HMPV Anak Meningkat Di China, Gejalanya Mirip Flu Biasa
Di awal tahun 2025 ini, dunia kembali dihebohkan dengan isu kesehatan baru yang menyerang anak-anak yaitu virus HMPV. Konon kabarnya, virus ini berpotensi menjadi cikal bakal pandemi global selanjutnya, lho!
Wah, sepertinya kali ini Parents masih perlu memperketat kesehatan si kecil. Terutama saat di sekolah atau di luar rumah. Virus HMPV sendiri sebenarnya pertama kali ditemukan di China pada akhir tahun 2024 lalu.
Menyebabkan lonjakan signifikan kasus HMPV anak, terutama bagi anak yang berusia 14 tahun ke bawah. Nggak cuma di China, di negara tetangga seperti Malaysia juga dilaporkan terdapat kasus HMPV anak sebanyak 327 kasus di tahun 2024.
Yang membuat makin kaget adalah, kasus di Malaysia ini meningkat drastis sebanyak 45%, dari 225 kasus pada tahun 2023. Lalu bagaimana dengan kasus HMPV anak di Indonesia? Seperti apakah bahaya dari virus ini?
Waspada virus HMPV, salah satu penyakit pernapasan
Mengutip dari Kementerian Kesehatan RI HMPV atau virus Human Metapneumovirus merupakan salah satu jenis virus pernapasan akut yang punya karakteristik mirip seperti flu biasa. Cara penularannya pun sejatinya mirip dengan flu, yaitu melalui percikan air liur atau droplet dari seseorang yang sudah terinfeksi.
Sebenarnya virus HMPV ini sudah ada sejak tahun 2001. Pertama kali ditemukan melalui sampel nasofaring anak-anak. Nggak cuma itu, banyak studi serologis menyebutkan bahwa sejatinya virus pernapasan HMPV anak ini telah menginfeksi tubuh manusia selama lebih dari 60 tahun lamanya.
Jadi, bisa dikatakan virus HMPV anak ini bukanlah sebuah virus baru yang layaknya Covid-19. Meski bukanlah virus mematikan, namun pada kelompok yang rentan seperti anak-anak dan lansia, virus ini bisa menyebabkan bronkitis atau pneumonia, terutama apabila penyakit pernapasan ini nggak ditangani dengan baik.
Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin mengatakan, virus HMPV anak ini sudah lama eksis di Indonesia bahkan dunia. Mengenai isu yang beredar tentang meningkatnya kasus HMPV anak di China, Menkes melalui Badan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sendiri menegaskan bahwa isu tersebut kurang tepat.
Di Tiongkok sendiri memang sedang terjadi lonjakan kasus flu biasa, yang selalu meningkat ketika musim dingin di negara tersebut. Berdasarkan data yang dilihat oleh Menkes, kebanyakan virus flu yang beredar tidak ada yang mengindikasikan ke arah virus HMPV, namun hanya mengindikasikan ke arah virus H1N1 atau virus flu biasa.
Sehingga, Menkes mengimbau kepada seluruh masyarakat Indonesia, terutama para orang tua yang masih memiliki anak di bawah 14 tahun, agar tidak panik berlebihan. Sebab, sejauh ini kemunculan penyakit pernapasan HMPV anak masih bisa dikontrol dan disembuhkan, yang terpenting saat ini orang tua diimbau agar tetap tenang dan waspada.
Mirip flu biasa, kenali gejala HMPV pada anak
Badan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, gejala HMPV nggak berbeda jauh dengan gejala virus flu biasa. Biasanya seseorang yang terinfeksi virus HMPV akan mengalami gejala seperti:
- Batuk
- Demam
- Sakit tenggorokan
- Hidung berair atau tersumbat
- Nyeri sendi seluruh tubuh
- Sakit kepala
Pada kondisi akut, virus pernapasan HMPV anak ini dapat menyebabkan gejala lanjutan dan berkembang jadi penyakit yang lebih serius. Terutama apabila penyakit ini nggak segera ditangani dengan baik.
Dampak jangka panjang infeksi HMPV anak, bisa menyebabkan infeksi paru-paru (pneumonia) atau radang saluran udara ke paru-paru (bronkiolitis, bronkitis). Gejala penyakit yang lebih parah juga meliputi mengi, kesulitan bernapas, nyeri dada, pusing, kelelahan parah, dehidrasi, atau demam terus-menerus yang tidak kunjung membaik.
Sembuh dengan sendirinya, ini cara mengatasi HMPV anak
Melansir dari Cleveland Clinic saat ini para peneliti memperkirakan bahwa sekitar 10% hingga 12% penyakit pernapasan pada anak-anak disebabkan oleh HMPV. Sebagian besar kasus bersifat ringan, tetapi sekitar 5% hingga 16% anak-anak bisa saja mengalami dampak jangka panjang infeksi HMPV yang lebih parah.
Sampai sekarang, para ahli masih belum bisa menemukan obat yang spesifik untuk mengatasi virus ini. Namun, para ahli memastikan bahwa anak-anak yang terinfeksi virus HMPV dengan gejala ringan, dapat melakukan perawatan di rumah tanpa perlu mendapatkan perawatan khusus di rumah sakit.
Akan tetapi, pada gejala lanjutan, cara mengatasi HMPV anak tentu memerlukan penanganan khusus. Apalagi jika sudah muncul gejala lain yang merujuk pada pneumonia atau bronkitis. Terapi yang dilakukan di rumah sakit biasanya meliputi:
- Terapi oksigen. Diperlukan jika si kecil mengalami kesulitan bernapas/sesak napas/muncul mengi
- Cairan infus. Injeksi infus diperlukan untuk mencegah dehidrasi pada pasien yang punya gejala sesak napas
- Pemberian obat kortikosteroid. Obat ini dapat mengurangi peradangan dan dapat meredakan gejala pernapasan berat yang muncul.
Perlu diingat, pasien HMPV anak pada dasarnya nggak memerlukan terapi antibiotik. Sebab antibiotik hanyalah obat yang berfungsi mengobati bakteri.
Karena HMPV adalah virus, antibiotik tidak akan menghilangkan gejalanya. Terkadang orang yang terkena pneumonia akibat HMPV juga terkena infeksi bakteri pada saat yang sama (infeksi sekunder). Jika dokter meresepkan antibiotik, tujuan pemberiannya adalah untuk mengobati infeksi sekunder tersebut saja.
Infeksi HMPV anak ini sejatinya merupakan penyakit flu biasa yang bisa sembuh dengan sendirinya, seiring dengan meningkatnya imunitas manusia. Jadi, usahakan agar ketika si kecil mulai timbul-timbul gejala seperti yang Ibumin sebutkan di atas, Parents nggak perlu panik.
Pastikan si kecil makan makanan bergizi, istirahat cukup dan mengurangi aktivitas berat. Supaya imun tubuhnya meningkat dan kuat melawan infeksi virus HMPV yang ada dalam tubuhnya.