Cara Memilih Vaksin Booster Sesuai Rekomendasi BPOM
Memilih vaksin booster atau dosis ketiga tidak bisa dilakukan sembarangan.
Seperti dikutip dari Kompas, masyarakat Indonesia hanya bisa memilih vaksin booster satu dari lima jenis yang disediakan. Antara lain, vaksin booster Sinovac atau CoronaVac, vaksin booster Astrazeneca, Moderna, Pfizer, dan Zifivax.
Program pemberian vaksin dosis ketiga atau vaksin booster ini secara resmi dilaksanakan pemerintah Indonesia sejak 12 Januari 2022.
Nah, sebelum kamu memilih vaksin booster sebaiknya lebih dulu memahami hal-hal berikut ini agar tidak keliru.
1. Perhatikan kategori vaksin
Hal pertama yang harus dilakukan dalam memilih vaksin booster adalah dengan memperhatikan pengkategorian jenis vaksin itu sendiri. Perlu diketahui, di Indonesia terdapat dua jenis kategori vaksin booster, yaitu:
1. Vaksin homolog
Persis seperti namanya, kategori vaksin homolog berlaku untuk jenis vaksin yang sama. Seseorang yang memilih vaksin booster homolog akan mendapat suntikan dosis ketiga yang sama seperti saat dosis pertama dan kedua.
Artinya, jika saat vaksin 1 dan 2 kamu mendapat jenis vaksin Sinovac, maka jenis vaksin booster Sinovac juga yang akan diberikan untukmu. Sebagai catatan tambahan, dari lima jenis vaksin yang tersedia di Indonesia, yang tergolong kategori vaksin homolog adalah vaksin booster Sinovac, Moderna, dan Pzifer.
2. Vaksin heterolog
Sementara itu, yang dimaksud dengan kategori vaksin heterolog adalah pemberian jenis vaksin booster yang berbeda dari jenis vaksin 1 dan 2. Jadi, untuk kamu yang mendapat vaksin kesatu dan kedua jenis Sinovac, pada vaksin ketiga kamu bisa saja memperoleh jenis vaksin Moderna.
Namun demikian, hanya orang-orang berusia di atas 18 tahun yang bisa memilih vaksin booster heterolog.
Mekanisme pemberian vaksin booster menurut acuan BPOM
Memilih vaksin booster juga harus mengikuti panduan mekanisme yang sudah disampaikan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Dilansir dari situs resmi BPOM, berikut panduan dalam memilih vaksin booster yang direkomendasikan:
Vaksin booster Sinovac
Untuk kamu yang memilih vaksin booster Sinovac, mekanismenya adalah sebagai berikut:
- Hanya diberikan untuk penerima vaksin usia di atas 18 tahun.
- Jarak pemberian vaksin booster Sinovac adalah minimal 6 bulan setelah vaksin dosis satu dan dua.
- Vaksin booster Sinovac diberikan sebanyak 1 dosis.
- Peningkatan nilai titer antibodi netralisasi sebesar 21-35 kali.
Vaksin booster Astrazeneca
Selanjutnya, bagi yang memilih vaksin booster Astrazeneca berikut panduan mekanismenya:
- Hanya diberikan untuk penerima vaksin usia di atas 18 tahun.
- Jarak pemberian vaksin booster Astrazeneca adalah 6 bulan setelah vaksin lengkap, dosis satu dan dua.
- Vaksin booster Astrazeneca diberikan sebanyak 1 dosis.
- Peningkatan nilai titer antibodi IgG sebesar 3746 dari yang sebelumnya hanya 1792.
Vaksin booster Pzifer
BPOM merekomendasikan pemberian vaksin booster Pzifer dengan mekanisme:
- Hanya diberikan untuk penerima vaksin usia di atas 18 tahun.
- Jarak pemberian vaksin booster Pzifer adalah minimal 6 bulan setelah vaksinasi dosis lengkap.
- Vaksin booster Pzifer diberikan sebanyak 1 dosis.
- Peningkatan nilai titer antibodi netralisasi sebesar 3,29 kali.
Vaksin booster Moderna
Sebagian besar tenaga kesehatan di Indonesia memilih vaksin booster Moderna. Tentu saja, pemberiannya dilakukan berdasarkan rekomendasi BPOM dengan mekanisme sebagai berikut:
- Hanya diberikan untuk penerima vaksin usia di atas 18 tahun.
- Jarak pemberian vaksin booster Moderna adalah minimal 6 bulan setelah vaksin dosis satu dan dua.
- Vaksin booster Sinovac diberikan sebanyak 0,5 dosis.
- Peningkatan nilai respon imun antibodi netralisasi adalah sebesar 12,99 kali.
Vaksin booster Zivifax
Pada dasarnya, vaksin booster Zivifax belum banyak diketahui masyarakat Indonesia. Zivifax tergolong kategori vaksin booster heterologous. Artinya, bisa diberikan untuk orang dengan jenis vaksin 1 dan 2 berbeda. Mekanisme vaksin booster Zivifax, yaitu:
- Hanya diberikan untuk penerima vaksin usia di atas 18 tahun.
- Jarak pemberian vaksin booster Zivifax adalah minimal 6 bulan setelah vaksin lengkap jenis Sinovac atau Sinopharm.
- Vaksin booster Zivifax diberikan sebanyak 1 dosis.
- Peningkatan nilai titer antibodi netralisasi lebih dari 30 kali.
Memilih vaksin booster yang tepat
Berdasarkan rekomendasi BPOM tersebut, tentunya kamu bisa lebih terbantu dalam memilih vaksin booster yang tepat. Hal ini penting diperhatikan demi meminimalisir risiko efek samping yang tidak diinginkan.
Oleh karena itu, bagi penerima jenis vaksin Sinovac pada dosis kesatu dan kedua, maka bisa memilih vaksin booster Sinovac atau Zivifax.
Sementara itu, bagi penerima jenis vaksin Astrazeneca dosis lengkap, bisa memilih vaksin booster Astrazeneca atau Moderna. Bagaimana dengan penerima vaksin Pfizer dosis lengkap? Tenang saja, kamu bisa memilih vaksin booster Pfizer atau Moderna.
Perlu diingat, jika kamu menerima jenis vaksin Moderna pada dosis 1 dan 2, maka vaksin booster yang bisa dipilih adalah jenis Moderna juga.
Sedangkan vaksin booster Zifivax bisa diberikan sebagai kombinasi bagi penerima jenis vaksin Sinovac dan Sinopharm dosis satu dan dua.
Apakah vaksin booster ini berbayar?
Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, menyampaikan bahwa vaksinasi dosis ketiga atau booster ini tidak akan dikenakan biaya sepeser pun alias gratis.
Nantinya jadwal pemberian vaksin booster akan diinformasikan langsung melalui akun Peduli Lindungi.
Untuk saat ini, sasaran prioritas pemberian vaksin booster adalah tenaga medis dan masyarakat lanjut usia yang dinilai lebih rentan terhadap paparan virus Covid-19.
Inilah cara mengecek tiket vaksin booster di aplikasi maupun website Peduli Lindungi:
- Buka aplikasi Peduli Lindungi atau kunjungi situs resminya di pedulilindungi.id
- Masukkan nama lengkap dan Nomor Induk Kependudukan (NIK).
- Pilih menu "Riwayat dan Tiket Vaksin", di sana akan tertulis jadwal pemberian vaksin booster dan lokasi fasilitas kesehatan yang menyediakan.
Editor: Dwi Ratih