsy (lumpuh otak), serta distrofi otot (pengurusan otot akibat kurang gizi). Hal ini disebabkan oleh tidak maksimalnya fungsi otot saraf yang dibutuhkan untuk mendukung proses bicara.
Bagaimana Mengatasi Speech Delay pada Anak?
Jika Ibu mendapati tanda-tanda anak terlambat bicara seperti di atas, jangan ragu untuk segera membawanya ke dokter spesialis anak atau dokter spesialis tumbuh kembang anak terdekat, ya.
Sebelum memulai pemeriksaan, dokter biasanya akan mengajukan serangkaian pertanyaan tentang kemampuan bicara dan berbahasa si anak. Pemeriksaan dilanjutkan dengan mengecek kondisi mulut, lidah, langit-langit mulut, serta telinga untuk memastikan ada tidaknya gangguan pendengaran yang menyebabkan anak terlambat bicara.
Speech delay memang bukan kondisi gawat darurat, tapi juga bukan persoalan sepele. Oleh karena itu, sebaiknya hindari melakukan self-diagnose agar anak mendapat penanganan yang paling tepat ya, Bu.
Apa yang Bisa Dilakukan Orang Tua di Rumah?
Selain memeriksakan kondisi anak ke dokter spesialis, orang tua juga sangat dianjurkan untuk sering-sering melakukan stimulasi di rumah dengan cara-cara sebagai berikut:
Ajak anak ngobrol dan bernyanyi
Ceritakan apa yang sedang Ibu kerjakan, misalnya “Ibu sedang bikin kue nih. Adik mau bantu?”. Bernyanyi bersama juga akan memberikan stimulasi dan tambahan kosa kata yang bagus untuk perkembangan kemampuan bicara anak.
Gunakan gestur tubuh saat bicara
Tunjuk benda yang sedang dimaksud/dibicarakan, baik itu berupa objek orang, mainan, warna, atau apa pun yang dijumpai di luar. Hal ini akan mendorong anak untuk lebih aktif berkomunikasi.
Bacakan cerita
Aktivitas membacakan buku atau bercerita adalah cara efektif lain untuk mengatasi gangguan speech delay pada anak. Gunakan buku bergambar agar si kecil lebih mudah dalam memahami apa yang Ibu atau Ayah bicarakan.
Biarkan Anak Berbicara
Saat ada orang lain yang bertanya pada anak, biarkan anak menjawabnya sendiri. Jika ada jawaban anak yang kurang tepat, jelaskan pada anak secara pelan-pelan. Poinnya, jangan pernah menyabotase jawaban anak.
Contoh lain adalah ketika anak sedang menginginkan sesuatu. Meski Ibu tahu betul apa yang diinginkan anak, biarkan ia mengatakannya sendiri. Ini penting agar anak tetap aktif bicara dan terstimulasi dengan baik.
Perhatikan Saat Anak Bicara
Usahakan untuk selalu memberi perhatian penuh ketika anak sedang berbicara. Berikan respons atau jawaban yang baik. Bila perlu, ajukan pertanyaan baru untuk memicu anak berbicara lebih banyak lagi.
Bersabarlah saat anak sedang bicara, dengarkan dengan baik, dan jangan menyela. Ingat, Ibu sedang dalam proses membantu anak untuk lepas dari speech delay.
Ulangi Jika Anak Salah
Jika anak salah mengucapkan kata tertentu, sebaiknya perbaiki dengan mengulang kata yang benar, dan bukannya mengkritik anak. Misalnya saat anak salah mengucapkan kata “mata”, betulkan dengan mengulang-ulang kata tersebut secara pelan-pelan.
Biarkan Anak Bergaul dengan Teman-Temannya
Anak terlambat bicara harus mendapat sebanyak mungkin stimulasi dari lingkungan sekitarnya, termasuk dari teman-teman sebayanya yang sudah bisa berbicara dengan baik.
Jadi, biarkan anak berinteraksi dengan teman-temannya ya, Bu. Di awal mungkin akan terkesan sulit untuk anak. Tapi percayalah, kebiasaan ini akan berdampak positif pada perkembangan kemampuan bicara si kecil, lho.
Keberadaan orang tua sangat berperan penting dalam membantu mengatasi speech delay pada si kecil. Interaksi anak dengan ayah ibunya akan menjadi bekal berharga yang diperlukan dalam mendukung kemampuan bicara dan berbahasanya.
Penulis: Kristal
Editor: Dwi Ratih