Ibupedia

Awalnya Demam, Ini Perbedaan Demam Berdarah dan Tifus

Awalnya Demam, Ini Perbedaan Demam Berdarah dan Tifus
Awalnya Demam, Ini Perbedaan Demam Berdarah dan Tifus

Mengenal Demam Berdarah

Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh nyamuk dan sering terjadi di negara tropis, termasuk Indonesia. DBD biasanya menyebabkan  penderitanya mengalami demam tinggi dan ruam. Kebanyakan kasus demam berdarah umumnya berlangsung selama 10 hari, dan bisa diobati selama mendapatkan penanganan yang tepat.

Nyamuk betina adalah sumber yang menyebarkan virus demam berdarah. Tidak seperti kebanyakan nyamuk, nyamuk demam berdarah biasanya menggigit di siang hari. Nyamuk ini sering berkembang biak di air yang tenang dan cuaca lembab. Itulah kenapa DBD sering mewabah selama musim hujan.

Gejala demam berdarah pada bayi dan batita biasanya berupa:

  • Demam tinggi

  • Batuk

  • Hidung berair

  • Ruam kulit ringan

Pada anak yang lebih besar terjadi:

  • Demam tinggi

  • Sakit di belakang mata dan di persendian

  • Sakit punggung dan sakit kepala

Kemungkinan muncul ruam kulit berwarna merah dan putih yang diikuti dengan kondisi:

  • Hilang selera makan

  • Mual

  • Muntah

  • Gatal pada tumit kaki

Kebanyakan anak yang kena demam berdarah akan merasa sangat lemah. Ibu harus segera menghubungi dokter bila anak mengalami demam dan ruam atau gatal pada persendian karena gejala antara demam berdarah dan chikungunya sangat mirip, dan dokter perlu melakukan tes darah untuk mengonfirmasi diagnosa.

Tak ada obat spesifik untuk demam berdarah, biasanya penanganan anak yang kena demam berdarah difokuskan untuk mengobati gejalanya. Dokter biasanya meresepkan paracetamol untuk demam. Jangan beri anak obat anti peradangan apapun karena bisa mempengaruhi trombosit darah. Saat anak kena demam berdarah, Ibu harus pastikan:

  • Anak mendapat banyak istirahat

  • Memberi makanan porsi ringan dan bernutrisi

  • Menggunakan kompres di dahi untuk meredakan demam.

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, demam berdarah biasanya berlangsung selama 10 hari, tapi beberapa orang akan merasakan gejala lelah hingga sebulan. Cara terbaik untuk melindungi anak agar ia tidak kena demam berdarah adalah dengan menghindari nyamuk penyebar virusnya. Ibu harus pastikan rumah dan lingkungan bebas dari air tergenang, Selain itu, Ibu juga bisa:

  • Memakaikan baju lengan panjang dan celana panjang untuk mengurangi risiko gigitan nyamuk pada kulit si kecil.

  • Memakaikan baju berwarna cerah karena baju warna gelap menarik perhatian nyamuk.

  • Gunakan krim anti nyamuk berbahan dasar citronella atau anti nyamuk lainnya yang ramah untuk anak.

  • Gunakan kelambu ketika si kecil tidur.

  • Gunakan AC di ruangan untuk mengusir nyamuk.

Meski anak pernah kena demam berdarah, hal ini tidak memberi imunitas terhadap virus demam berdarah. Jadi pastikan Ibu selalu waspada, ya!

Mengenal Tifus pada Anak

Demam juga menjadi gejala awal pada penyakit tifus. Beda dengan demam berdarah, penyakit tifus menyebar melalui makanan atau minuman yang tercemar oleh kotoran atau urine orang yang terinfeksi. Ini dapat terjadi saat orang yang terinfeksi tidak mencuci tangan dengan benar setelah buang air. Anak juga bisa kena tifus karena minum air yang tercemar, misalnya tidak sengaja minum air kolam renang.

Demam akibat tifus biasanya tidak terlalu parah, tapi tubuh bisa butuh waktu lebih lama untuk pulih kembali seperti semula. Penyakit tifus pada anak bisa diobati dengan antibiotik. Namun, bila tidak ditangani, tifus bisa memicu komplikasi, terutama pada anak-anak yang sudah sakit tifus selama lebih dari 2 minggu.

Komplikasi tifus bisa berupa:

  • Meningitis

  • Pendarahan pada lambung dan usus

  • Syok

  • Koma

Gejala tifus biasanya berkembang dalam satu hingga 3 minggu, dan tingkat keparahannya bisa ringan atau berat. Berikut beberapa gejala tifus yang sering muncul:

  • Demam tinggi

  • Sakit kepala

  • Konstipasi atau diare

  • Area berwarna kemerahan di dada

  • Liver dan limpa melebar.

Bawa anak langsung ke rumah sakit terdekat bila ia mengalami:

  • Muntah yang sering

  • Diare

  • Perut bengkak

  • Demam lebih dari 3 hari

Gejala tifus mirip dengan penyakit lain, jadi sulit untuk mendeteksi infeksi pada anak. Jadi jangan heran bila dokter akan melakukan sejumlah tes untuk mengonfirmasi diagnosa.

Dokter bisa meminta anak menjalani tes darah dan tes sumsum tulang yang akan mengonfirmasi apakah anak kena tifus atau tidak. Tes terbaik untuk mendiagnosa tifus adalah kultur darah dan tes ini harus dilakukan sebelum anak mengonsumsi antibiotik.

Ibu bisa membantu penyembuhan anak yang kena tifus dengan:

  • Memberi banyak cairan dan makanan. Saat kena tifus, si kecil akan kehilangan banyak cairan, melalui demam, keringat, muntah, dan diare. Pastikan ia banyak minum setiap hari. Ketika sakit, anak butuh makanan yang lunak, misalnya sup bening. Anak juga akan merasa sulit makan. Jadi beri makanan dalam porsi kecil dengan frekuensi yang lebih sering, daripada memberinya tiga kali makan besar dalam sehari. Bila anak sudah semakin kuat, Anda bisa tambahkan makanan yang lebih padat seperti kentang tumbuk, bubur, atau roti yang lembut. Jika usia bayi kurang dari 6 bulan dan belum makan makanan padat, tetap berikan ASI dan biarkan ia menyusu sesering mungkin.

  • Pastikan si kecil mendapat banyak istirahat. Ia butuh istirahat saat terkena demam dan satu minggu setelah demam hilang. Ini membantu tubuh menjadi lebih kuat. Pastikan ruangan punya ventilasi udara yang baik dan bersih selama anak beristirahat, ya.

  • Mandikan anak setiap hari. Bila mengalami demam, Anda bisa membasuh tubuhnya dengan lap lembab dengan air hangat. Ini juga membantu menurunkan demam. Pastikan Ibu juga membersihkan gigi si kecil ya untuk menghindari kuman.

Ada vaksin untuk melindungi tubuh si kecil dari tifus, tapi Ibu juga perlu melakukan beberapa langkah pencegahan, seperti:

  • Makan sehat. Bila si kecil berusia kurang dari dua tahun, sebaiknya tetap berikan ASI hingga umurnya dua tahun. ASI adalah nutrisi terbaik untuk anak yang dapat melindungi tubuhnya agar terhindari dari banyak penyakit.

  • Menjaga kebersihan air minum. Air yang tidak bersih bisa membuat Anda dan bayi sakit. Cara paling sederhana untuk memastikan air sudah bersih adalah dengan memasaknya. Anda harus mendidihkan air dan membiarkannya selama 1 menit untuk membunuh kuman. Biarkan air dingin secara alami sebelum digunakan.

  • Jaga kebersihan. Pastikan Anda dan keluarga sering mencuci tangan. Cuci tangan setelah menggunakan toilet, setelah memegang hewan peliharaan, dan sebelum makan dan minum. Ini akan membantu menghindari kuman dan menjaga keluarga tetap sehat.

  • Bila usia anak lebih dari 6 bulan, pastikan Anda memberi makanan yang sehat dan bervariasi, serta ASI. Anda bisa sertakan daging, ikan, dan telur pada tiap makanan. Juga beri produk susu seperti yoghurt atau keju. Tawarkan variasi buah dan sayur untuk memberinya semua vitamin yang dibutuhkan untuk melawan penyakit.

  • Jaga pola makan yang sehat ketika makan di luar rumah atau di perjalanan. Hindari makanan pinggir jalan karena mungkin makanan tidak dalam kondisi bersih dan bisa membuat anak sakit.

(Ismawati)

Follow Ibupedia Instagram