Diabetes Kering, Benarkah Bikin Luka Jadi Sulit Sembuh?
Beberapa waktu lalu, Ibumin sempat kaget ketika melihat Chanel Youtube Panji Petualang yang memperlihatkan Panji dengan tampilan berbeda. Kala itu, ia tampak lebih kurus dari sebelumnya.
Ibumin sempat curiga bahwa, kondisinya kala itu akibat dari efek gigitan ular kobra yang sempat ia alami. Namun, Panji meyakini bahwa kondisinya tersebut dikarenakan suatu penyakit yang tengah ia derita, yaitu diabetes kering.
Diabetes kering konon juga sering dikaitkan dengan penyakit diabetes basah. Padahal secara keseluruhan keduanya nggak saling berkaitan, lho!
Bahkan dalam dunia medis, diabetes kering dan basah ini tidak dikenal. Jenis diabetes yang ada hanyalah diabetes tipe 1, diabetes tipe 2 dan diabetes gestasional. Untuk lebih jelasnya mengenai penyakit ini, yuk kita simak ulasan berikut ini.
Apa itu diabetes kering?
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memaparkan bahwa, diabetes merupakan penyakit metabolik kronis yang ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah (atau gula darah), yang seiring waktu menyebabkan kerusakan serius pada jantung, pembuluh darah, mata, ginjal, dan saraf. Terdapat 3 jenis diabetes yang dikenal dalam dunia medis, yaitu diabetes tipe 1, diabetes tipe 2 dan diabetes gestasional.
Jadi, secara keseluruhan memang nggak ada jenis diabetes kering maupun basah ya Bu. Sebutan untuk kedua jenis diabetes ini sebenarnya karena bentuk luka yang berbeda.
Perbedaan diabetes kering dan basah menurut masyarakat dapat disimpulkan bahwa, diabetes kering adalah diabetes yang menimbulkan luka kering yang sulit sembuh. Begitupun dengan diabetes basah, di mana luka yang timbul cenderung basah dan juga sulit sembuh, hingga menyebabkan pasien perlu mengamputasi bagian tubuhnya.
Secara global, jenis diabetes kering dan basah yang kerap ditemukan adalah diabetes tipe 2. Menurut data WHO, diabetes tipe 2 ini membuat tubuh menjadi resisten terhadap insulin atau tidak menghasilkan cukup insulin.
Dalam 3 dekade terakhir prevalensi diabetes tipe 2 telah meningkat secara dramatis di negara-negara berkembang. Tercatat sekitar 422 juta orang di seluruh dunia menderita diabetes, mayoritas tinggal di negara berpenghasilan rendah hingga menengah, dan menghasilkan 1,5 juta kematian per tahun, bahkan terus meningkat.
Penderita diabetes kering, apabila memiliki luka, biasanya juga masih bisa dikontrol kadar gula darahnya. Sehingga, tidak menimbulkan luka yang sampai mengeluarkan nanah.
Apabila luka yang timbul nampak basah dan bernanah, kebanyakan orang menyebutkan bahwa itu termasuk diabetes basah. Lukanya pun sulit sembuh.
Meski demikian, sekali lagi dalam dunia medis jenis-jenis diabetes yang dikenal hanya 3 macam. Tapi yang jelas, diabetes kering dan jenis diabetes lainnya memerlukan penanganan yang cepat untuk mencegah terjadinya komplikasi.
Lalu, mengapa luka diabetes kering sulit sembuh?
Walaupun para medis sudah menjelaskan bahwa tidak ada yang namanya diabetes kering dan basah, namun yang jelas kita tetap perlu tahu mengapa luka pada penderita diabetes kni sulit sembuh ya, Bu. Mengutip dari Medical News Today alasan mengapa luka pada penderita diabetes kering dan jenis lainnya sulit sembuh adalah, karena penyakit ini dapat merusak cara tubuh untuk memproduksi dan merespon insulin.
Di mana insulin berfungsi sebagai hormon, yang dapat mengubah glukosa menjadi energi bagi tubuh. Gangguan pada insulin ini membuat tubuh lebih sulit mengelola kadar glukosa darah.
Ketika glukosa darah tetap tinggi secara permanen, hal ini jelas dapat merusak fungsi sel darah putih. Sel darah putih adalah pusat dari peran sistem kekebalan tubuh.
Ketika sel darah putih tidak dapat berfungsi dengan baik, tubuh kurang mampu melawan bakteri dan menutup luka. Diabetes yang tidak terkontrol juga dapat memengaruhi sirkulasi darah, menyebabkan darah bergerak lebih lambat, yang membuat tubuh lebih sulit untuk mengirimkan nutrisi ke luka.
Akibatnya, luka jadi lebih sulit sembuh. Diabetes kering juga dapat menyebabkan neuropati diabetik, yang dapat memengaruhi penyembuhan luka.
Glukosa darah yang tidak terkontrol dapat merusak saraf, sehingga membuat sensasi kebas atau mati rasa di area tersebut. Sayangnya, penderita diabetes yang mengalami luka pada kaki mereka mungkin bisa saja tidak menyadari luka tersebut.
Jika mereka tidak menyadari adanya luka, mereka mungkin tidak aware untuk melakukan perawatan, sehingga luka yang timbul akan semakin parah. Kombinasi penyembuhan yang lambat dan berkurangnya sensasi di area tersebut secara signifikan dapat meningkatkan risiko infeksi, lho!
Tak jarang, kitapun sering menemui kasus penderita diabetes yang kakinya terpaksa harus diamputasi. Biasanya, faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko ini meliputi:
- Gangguan saat berkeringat
- Kulit kering dan pecah-pecah
- Infeksi kuku kaki
- Kelainan bentuk kaki, seperti kaki Charcot.
Tak hanya itu, diabetes juga dapat memengaruhi penyembuhan luka dan menyebabkan:
- Kurangnya produksi hormon pertumbuhan dan penyembuhan
- Kurangnya produksi dan perbaikan pembuluh darah baru
- Melemahnya sel pelindung kulit
- Berkurangnya produksi kolagen.
Pantangan dan cara menyembuhkan diabetes kering
Menurut penelitian dari Advancing Foot and Ankle Medicine and Surgery (APMA) sekitar 15% orang yang menderita diabetes mengalami ulserasi kaki, atau luka terbuka pada bagian kakinya. Karenanya, sangat penting untuk melakukan pemeriksaan diri secara teratur dan memantau setiap luka dengan cermat.
Menangkap luka lebih awal adalah satu-satunya cara untuk mengurangi risiko komplikasi. Apalagi, diabetes kering dan beragam jenis diabetes lainnya bukanlah sebuah penyakit yang bisa disembuhkan.
Hal yang perlu kita lakukan hanyalah mengontrol kadar gula dalam darah. Selain itu, kita juga wajib memerhatikan berbagai pantangan diabetes kering seperti:
- Tidak mengonsumsi makanan manis atau yang mengandung banyak gula
- Makanan yang kaya lemak trans atau lemak jenuh
- Buah-buahan kering yang sudah diproses dan dihilangkan kadar airnya (hanya sisa kadar gula alami)
- Madu, sirup mapel
- Minuman manis atau bersoda
- Saus tomat kemasan
- Nasi putih, tepung tinggi gluten
- Daging olahan.
Sementara itu, selain mengontrol kadar gula dalam darah harian, penderita diabetes juga wajib merawat dan memerhatikan luka yang timbul, sebagai salah satu cara menyembuhkan diabetes kering. Mengutip dari Healthline berikut adalah beberapa langkahnya:
- Lakukan pemeriksaan diri secara teratur
- Selalu awas terhadap luka yang muncul sejak dini guna menghindari infeksi dan komplikasi
- Pastikan melakukan pemeriksaan diri setiap hari dan mengecek kemungkinan adanya luka baru, terutama di kaki
- Rutin membuang dan membersihkan jaringan kulit yang mati. Nekrosis (sel mati) dan kelebihan jaringan sering terjadi pada luka diabetes. Kondisi ini dapat meningkatkan perkembangan bakteri dan racun yang makin menginfeksi luka
- Pastikan mengganti perban luka setiap hari, serta rutin merawat kebersihan luka. Perban luka, dapat membantu mengurangi bakteri dan menjaga tingkat kelembapan pada luka. Namun, penggunaan perban ini perlu diperhatikan kebersihannya
- Pastikan aliran darah di kaki tetap lancar, terutama bila ada luka
- Wajib menggunakan alas kaki saat berada di luar ruangan, serta menjaga kebersihan kaki.