Hati-Hati! Ini 6 Gejala Prediabetes yang Kerap Diabaikan
Prediabetes dapat dialami oleh banyak orang tanpa mereka harus merasakan gejala prediabetes terlebih dahulu. Seringnya, prediabetes ini diabaikan oleh beberapa orang karena mereka masih merasa badan mereka tampak sehat dan bugar.
Yang kebanyakan orang tau adalah ketika seseorang sudah terkena diabetes tipe 2. Sementara apa itu prediabetes seringnya masih dianggap enteng dan dibiarkan untuk terus berkembang di dalam tubuh seseorang.
Apakah prediabetes bisa sembuh dan tidak berkembang menjadi diabetes tipe 2? Sebelum mengulas lebih lanjut, kenali dulu apa itu prediabetes yang kerap kali menjadi ancaman umum setiap manusia.
Mengenal Prediabetes Lebih Lanjut
Semua orang sudah sangat mengenali dan waspada terhadap diabetes tipe 2, namun bukan berarti mereka paham apa itu prediabetes.
Melansir dari laman Mayo Clinic, prediabetes adalah sebuah kondisi di mana kadar gula dalam darah lebih tinggi daripada kondisi normal namun masih dalam kategori belum cukup tinggi untuk dinyatakan sebagai diabetes tipe 2.
Selain itu, mengutip dari laman CDC, prediabetes adalah penyakit yang sudah menyerang sekitar 96 juta orang dewasa dan sekitar 80% nya tidak tahu bahwa di dalam tubuhnya sedang berkembang kondisi prediabetes.
Sayangnya tak hanya di Amerika saja, melansir dari laman Kompas, di Indonesia sendiri penderita diabetes telah naik sebanyak 6,2% selama masa pandemi ini atau sekitar 10,8 juta jiwa (data yang ada merupakan data tahun 2020).
Data International Diabetes Federation (IDF) membuktikan bahwa Indonesia menempati urutan ke-7 dari 10 negara dengan jumlah penderita diabetes tertinggi dan ini membuat Indonesia memiliki status waspada terhadap penyakit diabetes, terutama diabetes tipe 2 dan prediabetes adalah hal yang masih sangat awam untuk disadari sejak dini.
Penyebab Prediabetes dan Diabetes Tipe 2
Penyebab munculnya gejala prediabetes pada tubuh manusia belum diketahui secara pasti, namun pada beberapa orang hal ini diakibatkan karena gaya hidup tidak seimbang dan juga faktor keturunan.
Bila seseorang memiliki prediabetes baik itu orang dewasa atau anak-anak kemungkinan berubah menjadi diabetes tipe 2 akan lebih cepat bila gaya hidup tidak segera di ubah, atau bila ini merupakan faktor keturunan, sebaiknya segera berkonsultasi kepada dokter.
Apakah prediabetes bisa sembuh? Prediabetes masih akan terus berkembang menjadi diabetes tipe 2 bila gaya hidup dan pola makan tidak diubah, terutama bila prediabetes ini dikarenakan ada faktor genetik yang mendasarinya.
Meskipun masih ada resiko tinggi prediabetes akan berubah menjadi diabetes tipe 2, namun perubahan ini masih dapat dicegah. Kadar gula dalam darah masih bisa turun menjadi normal bila Ibu mulai memperhatikan asupan makanan yang masuk ke dalam tubuh.
Misalnya mengurangi makanan atau minuman dengan kandungan gula tinggi, mengganti gula pasir putih dengan gula jenis stevia atau gula khusus diabetes, hingga mulai membiasakan rasa es teh manis menjadi es teh tawar yang lebih sehat tanpa tambahan gula sama sekali.
Pada masa munculnya gejala prediabetes ini, tanda prediabetes telah normal dapat dilihat dari angka kadar gula dalam darah yang mulai turun dan melewati garis batas waspada.
Gejala Prediabetes
Gejala prediabetes kerap kali dianggap hal yang umum atau wajar karena biasanya kondisi badan tidak benar-benar drop.
Namun ada beberapa gejala prediabetes yang sebaiknya kita ketahui supaya lebih waspada dan dapat langsung menerapkan gaya hidup sehat, ini biasanya akan menentukan apakah prediabetes bisa sembuh atau justru terus berkembang menjadi diabetes tipe 2, berikut beberapa gejalanya:
1. Waspada Warna Kulit Menggelap
Oh tentu saja ini tidak ada kaitannya dengan kulit yang terlalu sering terpapar sinar matahari karena tidak pernah menggunakan tabir surya ya Bu. Salah satu gejala prediabetes adalah pada beberapa bagian kulit tubuh akan lebih hitam seperti bagian leher, ketiak, siku, lutut, hingga buku-buku jari. Tanda prediabetes telah normal diikuti dengan kondisi bagian tubuh yang menghitam akan memudar kembali ke warna aslinya.
2. Sering Merasa Kehausan yang Berlebih
Selanjutnya, gejala prediabetes adalah rasa haus yang sering kali berlebihan. Namun sebelum memastikan Ibu memiliki gejala prediabetes, ketahui dulu apakah cuaca memang sedang sangat panas sehingga Ibu merasa sangat haus, Ibu sedang banyak melakukan aktifitas fisik yang menguras energi sehingga sering haus, Ibu sangat suka dengan air putih sehingga sering minum, atau Ibu memang sedang kurang minum.
Selain itu, pahami dulu apa itu prediabetes sebelum menjatuhkan diagnosa mandiri pada tubuh Ibu ya.
3. Sering Buang Air Kecil
Gejala prediabetes yang sering kali disalah artikan salah satunya adalah sering buang air kecil. Namun perlu diketahui penyebabnya, apa itu prediabetes ataukah memang karena hal lain seperti kondisi Ibu yang sedang hamil (Ibu hamil akan lebih sering buang air kecil karena kantung kemih akan tertekan dengan Rahim yang mulai membesar), sedang menderita ISK sehingga terasa ingin selalu buang air kecil, atau memang saat itu sedang banyak minum air putih saja.
4. Rasa Lapar Menjadi Berlebihan
Orang yang memiliki gejala prediabetes biasanya juga lebih sering merasa lapar padahal ia sudah mengkonsumsi makanan porsi penuh sebelumnya. Rasa lapar ini akan berbeda seperti yang dirasakan saat hamil atau sedang dalam fase pramenstruasi. Penderita diabetes akan lebih sering merasa lapar karena hormon insulin yang ada pada tubuh tidak tersedia dengan cukup. Hormon insulin ini berguna sebagai penanggung jawab glukosa atau gula darah untuk masuk ke dalam sel lalu kemudian digunakan sebagai energi. Tanda prediabetes telah normal salah satunya adalah rasa lapar yang terkontrol dengan baik.
5. Terlalu Sering Merasa Lelah
Sama halnya ketika sering kali merasa lapar, gejala prediabetes yang umum terjadi adalah penderita akan sering merasa lelah karena hormon insulin ini tidak bekerja secara maksimal sehingga energi yang dikeluarkan oleh tubuh juga berkurang.
Selain kelelahan, kondisi prediabetes adalah salah satu yang kerap kali membuat penderitanya merasa lemas. Cek kembali penyebab rasa lelah dan lemas sebelum mendeteksi dini prediabetes.
Bila gaya hidup sudah lebih baik dan olahraga teratur sudah sering dilakukan sehingga rasa kelelahan yang berlebihan sudah tidak lagi terasa, maka ini merupakan tanda prediabetes telah normal. Untuk lebih memastikan hal ini, Ibu bisa melakukan pengecekan gula darah di lab atau rumah sakit resmi secara rutin.
6. Penglihatan Mulai Kabur
Berbeda dengan orang yang memang memiliki kondisi mata minus sehingga membuat penglihatannya kabur. Gejala prediabetes ini akan terus berkembang bila pola hidup dan pola makan tidak segera diperbaiki.
Mata yang mulai rabun atau tidak mampu melihat secara jelas pada penderita diabetes sering disebut dengan retinopati. Ini merupakan sebuah kondisi dimana pembuluh darah menjadi rusak akibat adanya penyempitan saluran darah yang mengalir ke mata atau bisa juga karena nutrisi yang mengalir ke mata tidak cukup.
Selain menyebabkan rabun mata, kondisi ini dapat juga menyebabkan kebutaan.
Faktor Risiko Prediabetes
Beberapa dari kita kemungkinan masih khawatir apakah prediabetes bisa sembuh atau justru akan terlanjur berkembang. Pahami terlebih dahulu bahwa sebenarnya memang ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan kemungkinan tersebut seperti:
1. Faktor Kelebihan Berat Badan
Saat ini sudah banyak digadang-gadang mengenai kampanye hidup sehat dengan menurunkan berat badan menjadi lebih ideal. Para selebriti tanah air juga tak luput untuk mengikuti momen ini karena tak hanya akan menunjang penampilan mereka saja, namun demi mewujudkan kesehatan yang lebih bugar dan prima.
Tanda prediabetes telah normal dapat terlihat dari kadar gula dalam darah yang menunjukkan angka yang pas, namun perlu diketahui juga bahwa faktor risiko adanya prediabetes juga dikarenakan berat badan yang melampaui batas normal.
Semakin banyak lemak yang menumpuk terutama dibagian perut, maka semakin resisten sel-sel tubuh Ibu terhadap insulin.
2. Waspadai Ukuran Pinggang
Faktanya, apa itu prediabetes dapat diketahui melalui ukuran pinggang karena dapat mengindikasikan adanya resisten insulin pada tubuh kita. Risiko resistensi insulin akan naik pada laki-laki bila ukuran pinggang lebih besar dari 40 inci (101,6 cm).
Sedangkan untuk perempuan, risiko resistensi insulin juga akan naik ketika ukuran pinggang lebih besar dari 35 inci (88,9 cm). Salah satu tanda prediabetes normal adalah ukuran pinggang yang tidak lebih besar dari yang telah disebutkan sebelumnya.
3. Faktor Risiko Melalui Makanan
Diet yang tepat dapat menurunkan risiko gejala prediabetes seperti diet tinggi buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan, biji-bijian, hingga penggunaan minyak zaitun yang lebih sehat. Sering mengkonsumsi daging merah, daging olahan, minuman manis, hingga minuman kemasan dapat meningkatkan faktor risiko munculnya gejala prediabetes.
4. Tidak Suka Bergerak Aktif
Kabar buruk nih bagi sobat rebahan yang seringnya berlindung dibalik kenyamanan kasur karena lebih memilih rebahan saja ketimbang aktif bergerak justru akan membuat faktor risiko gejala prediabetes akan muncul lebih cepat.
Aktifitas fisik yang kita lakukan tak hanya bagus untuk pergerakan tubuh saja namun juga dapat membantu mengontrol berat badan seseorang sehingga tanda prediabetes telah normal akan segera terwujud.
5. Faktor Usia dan Sejarah keluarga
Sebenarnya, prediabetes dan diabetes tipe 2 ini dapat berkembang di segala jenis umur dan tidak melihat tua atau muda. Namun risiko prediabetes akan semakin meningkat setelah seseorang menginjak usia 45 tahun.
Tentu saja tidak semua orang akan merasakannya, bagi mereka yang mampu menjaga pola makan dan olahraga rutin, kemungkinan besar prediabetes ini dapat dihindari. Faktor risiko gejala prediabetes ini juga akan tinggi bagi mereka yang memiliki sejarah keluarga dengan kondisi yang sama.
6. Diabetes Gestasional
Faktanya, jika Ibu menderita diabetes gestasional ketika sedang hamil, maka Ibu dan buah hati tercinta nantinya memiliki risiko prediabetes. Orang yang saat hamil memiliki diabetes jenis ini akan disarankan untuk selalu periksa rutin ke dokter, bahkan dokter akan melakukan pemeriksaan lebih rinci lagi setiap tiga tahun sekali.
7. Sindrom Ovarium Polikistik
Perempuan dengan kondisi Sindrom ovarium polikistik yang cukup umum ini ditandai dengan periode menstruasi yang tidak teratur, pertumbuhan rambut berlebih, hingga kelebihan berat badan akan meningkatkan risiko prediabetes.
Bila Ibu atau anak perempuan Ibu terlihat memiliki kondisi ini, segera berkunjung ke dokter kandungan supaya mendapatkan penanganan yang lebih tepat.
8. Kondisi Lain yang Mungkin Menyertai
Beberapa kondisi lain juga turut menyumbang faktor risiko prediabetes paling umum seperti orang yang suka merokok, orang dengan kondisi apnea tidur obstruktif, memiliki tekanan darah tinggi, rendahnya kadar kolesterol baik dalam darah (HDL), atau justru tingkat trigliserida yang tinggi.
Bahkan yang terburuk adalah seseorang bisa saja memiliki faktor risiko meningkatnya prediabetes menjadi diabetes tipe 2 ke level lebih tinggi bila memiliki kombinasi faktor risiko yang disebutkan di atas.
Lalu apakah prediabetes bisa sembuh bila memiliki komplikasi ini? Semua kemungkinan dapat terwujud, ikuti saran dokter dan ubahlah gaya hidup mulai dari sekarang!
Editor: Dwi Ratih