Ibupedia

Harus Panik Atau Tidak? Sperma Berdarah Bikin Worry!

Harus Panik Atau Tidak? Sperma Berdarah Bikin Worry!
Harus Panik Atau Tidak? Sperma Berdarah Bikin Worry!

Apa yang ada di pikiran Ayah ketika melihat sperma berdarah? Bisa jadi panik duluan, ya. Tapi tenang dulu, karena sperma berdarah sebenarnya bukan pertanda penyakit berbahaya jika Ayah termasuk dalam golongan laki-laki berusia kurang dari 40 tahun.

Namun, dilansir dari dari WebMD, laki-laki berusia lebih dari 40 tahun yang mengalami sperma berdarah berulang kali, disertai dengan darah pada urine atau saat ejakulasi, serta risiko mengidap kanker, maka diperlukan pemeriksaan lebih lanjut.

Sperma berdarah, kok bisa?


Kondisi sperma berdarah disebut juga hematospermia. Sebenarnya, cairan yang keluar saat ejakulasi ini tidak hanya sperma. Dilansir dari Mayo Clinic, komposisi air mani ini adalah sperma dan cairan yang diproduksi kelenjar prostat.

Cairan ini bergabung bersama sperma melewati serangkaian tabung di dalam organ reproduksi dan juga uretra untuk akhirnya bisa keluar. Selama perjalanan inilah banyak kemungkinan bisa terjadi sehingga menyebabkan sperma berdarah.

Entah itu pecahnya pembuluh darah di sepanjang jalur sperma atau urin, atau karena sisa darah dari tindakan operasi prostat (bila sebelumnya pernah menjalani). Warna darah yang terkandung juga beragam. Bisa merah, pink atau merah kecoklatan.

Penyebab sperma berdarah

Penyebab sperma berdarah apakah bahaya? Tidak semua penyebabnya bahaya, kok. Meski sebagian besar kasusnya tidak memerlukan penangann medis lebih lanjut, ketahui penyebab sperma berdarah untuk tahu apa yang harus dilakukan berikutnya.

1. Infeksi atau peradangan


Infeksi bisa menjadi penyebab sperma berdarah. Infeksi ini bisa terjadi di mana saja sepanjang jalur produksi hingga keluarnya cairan ejakulasi. Infeksi ini bisa terjadi pada:

  • Kelenjar prostat, tempat produksi cairan putih
  • Uretra, tabung atau pipa yang membawa urin atau cairan putih ke penis
  • Epididymis dan vas deferens, tabung pematangan sperma
  • Vesikula seminalis, penghasil lebih banyak cairan putih.

Saat terjadi infeksi pada bagian-bagian ini, kemungkinan ada darah yang terkandung, karena pecahnya pembuluh darah. Hingga sperma pun berwarna seperti darah. Infeksi lain yang mungkin saja terjadi adalah infeksi menular seksual seperti gonorea atau klamidia. Bisa juga karena faktor penularan bakteri lainnya.

2. Sumbatan

Saluran-saluran yang telah disebutkan sebelumnya merupakan saluran dengan ukuran yang sangat kecil. Sehingga ada kemungkinan mengalami sumbatan. Nah, sumbatan inilah yang kemudian membuat pembuluh darah pecah dan membawa darah dalam cairan ejakulasi. Biasanya kondisi ini diawali dari pembengkakan kelenjar prostat sehingga menekan uretra, kemudian membuat pembuluh darah pecah.

3. Masalah pembuluh darah

Penyebab awal dari poin 1 dan 2 adalah pecahnya pembuluh darah. Masalah pembuluh darah lainnya pun bisa menjadi pemicu sperma berdarah. Ini karena semua saluran reproduksi tersebut mengandung pembuluh darah di setiap sisinya. Sehingga masalah apapun yang mengenai pembuluh darah ini akan menyebabkan sperma berdarah.

4. Trauma paska tindakan medis


Segala jenis tindakan medis yang menyebabkan terjadinya pendarahan di area sekitar atau yang berhubungan dengan jalur keluarnya sperma membuat kemungkinan sperma berdarah lebih besar.

Tindakan biopsi pada kelenjar prostat, penanganan saluran urin (misal seperti batu ginjal yang sudah masuk ke uretra), terapi radiasi, tindakan vasektomi, dan injeksi hemoroid dapat menyisakan darah pada saluran ini.

Kecelakaan yang mengenai organ reproduksi seperti pelvis retak, testis yang terluka, serta aktivitas seksual dan masturbasi yang terlalu keras juga bisa menyebabkan terjadinya pendarahan dan ikut membuat sperma berdarah.

5. Tumor

Penyebab yang satu ini terbilang cukup jarang terjadi. Dari 900 kasus, hanya sekitar 3.5% yang disebabkan karena tumor atau kanker.

Tumor atau kanker ini menyerang prostat, testis, kandung kemih, atau uretra. Bila ini terjadi pada laki-laki di atas 40 tahun, risiko kematiannya menjadi lebih besar.

6. Penyakit berisiko tinggi


Adanya sperma berdarah juga bisa disebabkan karena penyakit-penyakit berisiko tinggi seperti HIV, penyakit liver, darah tinggi, atau leukemia. Jika seseorang menderita penyakit-penyakit ini, ada kemungkinan tidak hanya urinnya yang berdarah, tapi bisa juga sperma berdarah.

Cara mengobati sperma berdarah


Bila bukan disebabkan karena hal tumor atau penyakit berisiko tinggi, sperma berdarah bisa sembuh. Penanganan seperti istirahat cukup akan membantu menghentikan pendarahan.

Kadangkala pasien juga diminta untuk melakukan tes kondom, untuk mengetahui apakah darah memang berasal dari cairan ejakulasi atau justru dari vagina pasangan. Situasi ini biasanya terjadi jika saat berhubungan seksual tidak disadari pihak perempuan sedang menstruasi.

Namun bila disebabkan oleh infeksi dan peradangan, biasanya dokter akan memberikan antibiotik dan anti radang sebagai pengobatan. Untuk penyakit kelamin, dokter akan merekomendasikan tes infeksi kelamin untuk mencari kemungkinan komplikasi lainnya.

Untuk kasus-kasus tertentu, yang berkaitan dengan saluran kencing, dokter akan merujuk pengobatan pada spesialis urologi guna mendapat penanganan lebih lanjut. Sedangkan untuk kemungkinan terjadinya kanker, dokter akan menyarankan tes biopsy untuk menguatkan diagnosa. 

Terlepas dari semua kemungkinan ini, laki-laki muda biasanya mengalami sperma berdarah 1-2 kali dalam hidupnya. Penanganannya tidak membutuhkan tindakan medis kompleks dan akan segera normal kembali.

Editor: Aprilia

Follow Ibupedia Instagram