Bisa Mengancam Nyawa Bayi, Ketahui Bahaya DBD Saat Hamil
Demam berdarah dengue (DBD) atau lebih dikenal dengan penyakit demam berdarah ternyata bisa menyerang siapa saja. Termasuk Ibu hamil, seperti yang baru-baru ini dialami oleh istri Baim Wong sekaligus Ibu dari Kiano Tiger Wong, Paula Verhouven.
Paula Verhouven sakit DBD yang membuat ia terpaksa dirawat di rumah sakit dengan kondisi sedang hamil besar. Meski saat ini kondisi Ibu dari Kiano Tiger Wong tersebut sudah membaik, namun seberapa bahayakah DBD saat hamil bagi janin?
Jika melansir Times of India, DBD adalah penyakit menular yang diakibatkan oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti. Penyakit ini sangat berbahaya bagi manusia, terutama Ibu hamil dan anak-anak.
Bahkan saat Ibu kena demam berdarah saat hamil dapat membuat bayi lahir prematur, berat badan lahir rendah bahkan Ibu berisiko alami keguguran. Agar Ibu bisa lebih waspada dengan penyakit DBD, yuk simak ulasan tentang bahaya DBD saat hamil berikut ini.
Mengenal penyakit demam berdarah
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) penyakit demam berdarah pertama kali ditemukan pada tahun 1959 di Filipina dan Thailand sekaligus menjadi pandemi di kedua negara tersebut. Penyakit ini sangat pinter berkamuflase, bahkan seseorang bisa tidak sadar sudah terinfeksi DBD karena gejala awalnya mirip dengan flu biasa.
Nah, yang perlu Ibu ketahui adalah ternyata demam berdarah dan demam berdarah dengue memiliki perbedaan lho. Terutama pada tingkat bahaya dan keparahan penyakit.
Secara keseluruhan sel darah merah terdiri dari komponen yaitu plasma yang berupa cairan dan sel darah yang berupa padatan. Kebocoran plasma adalah kondisi saat celah antarsel di pembuluh darah mengalami pelebaran yang mengakibatkan keluarnya plasma darah dari pembuluh darah.
Hal ini membuat darah menjadi lebih kental sehingga pasokan ke organ-organ penting pun berkurang. Nah, ketika seseorang terkena gigitan nyamuk Aedes aegypti tetapi tidak mengalami kebocoran plasma berarti hanya terkena demam dengue saja.
Akan tetapi jika demam dengue tak kunjung sembuh dan mengkibatkan kebocoran plasma, maka ia dikatakan sudah terkena demam berdarah dengue atau yang oleh orang awam disebut demam berdarah. Kondisi ini tentu sangat berbahaya terutama jika DBD saat hamil tidak ditangani dengan baik.
Gejala DBD saat hamil
Sama seperti penyakit lainnya, untuk mengurangi tingkat keparahan penyakit maka Ibu wajib tahu tentang gejala DBD saat hamil sedini mungkin. Menurut Centers Disease for Prevention (CDC), biasanya orang yang mengalami DBD termasuk ibu hamil memiliki gejala umum meliputi:
- Demam tinggi lebih dari 38 derajat celcius dan berlangsung selama 3 sampai 7 hari;
- Perubahan suhu tubuh dari demam tinggi ke hipotermia atau menggigil kedinginan, padahal suhu tubuh berada di bawah 35 derajat celcius;
- Sakit perut yang cukup parah;
- Muntah terus menerus;
- Trombosit menurun drastis;
- Gusi dan hidung berdarah;
- Gejala syok seperti gelisah, keringat dingin, serta denyut jantung yang meningkat tapi lemah;
- Muncul bintik merah di kulit akibat perdarahan di dalam tubuh;
- Penumpukan cairan di antara dua lapisan pleura (efusi pleura atau paru-paru basah); dan
- Penumpukan cairan di perut.
Bahaya DBD saat hamil
DBD sejatinya adalah penyakit menular yang bisa menjangkiti Ibu dan menular pada bayi yang dikandungnya. Sehingga, akan sangat berbahaya bagi keduanya apabila sang Ibu mengalami infeksi DBD saat hamil. Bahaya DBD saat hamil yang umum terjadi adalah:
- Ibu berisiko alami keguguran atau bayi lahir dalam kondisi meninggal (stillbirth);
- Berat badan lahir bayi rendah; dan
- Bayi berisiko lahir prematur yang mengakibatkan pertumbuhan organ bayi belum sempurna.
Pengobatan DBD saat hamil
Saat Ibu hamil sakit DBD maka ia tentu memerlukan pengobatan dengan segera untuk mengendalikan gejala dan menjaga agar infeksi tidak semakin parah. Biasanya dokter akan melakukan berbagai perawatan. Selain pemasangan cairan infus, berikut adalah beberapa perawatan yang umum di berikan pada pasien DBD saat hamil:
- Memberikan obat pereda rasa sakit dan demam;
- Terapi elektrolit;
- Transfusi darah;
- Memantau tekanan darah secara berkala; dan
- Terapi oksigen (jika perlu).
Cara sederhana cegah DBD di rumah
Segala macam penyakit tentu memiliki cara untuk mencegah agar tidak menjangkiti manusia, termasuk penyakit DBD saat hamil. Nah, untuk mencegah DBD saat hamil sebenarnya sangat mudah dilakukan di rumah lho Bu.
Sebab, pada dasarnya nyamuk tidak suka berkembang biak pada kondisi lingkungan yang bersih. Jadi berikut cara sederhana mencegah DBD di rumah yang mudah dilakukan:
- Menjaga kebersihan lingkungan dan menutup genangan air di sekitar rumah;
- Mengenakan pakaian longgar berwarna terang dan menutupi lengan serta kaki untuk mencegah gigitan nyamuk;
- Menggunakan kelambu di malam hari selama tidur dan gunakan obat pengusir nyamuk baik yang dioles langsung ke kulit maupun semprot di udara;
- Menjaga kondisi kamar tetap sejuk karena nyamuk cenderung suka tempat yang hangat dan panas; dan
- Usahakan jangan menggantung baju atau handuk di belakang pintu maupun di kamar mandi.
Selain menjaga kebersihan lingkungan, penting juga menjaga asupan makanan dan hidrasi tubuh selama hamil agar tidak mudah terkena penyakit ini. Sebab, ketika daya tahan tubuh atau imun kita kuat maka akan semakin mudah melawan penyakit DBD saat hamil.
Editor: Dwi Ratih