Ibupedia

Ini 9 Cara Menghilangkan Keloid yang Ibu Harus Ketahui!

Ini 9 Cara Menghilangkan Keloid yang Ibu Harus Ketahui!
Ini 9 Cara Menghilangkan Keloid yang Ibu Harus Ketahui!

Ada banyak cara menghilangkan keloid karena terkadang kemunculannya dapat mengganggu penampilan apalagi jika berada di bagian kulit yang sering terbuka. Keloid adalah bekas luka yang muncul pada kulit setelah bagian tersebut terluka. Jika tidak berhati-hati, keloid dapat berukuran lebih besar daripada luka awal. Tidak semua orang memiliki bakat kemunculan keloid, tapi statistik mencatat keloid lebih sering muncul pada manusia yang memiliki kulit berwarna gelap.

Keloid memungkinkan muncul di berbagai bagian tubuh, namun biasanya paling sering terbentuk di bagian dada, bahu, pipi, dan daun telinga. Orang yang berusia 10-30 tahun lebih berisiko muncul keloid di tubuhnya. Selain itu, keloid diduga juga diturunkan secara genetis dalam keluarga.

Biasanya jaringan parut atau fibrosis akan terbentuk di atas kulit terluka saat kamu mengalami cedera. Jaringan ini berfungsi melindungi dan memperbaiki jaringan kulit yang terluka. Namun, pada kasus keloid, jaringan tersebut malah terus tumbuh hingga menebal. Keloid dapat muncul dari segala macam bekas luka, termasuk dari luka bakar, luka iris, luka bekas cacar, bahkan bekas jerawat. Tidak hanya itu, luka bekas tindik dan operasi juga bisa muncul keloid. Pada beberapa orang, bekas suntik vaksinasi juga dapat menyebabkan kemunculan keloid.

Ciri-ciri keloid

Seperti yang dilansir dari Family Doctor, ini karakteristik keloid:

1. Muncul perlahan-lahan

Keloid bisa perlahan muncul dalam jangka waktu 3 bulan sampai setahun sejak pertama kali Ibu melihat tanda-tanda kemunculannya. Kemudian, dibutuhkan waktu mingguan hingga bulanan untuk tumbuh terus. Kadang-kadang malah keloid tersebut tetap tumbuh dalam jangka waktu tahunan.

2. Bekas luka mulai berwarna pink, merah, dan ungu

Pada awalnya, keloid muncul dalam keadaan datar. Kemudian, warna permukaan keloid tersebut semakin gelap seiring dengan berjalannya waktu. Hampir semua keloid memiliki warna yang lebih gelap dari warna kulit pemiliknya dengan garis pinggir keloid yang lebih gelap ketimbang warna tengahnya.

3. Permukaan yang berbeda dari bagian kulit di sekitarnya

Beberapa keloid terasa lunak dan pucat. Beberapa yang lainnya terasa keras dan elastis.

4. Terasa sakit, gatal, atau nyeri

Saat keloid tumbuh, beberapa terasa sakit, lunak, ataupun nyeri. Tanda-tanda tersebut akan hilang seiring berhentinya keloid yang tumbuh.

Cara menghilangkan keloid

Pada intinya, cara menghilangkan keloid adalah dengan melewati proses memipihkan, melembutkan, dan mengecilkan ukuran keloid. Kerap kali sulit menghilangkan keloid. Keloid bahkan dapat muncul kembali setelah pengobatan dilakukan. Banyak dokter yang melakukan pengobatan dengan mengkombinasikan berbagai metode. Ada 9 Metode cara menghilangkan keloid sebagai berikut:

1. Suntikan kortikosteroid

Metode Suntikan kortikosteroid dipertimbangkan sebagai cara menghilangkan keloid yang tergolong aman meski cukup menyakitkan. Suntikan yang berisi kortikosteroid diberikan secara rutin di area keloid setidaknya sebulan 1-2 kali hingga bagian keloid mengempis. Sayangnya, metode suntikan kortikosteroid dapat membuat bagian keloid yang mengempis berwarna kemerahan. Bekasnya juga masih terlihat meski telah diminimalisir.

2. Krioterapi

Cara menghilangkan keloid ini dilakukan dengan membekukan keloid menggunakan nitrogen cair. Metode krioterapi ini dapat mengempiskan keloid meski kerap kali meninggalkan bekas luka berwarna gelap pada permukaan kulit.

3. Menggunakan lapisan atau gel silikon

Cara menghilangkan keloid ini dilakukan dengan cara membalutkan lapisan atau gel silikon di bagian kulit tempat tumbuhnya keloid. Teknik ini bisa dilakukan sesaat setelah kulit sembuh dari luka. Hasil tindakan tiap orang dapat bervariasi dan penggunaannya harus dilakukan selama beberapa bulan.

4. Operasi penghilangan keloid

Operasi pemotongan dan pengangkatan keloid yang muncul merupakan salah satu cara menghilangkan keloid. Prosedur operasi berisiko menimbulkan keloid lain yang malah lebih besar dari keloid yang dimaksudkan setelah operasi. Untuk meminimalisir risiko, biasanya dokter akan mengkombinasikan cara operasi dengan tindakan lain seperti terapi radiasi atau penyuntikan kortikosteroid pada bekas luka.

5. Metode pengobatan tekanan

Setelah operasi penghilangan keloid, bagian bekas luka diberi tekanan agar darah yang keluar berkurang. Cara menghilangkan keloid ini cukup membantu agar keloid tidak muncul kembali.

6. Laser pulsed-dye

Teknik laser pulsed-dye dinilai cukup efektif dalam menghilangkan keloid serta tidak terlalu membuat warna kemerahan pada bekas keloid. Cara menghilangkan keloid ini juga dinilai lebih aman dan tidak menyakitkan. Sayangnya, metode laser pulsed-dye tergolong mahal dan butuh beberapa sesi hingga mencapai hasil yang optimal.

7. Suntikan fluorouracil

Suntikan fluorouracil sebenarnya merupakan jenis suntik antikanker. Suntikan ini kerap kali digunakan untuk mengatasi keloid karena memiliki efek samping yang lebih ringan. Suntikan fluorouracil ini dapat dikombinasikan dengan atau tanpa kortikosteroid.

8. Suntikan interferon

Interferon merupakan protein yang secara alami diproduksi oleh sistem kekebalan tubuh untuk melawan bakteri ataupun virus. Suntikan ini terbukti dapat mengempeskan keloid meski masih belum bisa dipastikan apakah hasilnya dapat bertahan lama atau tidak..

9. Terapi radiasi

Cara menghilangkan keloid dengan terapi radiasi hanya dilakukan pada kasus berat. Hal ini disebabkan bahwa orang yang menjalani terapi radiasi untuk menghilangkan keloid berisiko mengalami komplikasi kulit seperti eritema. Bahkan, terapi radiasi dikhawatirkan akan memicu kanker.

Cara menghilangkan keloid yang dipilih tiap orang berbeda-beda karena tiap orang berbeda pula hasilnya. Apa yang menjadi pilihan Ibu?

Penulis: Zeneth Thobarony
Editor: Dwi Ratih

Follow Ibupedia Instagram