Ibupedia

Ampuh! Inilah 10 Cara Mengatasi Bayi Rewel Setelah Imunisasi

Ampuh! Inilah 10 Cara Mengatasi Bayi Rewel Setelah Imunisasi
Ampuh! Inilah 10 Cara Mengatasi Bayi Rewel Setelah Imunisasi

Cara mengatasi bayi rewel setelah imunisasi biasanya bisa dilakukan tak hanya dengan memberikan obat tertentu. Sebelum menbahas lebih lanjut, mari kita bahas banyak hal menarik tentang imunisasi. Jadwal imunisasi untuk anak dari usia 0-18 tahun telah di update oleh IDAI pada tahun 2020

Jadwal Imunisasi Rekomendasi IDAI 2020


Berikut ini adalah sejumlah vaksin yang harus diberikan sesuai umurnya, dikutip melalui laman IDAI:

  • Vaksin BCG

    Jadwal imunisasi BCG terbaru adalah segera setelah bayi lahir hingga si kecil berusia 1 bulan. Efek samping dari vaksin ini biasanya adanya bengkak pada lengan si kecil bekas suntikan.

  • Hepatitis B

    Jadwal imunisasi Hepatitis B terbaru adalah dilakukan selama 24 jam setelah anak lahir dengan ketentuan BB anak saat lahir tidak kurang dari 2 kg, bila kurang harus menunggu hingga 1 bulan atau lebih.

  • Polio 

    Imunisasi Polio diberikan segera setelah si kecil lahir, namun untuk Polio IPV diberikan minimal 2x sebeum berumur 1 tahun bersamaan dengan Dtap atau DTwP. Efek samping vaksin polio biasanya berupa warna kemerahan pada bekas suntikan.

  • Vaksin DTP

    Vaksin DTP dapat diberikan saat si kecil menginjak umur 6 minggu atau di atas usia 2,3,4 bulan atau 2,4,6 bulan. Booster pertama diberikan saat usia 18 bulan dan booster kedua pada usia 5-7 tahun. Sementara untuk usia di atas 7 tahun menggunakan vaksin Td atau Tdap dengan booster diberikan saat usia 10-18 tahun. Efek samping vaksin ini biasanya membuat si kecil rewel dan bengkak pada bekas suntikan selama 2 hari.

  • Vaksin HIB

    Vaksin HIB dilakukan saat usia 2,4,6 bulan dengan booster pada usia 18 bulan. Pada pemberian vaksin ini biasanya tidak ada efek samping.

  • PCV

    Vaksin PCV diberikan pada usia 2,4,6 bulan dan booster pada usia 12-15 bulan. Namun bila terlambat memberi vaksin ini pada usia 7-12 bulan, maka PCV dapat diberikan sebanyak 2x dengan jarak 1 bulan dan booster diberikan usia 12 bulan dengan jarak 2 bulan setelah dosis sebelumnya. Jika diberikan 1-2 tahun, PCV dilakukan sebanyak 2x dengan jarak paling dekat 2 bulan. Sementara itu, bila belum dilakukan di usia 2-5 tahun, maka diberikan PCV10 sebanyak 2x dengan jarak paling sedikit 2 bulan, dan PCV13 sebanyak 1x. Efek samping vaksin PCV adalah demam dan kemerahan di area suntikan.

  • Rotavirus

    Jadwal vaksin rotavirus monovalen dilakukan sebanyak 2x dengan dosis pertama mulai usia 6 minggu, dosis kedua dengan jarak paling sedikit 4 minggu, dan wajib selesai sebelum anak berusia 24 minggu. Sementara itu, untuk vaksin rotavirus pentavalen diberikan sebanyak 3x dengan dosis pertama usia 6-12 minggu, dosis kedua dan ketiga dengan jarak masing-masing 4-10 minggu. Vaksin ini harus selesai sebelum usia anak 32 minggu. Efek samping vaksin ini adalah rewel, muntah, dan diare dengan waktu yang singkat.

  • Influenza

    Vaksin influenza diberikan mulai usia 6 bulan dan diulang setiap tahun. Pada usia 6-8 tahun, imunisasi pertama diberikan sebanyak 2 dosis dengan jarak paling sedikit 4 minggu. Sedangkan di atas 9 tahun, imunisasi pertama diberikan sebanyak 1 dosis. Efek samping imunisasi ini adalah demam, nyeri, dan bekas kemerahan pada suntikan.

  • MR/MMR

    Jadwal imuniasai MR dilakukan pada usia 9 bulan dengan beberapa kondisi bila sampai umur 12 bulan belum mendapatkan vaksin MR, dapat diberikan MMR. Kemudian booster diberikan saat umur 18 bulan dan saat umur 5-7 tahun. Efek samping vaksin ini adalah demam, nyeri sendi, dan bengkak pada bekas suntikan.

  • Japanese Ensefalitis (JE)

    Imunisasi ini dapat diberikan bila si kecil tinggal di daerah endemis  atau akan melakukan perjalanan pada derah tersebut dan dilakukan ketika si kecil berusia 9 bulan dengan booster diberikan 1-2 tahun berikutnya. Efek samping vaksin ini adalah berupa demam dan bekas kemerahan pada bekas suntikan.

  • Varisela

    Varisela dapat diberikan mulai usia 12-18 bulan, menginjak usia 1-12 tahun diberikan 2 dosis dengan interval 6 minggu sampai 3 bulan. Pada usia 13 tahun atau lebih dapat diberikan 4-6 minggu. Efek vaksinya berupa demam dan nyeri pada bekas suntikan.

  • Hepatitis A

    Vaksin hepatitis A diberikan mulai usia 1 tahun dengan dosis 2x dan interval 6-12 bulan. Efek samping vaksin ini adalah rasa nyeri, memerah pada bekas suntikan, hingga bengkak.

  • Tifoid

    Vaksin tifoid diberikan saat anak berusia 2 tahun dengan booster diberikan setiap 3 tahun berikutnya. Efek samping vaksin ini adalah bengkak pada bekas suntikan, demam, hingga sakit perut dan mual.

  • HPV

    Imunisasi HPV dilakukan saat usia 9-14 tahun sebanyak 2x dengan jarak 6-15 bulan. Untuk usia 15 tahun atau lebih akan diberikan 3x dengan jadwal 0,1,6 bulan (vaksin bivalen) atau 0,2,6 bulan (vaksin quadrivalen). Tidak ada efek samping apapun setelah dilakukan imunisasi ini.

  • Dengue

    Jadwal imunisasi dengue diberikan pada usia 9-12 tahun bagi mereka yang memiliki riwayat pernah dirawat karena penyakit dengue dan dibuktikan dengan beberapa tes. Vaksin ini akan aman diberikan untuk anak dan dewasa (diatas 9 tahun).

Cara Mengatasi Bayi Rewel Setelah Imunisasi


Menjadi rewel atau memiliki bekas imunisasi yang mengakibatkan nyeri hingga efek samping lain vaksinasi seperti demam, mual, bahkan muntah adalah hal lumrah yang terjadi setelah proses vaksinasi vaksin tertentu. Namun untuk beberapa bayi dan anak-anak, efek setelah vaksin membuat mereka sangat tidak nyaman hingga tidak dapat beristirahat. Hal ini akan berdampak lebih parah pada rasa trauma pada suntikan dan ruangan dokter atau istilahnya bayi akan mengalami fobia medis bila tidak ditangani dengan tepat. Berikut ini ada beberapa cara mengatasi bayi rewel setelah imunisasi, dilansir melalui laman Parents:

1. Memeluk dan Menyusui Si Kecil

Penelitian telah menemukan beberapa strategi efisien sebagai cara mengatasi bayi rewel setelah imunisasi akibat rasa sakit setelah disuntik vaksin. Lakukan vaksinasi dengan cara memangku dan sedikit memeluk si kecil, ini memberikan efek ketenangan lebih baik pada si kecil daripada membaringkannya di meja pemeriksaan yang lebih memicu rasa takut pada si kecil. Selain hal ini, ibu bisa memberikan botol dot untuk si kecil supaya ia bisa menghisapnya untuk mengalihkan rasa sakit, atau bisa bisa juga dengan menyelupkan dot pada larutan air gula lalu biarkan si kecil menghisapnya.

Menurut Anna Taddio, Ph.D, seorang professor farmasi di Universitas Toronto yang meneliti tentang pengurangan rasa nyeri selama vaksinasi mengungkapkan bahwa kenyamanan fisik yang dipadukan dengan rasa manis, dan isapan dapat mengurangi rasa sakit pada anak-anak setelah vaksinasi. Atau biasanya para Ibu langsung menyusui si kecil sesaat setelah vaksin dan meninggalkan ruang tindakan. Ini merupakan cara mengatasi bayi rewel setelah imunisasi yang paling mudah dan tanpa obat-obatan sama sekali, serta cukup manjur membuat bayi Ibu lebih tenang.

2. Meminta Anestesi Topikal

Bila dirasa si kecil sangat sensitif terhadap rasa sakit selama vaksinasi dilakukan, maka cara mengatasi bayi rewel setelah imunisasi lainnya adalah dengan diberikan resep anestesi topikal. Anestesi topikal adalah obat berupa krim yang akan dioleskan pada kulit bekas suntikan bayi Ibu sekitar satu jam setelah vaksinasi. Krim ini juga tidak bisa sembarangan dibeli dan harus melalui konsultasi serta resep resmi dari dokter.

3. Bertindak Tenang Selama Proses Vaksin

Cara mengatasi bayi rewel setelah imunisasi selanjutnya adalah dengan bertindak tenang selama proses vaksinasi dan setelahnya. Bayi bisa saja menangis begitu kencang saat sedang diberikan vaksin atau setelahnya. Roy Benaroch, M.D, seorang asisten profesor klinis pediatri di Universitas Emory Atlanta, mengatakan bahwa bila Ibu cemas maka si kecil dapat merasakannya sehingga mengakibatkan ia rewel. Sebaiknya Ibu lebih tenang, menemani si kecil dengan kasih sayang sembari meminta maaf saat sedang dilakukan vaksin. Ketenangan Ibu adalah cara mengatasi bayi rewel setelah imunisasi yang juga jitu.

4. Coba untuk Memberikan Acetaminophen (Paracetamol)

Bila si kecil tampak tidak dapat dihibur atau ditenangkan setelah vaksin, memberikan acetaminophen atau tylenol bayi bisa juga menjadi cara mengatasi bayi rewel setelah imunisasi. Dr.Benaroch mengatakan bahwa satu penelitian terungkap bahwa tylenol bayi atau acetaminophen tidak disarankan diberikan sebelum vaksin karena dapat melemahkan reaksi kekebalan pada si kecil. 

5. Memijat Bayi Ibu

Dr.Swanson merekomendasikan untuk memberikan pijatan lembut pada bekas suntikan atau area sekitar bekas suntikan si kecil sebagai cara mengatasi bayi rewel setelah imunisasi. Pijatan lembut juga menjadi tanda kasih sayang antara Ibu dan si kecil. Lakukan pijatan lembut dengan baby oil atau semacamnya sekitar 1 jam setelah vaksinasi. 

6. Lakukan Hal Tepat Saat Demam Terjadi

Bila ternyata si kecil demam setelah vaksin dan menjadi rewel, maka cara mengatasi bayi rewel setelah imunisasi dengan kondisi ini adalah dengan mengecek suhu si kecil terlebih dahulu, kemudian berikan cairan yang banyak untuknya (bisa berupa susu atau air putih bila usianya sudah  6 bulan atau sudah mpasi), dan pakaikan si kecil baju yang ringan (hindari memberikan pakaian tebal saat si kecil sedang demam). Dapat juga diberikan paracetamol atau ibuprofen sesuai anjuran dokter.

7. Mengusap Kulit Bekas Suntikan

Cara mengatasi bayi rewel setelah imunisasi lainya adalah dengan mengusap kulit bekas suntikan dengan kain handuk basah atau mengompresnya beberapa saat untuk mengurangi nyeri atau bekas kemerahan setelah disuntik. Pastikan kain handuk yang digunakan bersih supaya terhindar dari infeksi. Namun bila bekas ruam kemerahan tidak kunjung hilang setelah 24 jam, maka Ibu bisa kembali menghubungi dokter.

8. Menghiburnya dengan Nyanyian

Mungkin tampaknya cara mengatasi bayi rewel setelah imunisasi dengan nyanyian bukan menjadi hal paling manjur. Namun menghiburnya setelah beberapa perawatan yang telah dilakukan di atas dapat membuat hatinya merasa lebih baik. Nyanyikan nyanyian yang ceria dan bisa membuatnya tertawa.

9. Membacakan Buku Cerita

Banyak cara dilakukan sebagai cara mengatasi bayi rewel setelah imunisasi, salah satunya membuatnya terhibur dengan buku cerita warna-warni kegemarannya. Ini adalah bentuk pengalihan dari rasa sakit yang sedang ia rasakan. Tenang Bu, rasa sakit akibat imunisasi biasanya tidak berlangsung lebih dari 24 jam.

10. Menggendong dan Menimang Bayi

Jangan takut pada istilah bau tangan, karena faktanya, bayi akan merasa sangat tenang dan nyaman ketika berada di dekapan ibunya. Menggendong dan menimang bayi merupakan salah satu cara mengatasi bayi rewel setelah imunisasi yang lumayan ampuh. Si kecil akan lebih nyaman dan bisa tidur dengan baik saat digendong dan ditimang oleh ibunya.

Penulis: Novia Luciana
Editor: Dwi Ratih

Follow Ibupedia Instagram