Gerakan Berulang, Gejala Sindrom Tourette Yang Dialami Lewis Capaldi
Baru-baru ini, seorang penyanyi sekaligus penulis lagu yang sedang naik daun bernama Lewis Capaldi, tengah menjadi sorotan. Dalam konser yang digelar di Jerman pada pertengahan Februari lalu, ia kedapatan mengalami kekambuhan pada sindrom tourette yang diidapnya.
Bahkan, sindrom tourrete ini nggak hanya terjadi pada Lewis seorang. Sejumlah penyanyi dan selebritis papan atas dunia juga diketahui menderita sindrom tourette. Sebut saja seperti David Beckham dan Billie Eilish.
Diketahui, sindrom tourette adalah sebuah penyakit saraf yang dapat membuat penderitanya mengalami gerakan dan ucapan berulang atau dikenal dengan tics. Mereka yang mengalami sindrom tourette ini, nggak pernah menyadari adanya gerakan berulang tersebut sehingga nggak akan bisa mengendalikan gerakannya.
Meski identik diderita oleh para orang dewasa, nyatanya sindrom tourette tidak menutup kemungkinan juga bisa terjadi pada anak-anak. Untuk itu, ketahui penyakit ini lebih dalam, yuk!
Sindrom tourette berdasarkan penjelasan medis
Melansir Mayo Clinic berdasarkan penjelasan medis, sindrom tourette adalah gangguan pada saraf yang dapat membuat penderitanya melakukan gerakan atau ucapan berulang di luar kendali. Sindrom tourette bisa muncul sejak usia kanak-kanak (2 tahun) hingga usia remaja (15 tahun).
Nah, berdasarkan penelitian sindrom tourette ini tiga kali lebih besar terjadi pada pria dibandingkan wanita. Tics adalah salah satu gerakan berulang yang jadi gejala sindrom tourette yang paling khas.
Tics sendiri, terdiri dari dua jenis, yakni tics singkat dan tics yang lebih kompleks. Bedanya, tics singkat, umumnya terjadi secara tiba-tiba. Sementara, tics kompleks merupakan gerakan terkoordinasi yang melibatkan beberapa kelompok otot.
Nggak hanya itu, tics pada sindrom tourette, juga bisa melibatkan gerakan (motor tics) dan juga suara (vocal tics). Sebelum dua gerakan ini terjadi, biasanya para penderita sindrom tourette dapat mengalami gejala awal kekambuhan seperti gatal, kesemutan, atau otot yang tegang.
Namun, gejala ini akan hilang saat tics sudah muncul. Dikutip dari Tourette Association of America baik motor tics maupun vocal tics akan menghasilkan gerakan yang berbeda, seperti:
Motor tics singkat
- Mengedipkan mata
- Menganggukkan atau menggelengkan kepala
- Tiba-tiba terlihat mengangkat bahu, gerakan ini terjadi berulang-ulang
- Menggerak-gerakkan mulut.
Motor tics kompleks
- Meniru gerakan orang (mirip seperti latah)
- Memutar badan
- Melangkah dengan gerakan berulang
- Mencium dan menyentuh suatu benda
- Melompat-lompat.
Vocal tics singkat
- Batuk
- Berdahak
- Meniru suara binatang.
Vocal tics kompleks
- Mengulang perkataan sendiri, terutama saat dikagetkan (sedikit banyak mirip dengan latah)
- Mengulang perkataan orang lain
- Mengucapkan kata-kata vulgar dan kasar secara berulang tanpa ia sadari.
Kapan tics biasa muncul?
Jika dikutip dari Centers for Disease Control and Prevention yang menjadi gejala sindrom tourette ini, akan muncul saat si penderitanya mengalami kepanikan atau stres berlebih. Tics ini akan hilang, ketika seseorang bisa kembali fokus dan tenang dengan aktivitas yang sedang ia lakukan.
Namun, saat tics pada sindrom tourette hilang-timbul. Maka, para ahli mengatakan bahwa kondisi ini digolongkan menjadi kondisi kronis.
Selain itu, penyebab sindrom tourette yang dicurigai salah satunya adalah akibat faktor genetik atau keturunan. Tapi, nggak menutup kemungkinan sindrom tourette juga disebabkan oleh faktor lingkungan, gaya hidup yang nggak sehat saat hamil, serta faktor emosional seseorang yang nggak stabil.
Cara menyembuhkan sindrom tourette
Para ahli menyimpulkan bahwa, hingga saat ini, belum ditemukan obat khusus yang bisa mengatasi sindrom tourette. Biasanya, ketika gejalanya dirasa nggak menganggu aktivitas, hal ini dianggap tidak memerlukan pengobatan khusus.
Gejala yang muncul seperti beragam jenis tics tersebut, umumnya akan hilang dan berkurang seiring bertambahnya usia mereka. Terutama jika sindrom tourette terjadi saat anak masih kecil.
Namun, bukan berarti penderita sindrom tourette ini nggak perlu minum obat ya Bu. Dikutip dari Cleveland Clinic beberapa obat yang biasa digunakan untuk meredakan gejala sindrom tourette adalah jenis obat neuroleptik.
Neuroleptik adalah obat yang berfungsi membatasi aktivitas dopamin di otak. Dopamin adalah bahan kimia yang dapat meningkatkan tics. Terkadang, sindrom tourette juga seringkali dikaitkan dengan masalah kesehatan lain seperti:
- Gangguan kecemasan
- Attention deficit hyperactivity disorder (ADHD)
- Gangguan spektrum autisme (ASD)
- Depresi
- Kesulitan berkonsentrasi
- Gangguan obsesif-kompulsif (OCD)
- Gangguan pemberontak oposisi (ODD).
Sindrom Tourette, memang membuat si penderita tidak sadar mengalami gerakan berulang atau suara berulang. Namun, meski sampai saat ini belum ada obat yang tepat untuk mengatasinya, bukan berarti sindrom Tourette tidak dapat dikelola dengan baik ya, Bu.
Gejala sindrom Tourette yang terlihat sejak dini bisa membantu mengatasi derajat keparahan yang muncul. Jika sindrom Tourette sedang kambuh, upayakan selalu dampingi mereka ya Bu. Usahakan untuk tetap menenangkan mereka agar bisa tetap fokus dengan semua hal yang sedang ia kerjakan saat itu.