Hati-Hati! 6 Kebiasaan Penyebab Keputihan Ini Masih Sering Dilakukan
Merawat organ intim jadi hal yang wajib dilakukan oleh tiap wanita. Salah satunya untuk menjaga organ intim tidak mudah mengalami keputihan.
Selain mengganggu kenyamanan, keputihan juga bisa jadi salah satu tanda bahwa organ intim sedang tidak baik-baik saja. Apalagi, jika kita sering melakukan beragam kebiasaan penyebab keputihan yang ternyata bisa makin memperparah kondisi tersebut.
Sayangnya, kebiasaan penyebab keputihan ini rata-rata jarang kita sadari, lho Bu! Kelihatannya biasa, padahal kebiasaan ini malah memperparah keputihan dan bila berlanjut berisiko menyebabkan infeksi.
Wah, jangan sampai hal ini terjadi pada organ intim kita. Untuk itu, kita wajib mengetahui apa saja kebiasaan penyebab keputihan yang mungkin kita lakukan seperti dalam ulasan berikut ini.
Kebiasaan penyebab keputihan
1. Terlalu sering cuci pakai sabun
Pada dasarnya, vagina memiliki cairan alami yang diproduksi oleh kelenjar di rahim dan vagina. Cairan ini berfungsi untuk menghilangkan sel mati dari dalam organ reproduksi.
Cairan-cairan ini, akan berubah warna sesuai dengan keadaan rahim dan vagina. Seperti apakah sedang dalam masa subur, menjelang menstruasi atau sedang menstruasi.
Situasi di area vagina adalah asam, dan memiliki mikrobiota khusus yang hidup untuk menjaga keseimbangan pH di area tersebut. Mencuci vagina dengan sabun, akan membuat kondisi vagina menjadi basa, sehingga lebih kering dari biasanya.
Sebuah ulasan literatur tahun 2021 di New Zealand College of Midwives Journal berjudul The microbiota of vulva and vagina: Ways of washing to optimise the protective function of the vulva-vaginal microbiota during pregnancy, mengungkapkan bahwa mencuci dengan sabun mengubah pH vulva dan vagina serta mengubah jenis mikrobiota yang hidup di dalamnya.
Keadaan ini juga mempermudah mikrobiota penyebab bakterial vaginosis dan keputihan untuk tumbuh. Nggak heran kalau kebiasaan ini justru makin bikin keputihan.
2. Pakai celana terlalu ketat
Celana yang terlalu ketat punya dampak yang tidak sedikit, lho Bu! Mulai dari iritasi kulit, asam lambung naik, aliran darah tidak lancar hingga sirkulasi di area genital kurang baik.
Karena sering dalam keadaan tertutup rapat, lembab saat berkeringat, ditambah dengan ketat, ini justru kondisi yang baik bagi jamur dan bakteri penyebab keputihan untuk berkembang. Bukannya mereda, keputihan bisa lebih banyak jumlahnya.
Apalagi jika ditambah dengan kebiasaan tidak bersih saat buang air kecil dan besar. Hindari kebiasaan penyebab keputihan ini, ya Bu.
3. Terlalu sering pakai pantyliner
Apakah Ibu termasuk salah satu yang melakukan kebiasaan penyebab keputihan ini? Melansir dari The Gynae Centre menyebutkan, pantyliner dibuat menggunakan material sintetik yang menghambar aliran udara, sehingga menjadi ladang subur bagi jamur untuk berkembang.
Pantyliner juga menyebabkan iritasi dan membuat imunitas tubuh jadi berkurang, sehingga menyebabkan infeksi lanjutan. Jamur yang berkembang inilah, yang kemudian memicu keputihan lebih banyak dan jika diteruskan dapat menyebabkan infeksi di area genital.
4. Bilas dari belakang ke depan
Kebiasaan penyebab keputihan satu ini, paling umum terjadi. Karena kebanyakan perempuan membilas vagina setelah buang air dari belakang ke depan.
Sayangnya, ini memungkinkan perpindahan bakteri dari anus menuju ke vagina. Kalau ada perpindahan bakteri, berikutnya terbitlah keputihan dan infeksi lain yang mengikuti.
Membilas vagina usai buang air yang benar dilakukan dari depan ke belakang. Ini untuk mencegah bakteri berpindah dan bersarang di vulva atau vagina.
5. Coba mitos asal-asalan
Makin gampang dapat informasi, makin rentan juga informasi yang beredar diolah dan dibumbui. Malah jadi nggak valid dan asal-asalan aja.
Salah satunya adalah, mitos membersihkan vagina pakai cuka. Katanya, cuka mampu menghindarkan vagina dari infeksi bakteri vagina.
Juga bisa untuk mencegah penyakit menular seksual, dan membersihkan vagina dari darah menstruasi. Padahal, ini justru jadi kebiasaan penyebab keputihan, lho!
Melansir dari Tiny Health, cuci vagina dengan cuka justru membunuh bakteri baik di vagina dan mengundang bakteri jahat tumbuh subur. Perubahan jenis bakteri ini kemudian yang memicu keputihan dan infeksi lainnya terjadi.
6. Keseringan menggaruk
Gatal sedikit di area vagina, langsung garuk? Makin sering garuk, makin banyak permukaan vulva atau vagina yang lecet, kemerahan dan berisiko ada luka terbuka.
Kalau sudah begini, infeksi malah makin besar kemungkinannya. Wah, hanya karena keputihan, jadi merambat ke infeksi juga deh!
Kebiasaan-kebiasaan penyebab keputihan ini sebaiknya Ibu hindari, karena justru menambah risiko keputihan. Nah, waspadai juga tanda keputihan berlebih disertai gatal dan berbau tidak sedap.
Cek warna keputihanmu dulu!
Medical News Today memberikan panduan warna keputihan pada wanita, agar bisa mengantisipasi bila terjadi infeksi.
- Putih: Normal, namun bila kental dan berlebihan maka ada risiko infeksi jamur
- Bening: Normal selama baunya tidak menyengat. Bisa juga jadi tanda ovulasi
- Merah/Cokelat: Normal saat mendekati menstruasi. Namun bisa juga masalah kesehatan
- Hijau/Kuning: Apabila kental & berbau tidak sedap, maka ada risiko infeksi, misalnya karena transmisi seks
- Abu-abu: Bila gatal & berbau, bisa jadi tanda bacterial vaginosis
- Pink: Normal jika mendekati menstruasi, tapi juga tanda pendarahan hamil.
Ibu juga sangat disarankan untuk segera ke dokter kalau keputihan makin terlihat tidak wajar. Terutama kalau sangat banyak, ada gumpalan, terasa tidak nyaman, berbau menyengat dan berlangsung lama.Hentikan juga kebiasaan-kebiasaan penyebab keputihan, agar gangguan yang terjadi tidak semakin parah.
Editor: Editor