Dosis Pemberian Ibuprofen Yang Tepat Untuk Anak
Ibuprofen digunakan untuk menghilangkan rasa sakit dan mengurangi demam serta peradangan. Jangan berikan ibuprofen jika anak mengalami alergi terhadap aspirin. Ibuprofen merupakan salah satu obat paling umum diberikan ke anak dan yang paling sulit diberikan dengan benar karena dijual dalam banyak bentuk. Rekomendasi dosis ibuprofen bisa membantu Anda memberi jumlah yang tepat untuk anak, ingat beberapa hal penting berikut ini:
Ikuti instruksi pada label kemasan. Jika memberi obat untuk bayi, ikuti saran dokter tentang jumlah yang diberikan.
Bicara pada dokter sebelum memberi obat untuk meredakan demam pada bayi usia kurang dari 3 bulan. Ini untuk memastikan demam bayi bukan tanda penyakit serius. Pengecualian jika bayi baru saja diimunisasi. Setelah imunisasi, Anda bisa memberi obat untuk mengurangi demam.
Ibuprofen bisa berbentuk cairan, tablet, kaplet, atau tetes konsentrat. Baca dan ikuti semua instruksi pada botol dan kotak kemasan dengan hati-hati sebelum memberikannya ke anak. Ada produk dan kekuatan berbeda untuk bayi dan anak. Dosis yang tepat penting agar obat bekerja dengan baik.
Jangan berikan ibuprofen pada bayi di bawah usia 6 bulan tanpa persetujuan dokter.
Selalu gunakan alat ukur yang ada pada obat, bukan sendok dari dapur.
Jangan memberi ibuprofen pada anak yang sedang minum obat lain kecuali atas permintaan dokter. Obat lain bisa mengandung ibuprofen juga, mengakibatkan dosis berlebihan yang berbahaya.
Jangan keliru antara obat tetes untuk bayi dan obat cair untuk anak. Obat tetes bayi lebih konsentrat. Obat tetes disertai dengan pipet atau alat tetes, obat cair tidak.
Anda bisa ulangi pemberian dosis obat setiap 6 hingga 8 jam. Jangan lebih dari 4 dosis dalam 24 jam.
Dosis yang tepat berdasarkan berat badan, bukan usia. Bila Anda tidak tahu berat badan anak dan ia tidak bisa berdiri sendiri di atas timbangan, timbang berat badan Anda ketika menggendongnya, lalu timbang kembali berat badan Anda tanpa menggendongnya. Kurangi berat pertama dengan berat kedua untuk mengetahui berat badan anak.
Untuk anak dengan berat badan 7-8 kg, dosisnya 50 mg; satu kali alat tetes untuk bayi dan 1/2 sendok teh untuk obat cair anak.
Anak dengan berat badan 9-10 kg, dosisnya 75 mg; 1 1/2 kali alat tetes untuk bayi dan 3/4 sendok teh untuk obat cair anak.
Anak dengan berat badan 11-16 kg, dosisnya 100 mg; dua kali alat tetes untuk bayi dan satu sendok teh untuk obat cair anak.
Anak dengan berat badan 17-21 kg, dosisnya 150 mg; 3 kali alat tetes untuk bayi, 1,5 sendok teh untuk obat cair anak, atau 3 obat kunyah.
Anak dengan berat badan 22-27 kg, dosisnya 200 mg; 4 kali alat tetes untuk bayi, 2 sendok teh untuk obat cair anak, 4 obat kunyah, atau dua kaplet.
Anak dengan berat badan 28-32 kg, dosisnya 250 mg; 2,5 sendok teh untuk obat cair anak, 5 obat kunyah, 2,5 kaplet, atau 1 tablet dewasa.
Anak dengan berat badan 33-43 kg, dosisnya 300 mg; 3 sendok teh obat cair, 6 obat kunyah, 3 kaplet, 1 sampai 1,5 tablet dewasa.
Anak dengan berat lebih dari 44 kg, dosisnya 400 mg; 4 sendok teh obat cair, 8 obat kunyah, 4 kaplet, atau 2 tablet orang dewasa.
Bahan aktif:
Pada ibuprofen bentuk tetes untuk bayi, tiap tetes mengandung 50 mg (1,25 ml).
Untuk obat cair anak, mengandung 100 mg (5 ml) per sendok teh.
Untuk bentuk kaplet kunyah anak mengandung 50 mg pada tiap butirnya.
Untuk tiap tablet orang dewasa mengandung 200 mg.
Bila Anda memberi anak ibuprofen untuk meredakan demam atau rasa sakit, jangan juga beri anak obat flu yang mengandung acetaminophen atau ibuprofen. Anak bisa mendapat terlalu banyak obat.
Periksa tanggal kadaluwarsa untuk memastikan obat masih bisa digunakan. Jika tidak, buang obat dan beli yang baru. Untuk pembuangan obat yang tepat, kosongkan obat dari wadah aslinya dan campurkan dengan sesuatu yang tidak akan dimakan oleh anak kecil maupun binatang seperti ampas kopi atau kotoran kucing. Lalu masukkan ke kantong bersegel di dalam tempat sampah.
Ketika memberikan obat untuk meredakan demam, pertimbangkan suhu tubuh anak. Hubungi dokter atau segera menuju IGD jika bayi berusia 3 bulan atau kurang dengan suhu rektal 38 derajat Celsius atau lebih. Hubungi dokter jika anak berusia antara 3 bulan sampai 3 tahun dan demamnya lebih dari 39 derajat Celsius.
Bila anak memuntahkan dosis ibuprofen tanpa menelannya, biarkan anak tenang dan beri kembali dosis yang sama. Jika ibuprofen tertelan dan lalu dimuntahkan, jangan beri anak dosis lagi selama setidaknya 6 jam kecuali dosis dalam bentuk tablet dan Anda melihat anak memuntahkan tablet utuh.
Ibuprofen juga memiliki efek samping seperti gangguan perut, mual, muntah, sakit kepala, diare, konstipasi, pusing atau mengantuk. Bila salah satu efek samping muncul atau bertambah parah, beritahukan dokter.
Meski banyak orang yang menggunakan obat ini tidak mengalami efek samping yang serius. Segera beritahu dokter bila terjadi efek samping serius seperti pendarahan, masalah pendengaran, perubahan mood, kaki dan tangan bengkak, leher kaku, perubahan jumlah urin, atau lelah yang tidak biasa.
Bunda, bila Anda mengobati anak dengan acetaminophen lalu kehabisan, tak apa menggantinya dengan ibuprofen atau sebaliknya. Kedua jenis obat ini bisa meredakan sakit dan demam, meski bekerja berbeda pada tubuh. Hal paling penting adalah memberi dosis yang tepat dan mengikuti jadwal yang disarankan.
Ada kemungkinan lain Anda ingin mengganti satu obat dengan yang lain, misalnya Anda memberi ibuprofen dan demam anak masih tinggi atau ia tidak lebih nyaman dibanding sebelum minum obat. Pada kondisi ini, tak apa memberi acetaminophen. Karena Anda tidak bisa memberi kembali ibuprofen untuk 6 hingga 8 jam setelah dosis pertama, akan membantu untuk mencoba obat baru. Jika acetaminophen berhasil, anak tidak perlu obat apapun pada 6 hingga 8 jam selanjutnya.
Meski begitu, bukan hal yang baik bergonta-ganti obat antara ibuprofen dan acetaminophen, karena dosis yang berganti bisa sulit diterima oleh ginjal. Jadi tetap gunakan obat yang berhasil untuk anak. Memberi anak dosis yang dianjurkan membantu memastikan kalau penghilang rasa sakit yang Anda pilih efektif. Lebih baik memberi anak dosis penuh daripada memberi kurang dari yang disarankan dan lalu terpaksa beralih ke penghilang rasa sakit lain ketika dosis yang lebih sedikit tidak berfungsi.
(Ismawati)