Infeksi Saluran Pernapasan Karena RSV, Konon Mirip Covid-19
Salah satu penyebab infeksi saluran pernapasan pada anak dan dewasa akhir-akhir ini adalah RSV. Gangguan pernapasan ini merebak dan lebih lama menjangkit penderitanya usai badai Covid-19 di 2020 awal 2022.
Tanpa Covid-19, RSV seringkali menginfeksi semua usia. Dengan adanya Covid-19 bahkan infeksi saluran pernapasan karena RSV sulit dibedakan dari Covid-19 itu sendiri.
Apa sebenarnya RSV ini?
Mengenal RSV
RSV atau Respiratory Syncytial Virus adalah virus penyebab infeksi saluran pernapasan atas. Virus ini menyerang area saluran pernapasan atas seperti rongga hidung, sinus dan tenggorakan. Virus ini bisa menyerang siapa saja, baik anak-anak maupun orang dewasa.
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), lazimnya orang dewasa membutuhkan 1-2 minggu untuk sembuh dari infeksi saluran pernapasan. Tapi bagi bayi dan lansia bisa saja lebih lama, dan lebih sering terjadi. Nggak heran, karena RSV pada anak sering terjadi, anak-anak bisa sakit batuk pilek berkali-kali dalam setahun.
Melansir dari Healthline, RSV pada bayi merupakan infeksi saluran pernapasan paling parah. Ini karena saluran pernapasan bayi belum sepenuhnya sempurna, sehingga mereka kesulitan mengeluarkan dahak dan sulit bernapas karena kecilnya saluran tersebut.
Kalau infeksi saluran pernapasan ini menimbulkan gejala batuk dan pilek pada orang dewasa, pada bayi infeksi ini dapat berpindah menjadi infeksi saluran pernapasan bawah seperti bronkiolitis juga pneumonia.
Penularan virus ini adalah melalu percikan liur atau lendir dari mulut dan hidung penderitanya. Bahkan seseorang bisa tertular setelah menyentuh benda yang terdapat virus di dalam atau permukannya.
Gejala RSV pada bayi
Biasanya, gejala infeksi saluran pernapasan muncul 4-6 hari setelah terpapar. Tapi pada bayi bisa lebih cepat atau justru lebih lambat. Bila pada anak yang lebih besar gejalanya berupa batuk, pilek atau hidung tersumbat, infeksi saluran pernapasan pada bayi memiliki gejala yang lebih kompleks. Mengingat ada kemungkinan mengarah ke bronkiolitis atau pneumonia.
- Batuk
- Demam
- Rewel
- Tampak lesu
- Hidung berair/meler
- Bersin-bersin
- Mengi/keluar suara nyaring saat bernapas
- Tidak mau makan dan lebih sering minum
- Bernapas dengan cepat
- Bernapas sangat dalam hingga area perut yang berada di bawah rusuk seolah menjorok ke dalam
- Keluar suara seperti mendengkur saat bernapas
- Saat lebih parah, kulit terlihat kebiruan karena oksigen kurang.
Gejala-gejala inilah yang ditemukan pada bayi dengan infeksi saluran pernapasan. Nah, gejala umum saat terjangkit RSV mirip dengan gejala Covid-19, bahkan pada bayi disertai mual, muntah dan diare.
Siapakah yang berisiko tinggi saat terjangkit infeksi saluran pernapasan?
Dilansir dari Healthy Children, bayi-bayi dalam golongan ini berisiko tinggi mengalami infeksi saluran pernapasan:
- Bayi berusia <12 minggu saat dimulainya musim penyakit dengan RSV
- Bayi prematur, utamanya yang lahir <29 minggu kehamilan atau bayi dengan berat badan lahir rendah
- Bayi prematur dengan masalah paru-paru akut
- Bayi dengan kelainan jantung
- Bayi dengan sistem imun rendah akibat penyakit lain atau pengobatan yang sedang berjalan
- Bayi dengan riwayat eksim atau alergi, bayi yang ibunya merokok saat hamil dan bayi yang merupakan perokok pasif.
Bayi-bayi ini memiliki risiko paling tinggi untuk terkena infeksi saluran pernapasan lanjutan akibat RSV. Kondisi tubuh mereka sendiri belum sepenuhnya sempurna, sehingga mengakibatkan mereka mudah terjangkit virus dan sakit.
Waspadai tanda berikut saat bayi mengalami infeksi saluran pernapasan
Jika kondisi bayi semakin tidak baik dan menunjukkan tanda-tanda ini, segera bawa ke dokter atau rumah sakit untuk penanganan lebih lanjut:
- Bayi menunjukkan tanda dehidrasi (tidak buang air kecil minimal 6 kali sehari atau urin lebih gelap, berbau tajam, berwarna pekat dan atau berkurang volumenya, serta tidak ada air mata saat menangis)
- Kesulitan bernapas, tampak sesak, dan tulang rusuk menonjol saat bernapas
- Ujung kuku dan bibir membiru, tanda kekurangan oksigen
- Demam di atas 38°C untuk bayi <3 bulan dan 39°C untuk anak usia berapapun
- Lendir yang sangat banyak sekali hingga menyumbat saluran napas.
Tanda-tanda ini sangat berbahaya bagi bayi dan sebaiknya jangan lagi menunda untuk membawanya ke fasilitas kesehatan.
Bukan menyembuhkan, tapi hal-hal ini bisa bikin nyaman
Meski tidak ada hal pasti yang bisa dilakukan sendiri di rumah untuk menyembuhkan infeksi saluran pernapasan, ada hal-hal yang bisa Ibu lakukan untuk membuat bayi dan anak merasa nyaman saat sedang mengalami infeksi saluran pernapasan:
- Menyedot lendir di hidung dengan pipet khusus
- Cuci hidung dengan langkah-langkah yang benar dan dilakukan perlahan
- Penguapan, baik dengan metode baskom air hangat atau dilarutkan pada humidifier
- Jaga asupan nutrisi seperti makan lebih sering walau sedikit, dan perbanyak cairan
- Teteskan essential oil di sarung bantal atau baju anak agar anak tidak kesulitan bernapas
- Balur salep atau balsam khusus anak untuk melegakan hidung dan tenggorokan.
Infeksi saluran pernapasan karena virus akan membaik dalam 1-2 minggu. Bersabarlah dalam melewati masa-masa ini, dan segera bawa ke fasilitas kesehatan jika tampak tidak ada perubahan atau tanda dehidrasi sudah muncul.
Editor: Aprilia