Ibupedia

Bronkitis: Penyakit Berbahaya Bagi Bunda dan Si Kecil

Bronkitis: Penyakit Berbahaya Bagi Bunda dan Si Kecil
Bronkitis: Penyakit Berbahaya Bagi Bunda dan Si Kecil

Bronchitis (bronkitis) adalah peradangan pada lapisan saluran pernafasan, yakni jalan udara yang menghubungkan trakea (batang tenggorokan) ke paru-paru. Lapisan yang lembut dan memproduksi lendir ini menutup dan melindungi sistem pernafasan.
 
Ketika seseorang mengalami bronchitis, udara akan sulit untuk masuk dan keluar dari paru-paru, lapisan menjadi teriritasi, dan semakin banyak lendir yang dihasilkan. Gejala bronchitis yang paling umum adalah batuk.
 
Saat Anda menghirup udara untuk bernafas, rambut halus di depan lubang hidung menyaring debu, serbuk, dan partikel kecil lainnya. Bagian kecil yang berhasil masuk akan menempel di membran lendir, yang memiliki struktur kecil seperti rambut yang disebut cilia pada bagian permukaannya. Tapi kadang kuman bisa masuk melewati cilia dan sistem pertahanan lain di saluran pernafasan sehingga bisa menyebabkan penyakit ini muncul.
 
Bronchitis bisa menjadi akut dan kronis. Kondisi medis yang akut dapat mengakibatkan gejala sangat serius, tapi ini hanya berlangsung dalam waktu singkat (tidak lebih dari beberapa minggu). Bronchitis akut paling sering disebabkan oleh salah satu jenis virus yang dapat mengakibatkan infeksi saluran pernafasan dan menyerang saluran bronchial. Infeksi oleh bakteri tertentu juga bisa menyebabkan bronchitis akut.
 
Bronchitis kronis, sebaliknya, bisa bersifat ringan atau parah serta berlangsung lebih lama, dari beberapa bulan hingga bertahun-tahun. Pada bronchitis kronis, pipa pernafasan terus mengalami peradangan (merah dan bengkak), terluka, dan menghasilkan banyak lendir terus-menerus. Penyebab paling umum dari bronchitis kronis adalah merokok.
 
Orang yang mengalami bronchitis kronis lebih beresiko terkena infeksi bakteri di jalan udara dan paru-paru, seperti pneumonia. Sebagian orang yang terkena bronchitis kronis, jalan udaranya menjadi terinfeksi bakteri secara permanen. Pneumonia lebih umum terjadi pada para perokok dan orang yang terpapar asap rokok.
 
Anak Anda awalnya mengalami gejala pilek, seperti sakit tenggorokan, kelelahan, hidung meler, dan demam ringan. Bronchitis akut sering kali diawali dengan batuk kering yang dipicu oleh peradangan pada lapisan pipa bronchial. Gejala lainnya meliputi:
 

  • Batuk disertai lendir pekat berwarna putih, kuning, atau hijau

  • Merasa tidak enak badan

  • Kedinginan

  • Sakit kepala

  • Demam (biasanya ringan)

  • Sakit atau terasa sesak di bagian  dada

  • Nafas berbunyi menciut-ciut

  • Nafas menjadi pendek

 
Bronchitis kronis paling umum terjadi pada perokok, meski orang yang berulang kali mengalami bronchitis akut kadang bisa berkembang menjadi bronchitis kronis. Selain kedinginan dan demam, penderita bronchitis kronis mengalami batuk kronis dan sebagian besar gejala pada bronchitis akut, seperti nafas pendek dan sesak di dada, dari beberapa hari hingga bulan, bahkan tahunan.
 
Penderita bronchitis kronis sering butuh waktu lebih lama untuk sembuh dari pilek dan penyakit pernafasan umum lainnya. Nafas yang berbunyi, nafas pendek, dan batuk bisa menjadi bagian dari keseharian mereka. Bernafas akan menjadi semakin sulit.
 
Pada penderita asma, periode bronchitis bisa datang dengan tiba-tiba dengan rasa sesak di dada, nafas pendek, nafas berbunyi, serta kesulitan menghela nafas. Dalam episode bronchitis asma, jalan udara bisa menjadi sangat sempit dan tertutup sehingga bernafas menjadi sangat sulit.
 
Bronchitis akut biasanya disebabkan oleh virus, dan bisa terjadi diikuti dengan pilek atau infeksi pernafasan lain. Kuman seperti virus bisa menyebar dari orang ke orang melalui batuk. Juga bisa tersebar saat Anda menyentuh mulut, hidung, atau mata setelah melakukan kontak dengan cairan pernafasan dari orang yang telah terinfeksi. Merokok, meski dalam waktu singkat, dan berada di sekitar asap rokok, asap kimia, dan polutan udara dalam jangka waktu yang lama bisa menyebabkan seseorang beresiko mengalami bronchitis kronis.
 
Karena kondisi ini hampir selalu disebabkan oleh virus, tak banyak yang bisa dilakukan dokter pada anak Anda, tapi Anda tetap perlu menghubunginya untuk memastikan kondisi si kecil. Pastikan ia mengetahui kalau batuk si kecil bertambah parah setelah beberapa hari, bila ia mengalami demam lebih dari beberapa hari, atau saat demam suhu tubuhnya mencapai 103 derajat Fahrenheit. Juga beritahukan bila anak Anda mengeluarkan bunyi menciut-ciut saat bernafas selain batuk, atau ia mengeluarkan darah saat terbatuk.
 
Sebagai tambahan pemeriksaan fisisk, dokter akan bertanya tentang gejala yang si kecil alami, kondisi kesehatannya sebelumnya, kesehatan keluarga, dan pengobatan yang sedang ia jalani, alergi yang ia miliki, dan masalah lain seperti apakah Anda seorang perokok. Ini disebut riwayat medis. Dokter bisa melakukan penyinaran sinar X pada bagian dada untuk memastikan adanya kondisi seperti pneumonia, dan kadang dokter melakukan  tes nafas yang disebut spirometry untuk mengatahui adanya asma.
 
Karena bronchitis akut sering disebabkan oleh virus, dokter bisa meresepkan antibiotik (antibiotik hanya bekerja membasmi bakteri, bukan virus). Dokter akan menyarankan untuk minum banyak cairan, banyak istirahat, dan mengkonsumsi obat batuk untuk meredakan gejala hingga sembuh.
 
Pada beberapa kasus, dokter bisa memberikan resep bronchodilator atau obat jenis lain untuk mengobati asma. Obat ini sering diberikan melalu inhaler atau nebulizer yang membuat rileks dan membuka saluran nafas serta membersihkan lendir sehingga lebih mudah untuk bernafas.
 
Jika Anda mengalami bronchitis kronis, yang harus dilakukan adalah mengurangi paparan pada semua yang menyebabkan iritasi pada saluran nafas. Untuk orang yang merokok, ini artinya harus berhenti merokok. Jika Anda terkena bronchitis dan tidak merokok, coba hindari paparan asap rokok. Asap rokok adalah penyebab 80 persen dari semua kasus bronchitis kronis. Orang yang merokok juga mengalami waktu lebih lama untuk sembuh dari bronchitis akut dan infeksi pernafasan lainnya.
 
Merokok dapat menyebabkan kerusakan pada paru-paru dengan banyak cara. Misalnya, bisa menyebabkan lumpuh sementara pada cilia dan seiring waktu dapat membunuh sel cilia pada lapisan jalan udara secara keseluruhan.  Perlahan, lapisan jalan udara berhenti membersihkan kotoran akibat asap rokok, penyebab iritasi, dan lendir berlebih dari paru-paru secara bersamaan. Ketika ini terjadi, paru-paru perokok menjadi semakin beresiko tinggi terkena infeksi.
 
Seiring waktu, unsur berbahaya pada asap rokok secara permanen dapat merusak jalan udara, meningkatkan resiko kanker, dan penyakit paru serius lain. Merokok juga menyebabkan kelenjar penghasil lendir membesar dan menghasilkan lebih banyak lendir. Bersama dengan partikel racun dan bahan kimia dalam rokok, menyebabkan perokok mengalami batuk kronis.

Hal terbaik untuk mencegah terkena bronchitis adalah dengan sering mencuci tangan untuk mencegah penyebaran kuman yang menyebabkan kondisi ini terutama selama musim batuk dan pilek. Bila Anda tidak merokok, jangan pernah mulai merokok, dan jika Anda merokok, coba berhenti atau menguranginya.

Hindari berada di sekitar perokok karena asap yang dikeluarkan dari mulut perokok bisa membuat Anda semakin beresiko terkena infeksi virus dan meningkatkan penyumbatan di jalan udara Anda. Pastikan juga untuk mendapat banyak istirahat dan makan dengan baik agar tubuh dapat melawan penyakit yang datang.

(Ismawati)

Follow Ibupedia Instagram